77-Tarik ulur

247 18 11
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian dirumah Lala. Ashila semakin jarang melihat Shaka. Cowok itu benar-benar menjauhi nya. Ashila kadang merasa, kalau Shaka masih mencintai nya. Tapi jika sudah seperti ini, cewek itu mungkin harus berpikir dua kali untuk terus menyakinkan diri jika Shaka masih mencintai nya.

Ashila mengusap wajah dengan kedua tangan nya. Perasaan nya pada Shaka masih sama. Sampai-sampai ia bingung sendiri bagaimana lupa pada cowok yang sudah bukan rumah lagi baginya.

"Ahh, sialan," umpat Ashila tiba tiba.

"Ashila?"

"Hm?"

Lala menyentuh dahi Ashila. Ia kemudian menggeleng. "Lo gak sakit."

Ashila menatap Lala malas. "Apasi? Gila nih."

"Lo ngomong sialan barusan, lo ngomong kasar," kata Lala heboh. Ia menatap Ashila serius. "Belajar dari mana lo, Shil?"

"Apa si La? Lebay banget." Ashila memilih membaca buku milik nya.

"Jangan ngomong kasar lagi, lo bisa keterusan. Tapi, jujur sih, ngomong kasar itu emang enak banget. Cuma, gimana lo make nya, jangan salah mengartikan aja, Shil." Lala nyengir.

"Apa harus sedalam itu, kalau mau belajar kata-kata kasar?" Ashila melirik Lala.

"Yaudah lah, intinya itu gak baik," kata Lala kemudian ikut membaca buku milik nya.

Ashila menatap Lala dengan serius. Cewek itu menopang dagu.

Lala yang sedikit risih melirik Ashila sinis. "Apaan si?"

Ashila nyengir. "Bisa bisa nya Andi mau sama kamu La."

"Ah sialan lo, Shil."

Ashila tertawa sambil menghindari serangan-serangan yang berupa cubitan yang diberikan oleh Lala. Cewek itu mungkin memang harus sedikit lebih ikhlas, karena tidak selamanya Shaka selalu harus mencintai nya.

🍉🍉🍉

Sepulang sekolah seluruh murid kelas dua belas dikumpulkan di aula besar. Di karenakan ujian nasional yang akan segera tiba membuat para murid diwajibkan datang ke aula. Ashila yang tadi nya hendak pulang tangan nya langsung ditarik paksa oleh Lala, sampai akhirnya ia harus berakhir disini.

"La, pulang aja," bisik Ashila wajah nya nampak memelas.

Lala mendelik tajam. "Kok lo jadi badung gitu sih, Shil."

"Kenapa? Apa lo takut ketemu Shaka?" tanya Lala.

Ashila menggeleng pelan. "Engga, gak gitu."

"Cuma-,"

"Cuma apa?" bisik Lala pelan. "Andi bilang mereka gak akan kesini. Lo lupa, bapak Shaka yang punya sekolahan. Jadi kalaupun dia gak dateng sekarang. Dia tetep dapet informasi tentang ujian nanti."

Ashila akhirnya diam. Perasaan nya tetap saja tidak karuan. Cewek itu terus melirik ke arah pintu masuk. Ia mencoba menghembuskan nafas, berusaha mengalihkan pandangan nya dari pintu itu. Ashila menatap ke depan sampai akhirnya suara berat dari arah pintu. Membuat ia harus mengalihkan pandangan nya.

"Maaf, Bapak telat."

Ashila mendesah lega. Ternyata itu kepala sekolah. Cewek itu menggelengkan kepala. Menepuk-nepuk pipi nya. Ia harus bisa melupakan bayang-bayang Shaka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now