04-Tak pernah ternilai

1.5K 71 0
                                    

Bahkan aku sama sekali tidak pernah ingin beranjak dari hati mu. Mencari cinta yang lain selain kamu. Sedangkan kamu malah sibuk mencintai dia. Sebenarnya aku dimata kamu itu apa?

👑👑👑

Ashila tengah berada di UKS. Mengobati luka di lutut nya yang tidak parah namun perih nya teramat sangat terasa. Sesekali Ashila meringis.Air mata Ashila sesekali menetes jika mengingat sikap Shaka kepada nya. Sangat kejam! Ashila dengan cepat menghapus air mata nya yang menetes. Tidak ingin terlihat lemah. Walau nyatanya dia memang lemah. Bahkan rapuh.

Ashila orang nya mudah menangis. Dia tidak bisa berpura-pura kuat jika dirinya sudah benar-benar sakit tapi Ashila tidak pernah menunjukan kesedihan nya pada orang lain meski Papa nya sekalipun.

Ashila juga manusia dia tidak bisa jika harus berpura-pura bahagia. Menahan segala rasa sakit dihatinya.

Sebenarnya Ashila ingin sekali meminjam bahu seseorang menangis disana menuangkan rasa pedih dihati nya lalu diberi dekapan hangat hingga diberi kalimat-kalimat penenang agar hati nya tenang. Tapi siapa? Bahkan tak ada yang mau mendengarkan nya. Jika tak ada Lala, Ashila yakin dia sudah mengakhiri hidup nya sedari dulu. Menyusul Bunda nya yang sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan nya.

Ashila termanggu terduduk di atas brankar UKS. Menatap kosong ke depan. Dia rindu bahkan sangat rindu pada Bunda nya. Kenangan lalu dengan Bunda nya seolah memutar bagai kaset di kepala nya. Ashila tersenyum miris.

"Bunda Ashila kangen Bunda,"lirih nya menunduk dalam. Menahan air mata nya yang mendesak ingin keluar lagi.

"Ashila pingin ikut Bunda,"lirih nya lagi pelan.

Ashila meremas seprei yang membungkus kasur brankar UKS. Ashila tidak kuat jika harus berjuang sendiri. Mengangkut segala beban hidup yang teramat besar.

Tidak ada seorang Bunda yang menjadi sandaran ketika sedih.
Tidak ada seorang Bunda yang menjadi penguat ketika dirinya sudah benar-benar ingin menyerah.
Tidak ada seorang Bunda yang membangunkan nya saat pagi hari dengan penuh kasih sayang.
Tidak ada seorang Bunda yang menyayangi dengan tulus.

Ashila merindukan itu semua bahkan Ashila ingin itu semua. Ashila mengangkat kepala nya. Ashila tersenyum paksa menguatkan dirinya.

"Kuat Ashila!"ucap Ashila menyemangati dirinya sendiri dia mengepalkan tangan nya di udara.

"Jangan bikin Bunda ikut sedih."Ashila terkekeh pelan menghapus bercak air mata nya di pipi nya.

Jika kamu bersedih tersenyumlah. Meski terpaksa setidak nya kamu sudah berusaha agar tidak terlihat lemah.

👑👑

Shaka tengah menatap Clara dalam diam. Menatap Clara yang tengah tertawa lepas dengan teman-temen nya. Melihat Clara tertawa lepas seperti itu membuat jantung nya berdetak dengan cepat. Tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya masih sangat mencintai Clara hingga kini dan mungkin nanti. Mungkin itu juga.

Karena bukan kah cinta bisa pudar jika terus di makan oleh waktu.

Shaka menarik sudut bibir nya. Perasaan nya menghangat kala melihat Clara tersenyum seperti itu. Shaka merasa bahwa Clara benar-benar cinta mati nya.

Mata Shaka terus memperhatikan Clara. Bola mata nya bergerak mengikuti gerak-gerik Clara. Ah kenapa sangat sulit si melupakan sosok gadis yang bahkan sudah tidak mau peduli lagi pada nya. Rasa nya bahkan membuat hati saja tidak tenang. Tidak mengenakan tentu saja ini hanya terus membuat perasaan nya tidak nyaman.

Bahkan lihat Clara sudah bahagia sekali tanpa nya. Lalu apa perlu dirinya seperti sekarang? Sudah seperti seorang gadis merenungi hal yang tak pasti. Shaka berdecak kesal mengapa dirinya harus selebay ini si? Harus nya kan Shaka bisa mendapatkan lebih dari Clara. Tapi apa daya bahkan hati nya sendiri saja menolak keras untuk melupakan Clara. Teman-teman nya bahkan sudah beberapa kali memberi wejangan dan nasihat kepada nya. Namun Shaka seolah menutup telinga dan mata nya.  Berat rasa nya jika harus melupakan Clara. Susah! Bahkan untuk tidak melihat Clara dari jauh seperti ini saja sulit. Mungkin saja ini akan menjadi hobi Shaka. Melihat seseorang ia cintai dari kejauhan.

"Gue nggak masalah kalau harus setiap hari lihat lo dari kejauhan kaya gini. Setidak nya gue lihat kalau lo bahagia tanpa, maupun nggak ada nya gue di hidup lo," ucap Shaka disertai senyum perih nya.

Shaka merasa bahwa hanya dirinya lah yang tersakiti. Shaka tidak bisa melihat bahwa ada nya orang yang tersakiti juga karena dia. Shaka tidak tahu bahwa dirinya bukan hanya sedang disia-siakan tapi Shaka juga tengah menyia-nyiakan. Menyia-nyiakan orang yang mencintai nya sebegitu dalam.

Bahkan Shaka tidak sadar saat Shaka memperhatikan Clara sedari tadi ada  sepasang mata  yang juga memperhatikan nya. Bahkan dengan senyum lebar yang terpatri jelas diwajah nya tapi sangat kentara sekali dengan senyum pedih di wajah nya. Tidak perduli dengan Shaka yang bahkan tidak memperdulikan keberadaan nya.

Ya orang itu, Ashila. Jelas saja Ashila tau Shaka tengah memperhatikan Clara. Ashila tidak perduli soal itu. Ashila tidak perduli jika harus menjadi sesuatu yang tak Shaka perhitungkan. Asal dirinya bisa melihat Shaka sebahagia itu saja Ashila senang. Bodoh memang tapi bukankah cinta memang seperti itu? Tidak perduli seberapa kali kamu tersakiti jika sudah karena cinta semua akan terasa baik-baik saja.

Ashila berada jauh dari tempat yang Shaka pijak bahkan sebelum itupun Ashila memang sudah berada jauh dari Shaka. Tak bisa menggapai bahkan sulit untuk memiliki. 

Ashila berada di lantai bawah tepat nya saat keluar dari UKS dirinya langsung disuguhi pemandangan dimana Shaka yang tengah beberapa kali tersenyum di lantai atas. Namun saat tahu alasan Shaka tersenyum hati Ashila sempat berdenyut sakit saat itu juga. Tapi Ashila berusaha untuk tidak perduli. Ashila berusaha agar tak mempersulit keadaan maupun memperparah hati nya.

Ashila tahu alasan Shaka sebegitu bahagia nya adalah Clara. Bukan dirinya bukan. Entahlah Ashila hanya betah jika berlama-lama melihat Shaka seperti itu. Dengan senyum yang tak pernah mau hilang. Ashila suka.

Ashila terus menatap Shaka. Meski Shaka tidak mau melihat nya. Tidak apa. Ashila tersenyum miris. Mata nya nampak berkaca-kaca.

"Apa nggak bisa kalau sedikit aja kamu lihat aku? Lirik aja sebentar," lirih Ashila masih dengan menatap Shaka sendu.

Ashila tersenyum pedih."Kaya nya nggak bisa yah? Yaudah nggak apa-apa. Biar aku aja yang merhatiin kamu. Aku suka."

"Shaka,"gumam Ashila pelan.

Kepala Ashila menunduk dalam. Tidak mau melebih-lebihkan keadaan. Mau dengan cara apapun dan bagaimanapun Shaka tidak akan pernah bisa mencintai nya.

Dari awal harus nya Ashila sadar dirinya terlalu mengharapkan hal yang tak pasti. Dirinya terlalu mengejar sesuatu yang lebih memilih berlari dari nya. Ashila harus nya sadar bahwa dirinya tak pernah ternilai.

Tapi Ashila tidak bisa mengelak bahwa hati nya tidak bisa berlalu dari Shaka. Hati nya tak bisa untuk tidak mencintai Shaka. Walau hanya sekedar untuk berpaling kepada yang lain saja Ashila tidak bisa.

Ah bukan tidak bisa lebih tepat nya tidak ingin.

👑👑👑

GIMANA NIH SUKA NGGAK?

VOTE AND COMMENT.👌

Tentang Shaka&Ashilaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن