22-Sakit

1.4K 61 11
                                    

Aku harap rasa perhatian maupun rasa perduli yang kamu tunjukan bukan hanya sekedar rasa kasihan.

👑👑👑👑

"Anak sialan, bangun kamu,"ucap Karina tak ada emosi, tapi tetap saja tak berhati karena menyiram seember air ke tubuh Ashila yang tengah tertidur di atas rumput yang basah, bahkan bau tanah nya masih tercium.

Karina membuang ember yang sudah kosong itu ke sembarang arah."Bangun Ashila!!"

Ashila langsung terduduk dengan perasaan terkejut. Ia mengerjap ketika merasakan rasa dingin mulai menerpa kulit putih nya, semilir angin sedikit berhembus menimbulkan kesan dingin yang membuat tubuh nya menggigil.

Karina menarik lengan Ashila kasar."Berdiri kamu."Karina berujar ketus, tapi masih berusaha menahan emosi nya.

Ashila menatap Mama tiri nya itu sayu, tubuh nya benar-benar butuh kehangatan. Menggigil tubuh nya, bibir nya sedikit bergetar."Ada apa Ma?"

"Saya mau pergi ke Bandung selama seminggu, kamu jaga rumah. Jangan keluyuran tidak jelas seperti kemarin."Karina membenarkan letak tas nya, koper nya yang berwarna merah tua, ia simpan di belakang kaki nya.

"Iya, Ma,"ucap Ashila nampak sudah tidak kuat, tapi sebisa mungkin ia bertahan, sejauh ini tak banyak yang ia pikirkan, berharap agar Mama nya itu mau sedikit perduli pada nya.

Karina mengangguk."Saya pergi dulu, kamu sekolah jangan malas-malasan, mengerti?"

"Ngerti, Ma."Ashila mengusap lengan nya.

"Yasudah, tunggu apalagi, sana masuk. Ingat kamu harus sekolah."Karina memperingati."Jangan males, nanti nyusahin saya."

"Iya, Ma."

👑👑👑

Shaka tengah mengendarai motor nya besar milik nya. Lelaki yang tengah serius dengan jalanan itu, merasakan ponsel yang berada di saku celana sekolah nya itu bergetar. Ia meminggirkan motor nya ke dekat trotoar. Shaka merogoh saku celana sekolah abu nya. Ia mengkerutkan dahi bingung, nama Ashila terpampang di layar ponsel nya. Ia menempelkan ponsel  nya itu ke telinga nya yang masih terbungkus helm.

"Halo?"suara di sebrang sana terdengar serak. Tak ada suara sapaan riang dengan kekehan ringan disana, hanya terdengar suara helaan nafas serta sedikit isakan.

"Lo kenapa?"suara Shaka nampak menyirakat rasa khawatir. Rasa penasaran seakan mendominasi dirinya saat ini.

"Jemput aku, bisa?"

"Gue emang lagi jalan kerumah lo,"ucap Shaka tak tenang.

"Sha—"

Sambungan tiba-tiba terputus. Shaka melotot, seolah radar kecemasan yang ada pada dirinya menyala menyuruh nya agar bergerak cepat. Ashila mematikan ponsel nya tanpa sebab.

"Lo kenapa si Shil?"

👑👑👑

Shaka turun dari motor nya, setelah membuka helm nya yang sedari membungkus kepala nya. Sedikit merapihkan rambut nya Shaka kembali berjalan menuju gerbang yang terbuka itu.

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now