18 × 2 ÷ 6 × 3

165K 29.5K 3.4K
                                    

.

Kenan tidak pulang malam itu.

Sementara langit beranjak dari jingga pekat menuju ungu, kemudian mengabu-abu dan akhirnya hitam. Samar-samar dia bisa mendengar suara deburan ombak, dan ketika matanya terpejam, dia bahkan bisa membayangkan rasanya menyentuh bulir-bulir air dingin itu.

Kenan membuka mata. Menatap kosong hamparan pasir pantai di bawah sana.

Saat ini motornya terparkir di dataran berbatu yang cukup tinggi, jauh dari pusat kota. Jauh dari Jakarta, dari Bina Indonesia, dari rumah.

Laki-laki itu menyapukan pandang pada lautan luas. Biru gelap yang seolah menyimpan banyak rahasia.

Bagi Kenan, pantai itu sama sekali tidak indah. Setiap pasang, ombak akan datang menerjang bukit-bukit pasir dengan keras, cepat, dan dingin. Kemudian dia akan surut begitu saja.

Kenan punya sejuta pertanyaan untuk ombak yang meskipun ditanyakan tetap tidak akan dapat jawaban. Lagipula dia sudah berhenti mempertanyakan segala sesuatu sejak dulu. Sejak gadis itu pergi.

Pantai itu punya ceritanya sendiri. Cerita yang meski sudah usang tapi tetap akan melukai Kenan berulang kali. Cerita sudah terlalu lama disimpan, tapi masih saja terasa menyakitkan. Cerita yang entah sampai kapan akan selalu membuatnya datang dan terdiam.

Seperti malam ini.

Masih dalam seragam Bina Indonesia, seragam sekolah yang sangat diinginkan gadis itu, Kenan datang lagi, hanya untuk terdiam. Membiarkan udara malam yang jahat dan nyamuk-nyamuk mendekat. Membiarkan kenangan mengambil alih dirinya.

Ingatan Kenan kembali pada dua tahun silam, saat segalanya masih baik-baik saja. Saat dia bukan si peringkat kedua, saat orang-orang tidak meletakkan beban di kedua pundaknya. Saat dia masih memiliki pilihan.

Kenan ingat rasanya berlarian di atas pasir pantai itu, membiarkan percik air membasahi jari-jarinya, tertawa dan melupakan kerasnya dunia. Kenan ingat rasanya bergandengan tangan dengan sahabat-sahabatnya, termasuk dia, dan mulai bertaruh siapa yang bisa mengumpulkan kerang paling banyak. Kenan ingat rasanya duduk di depan api unggun, memainkan gitar, dan bernyanyi bersama. Tapi yang paling dia ingat adalah bagaimana lagu itu berakhir di tengah-tengah dan tidak pernah selesai.

Karena malam itu juga, Kenan kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidupnya.

Dan sejak kepergian gadis itu, segalanya tak lagi sama.

.

bab 18

for another 18 years

.

Jika kau ingin menyembunyikan kesedihanmu, aku akan berada di dasar paling gelap lautan- atau hidup, apa bedanya? -sebagai jutaan hewan kecil yang bernapas dan bernyanyi untukmu dengan cahaya.

Jika kau ingin terbang tanpa angin tapi langit membuatmu takut, aku akan jadi kebebasan dan sayap yang tidak pernah lelah mengepak di punggungnya.

Jangan bertanya mengapa. Setiap orang memiliki satu jawaban yang menolak diberi pertanyaan.

Kelak

kau tahu.

Kai menutup buku puisinya. Berbaring memandangi langit-langit kamar. Melamunkan sesuatu- atau seseorang.

Gadis itu meraih ponselnya di tepi ranjang dan mengecek waktu. Hari ini hari Minggu. Jam 8 malam.

Tapi layar HP Kai masih saja kosong. Seolah notifikasi yang dia tunggu memang tidak akan pernah datang.

A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang