42-Kisah tak bertepi

1.1K 57 3
                                    

Kenapa tidak jujur? Kenapa tidak bilang? Kalau kamu tidak bahagia denganku?

👑👑👑

PLAKK

Satu tamparan mendarat di pipi kanan seorang cewek yang kini sudah siap dengan seragam sekolah nya. Cewek itu memegangi pipi yang terasa panas juga perih. Memilih menunduk. Terdiam dengan mulut yang terkunci rapat. Menahan cairan bening yang sudah ada di pelupuk mata nya. Cewek itu memilin jari tangan sendiri. Hati nya kembali terkoyak.

"DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!!"

"KENAPA KAMU PAKAI KABUR SEGALA SI, HUH?!!"

Karina yang baru saja tadi menampar Ashila menggeram. Nafas perempuan itu bahkan menggebu. Menatap nyalang pada cewek yang ada di depan nya. "Atau kamu memang sengaja mau mempermalukan saya, huh?"

Ashila menggeleng pelan.

"MEMALUKAN!!" teriak nya tepat di depan wajah Ashila. Menarik dagu Ashila kasar. Menatap lurus pada kedua mata yang kini sudah berkaca-kaca itu. "Saya heran kenapa Bunda kamu itu mau lahirin anak seperti kamu."

"Ma, Ashila mau sekolah."

Karina tersenyum sinis. Menarik kembali tangan nya. "Ngapain kamu sekolah? Toh kamu disana juga cuma nge—jalang."

"Percuma, lebih baik kamu nikah sama Jonathan."

Ashila menggeleng tegas. "Sampai kapan pun, aku nggak mau nikah sama Bang Jo, Ma."

Karina mendekat menjambak rambut panjang Ashila yang kali ini sengaja ia gerai. "Terus kamu mau nge–jalang aja gitu, huh? Kamu kira saya bakal rela kalau kamu nggak nikah sama Jonathan?"

Karina mengeratkan jambakan nya. Perempuan itu benar-benar kesetanan.

Ashila memejamkan mata sakit. Pusing juga nyeri ia rasakan tepat di titik yang kini Karina jambak. Membuat cewek itu hanya diam tidak bisa melawan.

"Saya nggak mau tahu, kamu harus nikah sama Jonathan, kalau engga saya akan bilang sama Papa kamu itu, kalau kamu itu jalang." Karina mendorong Ashila ke lantai.

Ashila menunduk. Menatap Mama nya penuh luka. Cewek itu bahkan sempat menjatuhkan air mata. "Terserah, Mama."

"Ashila nggak perduli, Ashila capek, Ma. Ashila capek harus terus-terusan ikutin semua apa kata Mama. Apa Mama pernah mikirin perasaan Ashila? Gimana jadi Ashila, apa pernah Mama mikirin itu?"

Ashila berdiri. Cewek itu mengerjap menghalau air mata nya sendiri. Menatap lurus pada Karina. "Bisa nggak sih, Ma, sedikit aja Mama ngertiin Ashila?"

"Bisa nggak Mama jangan maksa-maksa Ashila terus?"

"Bisa nggak Mama perduli sama Ashila?"

"BISA NGGAK?!!" teriak Ashila frustasi. Cewek itu menangis. Dia benar-benar sudah lelah. Kali ini ia tidak bisa menuruti apa kata Mama nya. Ashila memiliki cinta sendiri.

Karina terdiam. Sedetik kemudian perempuan itu tersenyum miring. "Kita lihat aja, segimana kamu bisa bertahan lama."

Karina berbalik pergi meninggalkan Ashila yang terpaku di tempat nya.

Ashila terduduk cewek itu menutup wajah dengan kedua tangan nya. Memilih menangisi kisah yang tak bertepi ini. Tangisan Ashila benar-benar pilu. Bagai pohon yang tadinya mengakar kuat, tapi kelamaan tumbang akibat terus di tebas oleh kapak. Sedikit demi sedikit benteng pertahan cewek itu runtuh.

Ashila benar-benar rapuh kali ini.

👑👑👑

Ashila kali ini datang agak siang. Kejadian tadi merupakan faktor utama yang membuat ia harus berlama-lama menunggu angkot. Tadi Shaka tidak menjemput karena tidak mengabari. Mungkin cowok itu kesulitan akan mengabari dirinya karena ponsel cowok itu ada pada Ashila.

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now