35-Frustasi berat

1.3K 54 10
                                    

Masalahnya aku takut, jika nanti nya kamu pergi dan memilih dia, nanti.

👑👑👑

Shaka masuk ke dalam mobil miliknya, di belakang nya ada teman-teman nya yang ikut menyusul. Ditambah Aimar mobil itu terasa begitu sempit. Belum lagi ukuran tubuh mereka yang tergolong lumayan besar. Mereka sedikit berdesak-desakan di dalam sana.

Shaka dan Andi duduk di depan. Sedangkan ketiga makhluk antah berantah itu duduk di belakang. Kadang mereka saling menyikut, agar bisa berbagi sedikit ruang, tapi tidak ada yang mau mengalah.

"Lo geseran, dong."Reza menggeser duduk nya agar kebagian sedikit tempat duduk.

Aimar mendengkus."Lo dong, gue nggak kebagian."

"Kalian berdua, nggak lihat kalau gue kejepit gini." Fajar melirik kedua teman nya itu.

"Bodo lah, yang penting gue duduk."

Aimar terkekeh geli. "Lo mau tempat yang leluasa?"

Fajar mengangguk.

"Sana keluar aja,"kata Reza dengan tak berdosa nya.

"Berisik."suara Shaka berhasil membuat semua nya bungkam. Cowok itu sedang benar-benar tidak ingin ada keributan. Memancing sedikit saja emosi nya. Shaka akan murka.

Shaka menjalankan mobil nya keluar gerbang sekolah. Hari ini dirinya akan mencari Ashila ke segala pelosok kota Jakarta. Tidak perduli, jika perlu ia akan acak-acak isi Jakarta. Ashila lebih penting saat ini.

"Shak, kenapa kita ngga telepon polisi aja?"tanya Andi memiringkan kepala nya ke arah Shaka.

"Lo gila?"Shaka melirik Andi."Gue nggak bakalan nelepon polisi. Lo kira, gue bakalan rela tuh semua cowok bejad bebas gitu aja dari tangan gue?"

"Gue bakal abisin dulu mereka, setelah itu polisi bebas mau ngapain mereka."

Semua nya diam.

"Terserah, kalau kalian mau bilang gue ini gila, tapi ini pacar gue yang hilang. Gue sayang sama dia."

"Sebejad apapun gue. Gue nggak akan pernah rela kalau cewek yang paling gue cintai setelah Bunda gue, kenapa-napa."

"Gue bakal bantai mereka yang udah berani nyentuh milik gue."

"Tanpa ada, maupun nggak nya bantuan dari kalian semua."

👑👑👑

"Shak, udah malem. Kita pulang dulu aja, gimana?"Andi memberi usul. Mereka sudah mencari keseluruh pelosok Jakarta, tapi tetap saja Ashila sangat sulit di temukan. Cewek itu seperti menghilang di telan bumi.

Shaka menoleh sekilas. Ia melipat kedua tangan nya di depan dada. Memilih menatap lagi danau yang ada di depan nya. Danau yang menjadi saksi dimana dirinya menyatakan perasaan nya pada Ashila. Gadis nya.

Reza menyikut tangan Andi yang duduk disamping nya."Gimana, gue bener-bener udah ngantuk."Reza berbisik.

Fajar yang bersebelahan dengan Andi hanya bisa ikut mengangguk, ia melirik Aimar."Lo juga ngantuk?"

Aimar mengangguk lesu."Gue, nggak pernah bergadang."

Andi menatap bingung ke arah Shaka yang masih terus berdiri. Kaki nya terlaku kuat.

"Shak, udah hampir jam sebelas melem, kita besok sekolah."Andi mencari alasan."Lo harus pikirin diri lo juga, Shak."

Shaka tak bergeming.

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now