14 + 9^0 - log10

173K 28.8K 6K
                                    

.

"Kenan baru jadian ya, makanya traktiran?"

Kai hanya bisa membatin jengkel waktu mamanya dengan santai melemparkan pertanyaan itu pada Kenan. Matanya masih sibuk mengawasi sekeliling, takut tiba-tiba ada anak berseragam Bina Indonesia yang muncul. Benar-benar tidak lucu kalau sampai ketahuan mereka makan bertiga di McD begini.

"Hahaha engga kok, Tan. Jadian sama siapa, calonnya aja nggak ada?"

Kai berhenti mengedarkan pandang dan menatap Kenan sebal. Iya, Ken, iya.. itu cewek satu sekolahan bukan calon, ya?

"Bohong nih, masa ganteng-ganteng gini masih jomblo." Nina tertawa. "Tapi Kai juga masih jomblo sih."

Kai otomatis melirik kesal ke arah mamanya. "Kok jadi Kai?"

Nina mengangkat alis. "Loh emang kamu udah punya pacar?"

Rasanya Kai lebih ingin menggigit mamanya ketimbang spicy chicken di atas meja.

"Belom."

"Kenan mau nggak kalau Tante jodohin?"

Kai langsung tersedak.

"Kenan sih mau-mau aja, Tan."

"Tuh, Kenan aja mau!"

Kai memerah sampai ke ubun-ubun. "Kai mau cuci tangan." Gadis itu buru-buru bangkit dan berjalan cepat ke arah wastafel.

"Yeee, salting!" ledek Nina pada putrinya.

Kenan hanya menanggapi dengan tawa. Laki-laki itu mengalihkan pandang dari Kai yang sudah jauh ke arah wanita paruh baya di depannya. "Kai anak tunggal ya, Tan?" tanyanya penasaran.

"Hm?" Nina menaburkan bubuk lada sembari tersenyum. "Kok tau?"

"Soalnya akrab banget sama Tante Nina." Kenan mengangkat bahunya iseng. "Pasti seru ya, kalo di rumah?"

Nina ketawa. "Yaa gitu deh, biasa anak cewek."

Kenan ikut ketawa. "Kalo anak cowok emang beda, Tan?"

"Ya Kenan sendiri gimana? Deket juga kan sama mamanya?"

Kenan tersenyum kecil. "Lumayan."

"Nah berarti nggak ada bedanya." Nina balas tersenyum, mengamati sosok remaja di depannya. "Tapi kamu kalo dilihat-lihat memang mirip Bu Laras lho, Ken. Sekeluarga cakep semua ya?"

Kenan menggeleng geli. "Ah, Tante bisa aja. Masih cakepan Tante sama Kai kok."

"Gombal yaa kamu?"

Kenan tertawa lagi. Jemarinya mengaduk-aduk Pepsi dengan sedotan. "Kai beruntung banget punya ibu seasik Tante."

"Loh bukannya sebentar lagi kamu juga jadi anak Tante?"

Keduanya terbahak.

"Kai kalo di sekolah gimana, Ken?"

"Mm.." Kenan berpikir sebentar. "Kenan nggak sekelas, Tante. Jarang ketemu."

"Ansos banget ya anaknya?"

"Enak aja!" seloroh Kai yang tiba-tiba muncul dari arah wastafel. Gadis itu menekuk alis dengan sebal. "Belom selesai juga ghibahin Kai?"

"GR amat kamu," cibir Nina. "Mama tuh cuma nanya kamu ansos nggak di sekolah, takutnya jadi bahan bully-an."

"Dikira Kai secupu apa sih Maaa?"

Kenan mendengus geli. "Nggak di-bully kok, Tan. Malah eksis gara-gara jadi ranking 1."

A+Where stories live. Discover now