46-Tamparan

1.2K 53 6
                                    

Sekilas aku memang seperti tidak apa-apa, tapi rasanya tidak bisa disembunyikan. Rasanya sakit sekali.

🌞🌞🌞🌞

Ashila tersenyum. Menatap ke arah luar jendela kamar tidur nya. Shaka baru menelepon nya tadi. Cowok itu selalu punya banyak cara untuk membuat Ashila tersenyum. Shaka susah di tebak. Cowok berperawakan tinggi itu benar-benar bisa membuat nya selalu jatuh cinta.

Bibir Ashila sampai pegal gara-gara tidak henti-henti nya tersenyum. Rasa bahagia terus mengalir ke setiap rongga dada. Mewakili segala rasa yang tidak bisa ia katakan. Ashila benar-benar sudah mencintai seseorang begitu dalam.

Cewek itu melempar ponsel ke kasur, setelah mendengar ketukan di pintu nya. Ashila dengan segera membuka pintu. Tidak ada teriakan seperti biasanya. Cewek itu bahkan bisa mendengar, kalau hanya ada panggilan penuh kasih sayang dan kelembutan. Percayalah Ashila sangat menyukai nya.

"Kenapa, Ma?" tanya Ashila, setelah berhasil membuka pintu. Menatap Karina yang berdiri tepat di depan nya. Pandangan mata cewek itu jatuh pada dress berwarna putih tulang yang ada di pangkuan sang Mama.

Karina mendengkus, marah. Kesal nya ia hanya bisa menahan. Semenjak ada suami nya pulang semua perkerjaan rumah hampir ia kerjakan sendirian. Sampai-sampai ia harus rela bulak-balik salon hanya karena kuku nya yang rusak akibat mencuci pakaian. Bukan memakai mesin cuci, alih-alih pakai tangan.

Memperlakukan Ashila layak nya pembantu membuat Karina dengan sengaja tidak membeli mesin cuci. Tujuan nya, agar bisa memeras tenaga anak tirinya itu. Sialnya kini itu terjadi pada dirinya. Benar-benar sial!

"Nih, pakai," suruh Karina sambil menyodorkan dress itu pada Ashila. Untung nya Ashila dengan sigap mengambil nya sebelum dress indah itu jatuh ke lantai.

Ashila menarik senyum sumir. "Buat apa, Ma?" Ashila mencoba menyembunyikan segores luka di lubuk hati nya.

Melihat itu Karina bertolak pinggang. Wanita itu punya kekuasaan sendiri. Berhak atas segala nya, padahal wanita itu bisa kehilangan semua dalam sekejap mata. "Pakai aja, dandan yang cantik. Jadi anak nggak bisa nurut banget."

"Ma, Ashila nggak mau kalau harus ke tempat kaya kemarin lagi." Ashila menggeleng. Hendak memberikan lagi dress itu ke Mama nya. "Tempat nya nyeremin, bikin Ashila nggak nyaman." Ashila berujar tanpa takut.

"Siapa juga yang mau ke club? Cepetan kamu ganti baju. Papa kamu udah nunggu di bawah," kata Karina nampak kesal. Wanita itu membenarkan letak tatanan rambut nya yang terurai, lalu berbalik meninggalkan Ashila di belakang nya.

Ashila terpaku. Sempat memegang dada nya yang berdetak hebat. Cewek itu menatap dress yang ada di tangan nya. Lengkungan tipis muncul di wajah nya. Meski perasaan nya yang malah berubah jadi tidak enak.

"Semua akan baik-baik aja."

👑👑👑

Ashila turun dari tangga. Berjalan dengan anggun melewati setiap anak tangga. Saat sampai di meja makan cewek itu terdiam. Terpaku di tempat nya. Mata indah itu menatap tepat ke arah meja makan. Ada nya Jonathan di tempat salah satu kursi itu membuat Ashila beringsut mundur. Benar-benar terkejut.

"Ashila, sini sayang." Karina melambaikan tangan. Menyuruh anak tiri nya itu agar mendekat. Bersikap berpura-pura baik.

Ashila mengerjap. Tersenyum, lalu mendekat ke arah meja makan. Cewek dengan rambut yang diikat setengah itu menatap tak suka ketika ia harus duduk tepat di samping Jonathan. Ashila tidak suka, apalagi ketika cowok menatap nya dengan tatapan mesum. Menatap Ashila dari atas sampai bawah.

Tentang Shaka&AshilaKde žijí příběhy. Začni objevovat