66- Pengumuman seleksi

533 34 7
                                    

Aku bahkan nggak mau kalau itu bukan kamu. Tapi, aku juga sadar, kamu sampai kapanpun nggak mau sama aku.

🍃🍃🍃

Dari tadi di kelas nya Shaka terus pamer foto kemesraan nya dengan Ashila. Cowok itu bahkan dengan sengaja mengibas-ngibaskan hasil foto box kemarin malam, ke arah teman-teman nya. Cowok sombong itu sampai memberikan wejangan pada teman-teman nya, agar segera bisa seperti dirinya. Bahkan ia tak segan-segan, mengartikan berbagai pose yang dilakukan oleh nya dan Ashila.

"Berisik, lo, Shak. So mantep," kata Reza tak suka. Wajah nya berkedut jijik, sangat jijik. "Baru gitu doang. Kalau gue jadi lo, gue beli tuh foto box, biar gue foto tiap hari sama pacar gue."

Shaka nampak menimang-nimang. "Emang bisa kaya gitu dibeli?"

Andi menggeplak kepala Reza. "Gak usah di ajarin yang nggak-nggak, setan. Tar, kita-kita juga yang disuruh nyari kek begituan."

"Tenang, Ndi. Gue akan cari sendiri, tapi kalian temenin gue," kata Shaka dengan setengah otak nya.

"Maaf-maaf nih, Bos. Tampang boleh dijual, tapi otak tetep gak ada harga nya," kata Fajar menggeleng.

"Kalian kapan nyusul kaya gue?" tanya Shaka masih merasa bangga. Ia menatap satu persatu teman nya. "Kalian gak cape? Jadi jomblo terus?"

Andi yang hendak menghantam wajah Shaka, langsung ditahan tubuh nya oleh Reza.

"Tahan, tahan, Ndi. Lo bisa, gue yakin, lo pasti bisa." kata Reza menggebu. "Tarik nafas..., tahan..., buang..., tahan lagi...,  buang.... Terus, Ndi, lakuin sampe lo jadi kaya raya."

"Nah, bener iya kaya gitu, Ndi." Reza menepuk-nepuk bahu Andi bangga.

Fajar menggeleng. "Lagian yang jomblo gue sama Reza doang. Andi' kan nggak."

"Hah? Apa? Gue?" tanya Reza, kemudian Ia menggeleng penuh jumawa, senyum miring tercetak di wajah nya. "Gue udah sold out kali. Dah, dah, gausa ngada-ngada." Reza mengibaskan tangan nya pada Fajar dengan malas.

"Anjrit, tau gak? Muka lo tuh, anjrit," umpat Fajar kesal, menirukan suara Keanu yang tengah buming-buming nya di instagram.

Shaka menatap foto nya dengan Ashila, entah sudah yang keberapa kali. Cowok itu seperti tidak ada lagi waktu-waktu lain untuk memandangi foto termanis yang ia punya dengan Ashila.

Foto pertama nya.

Shaka tiba-tiba mengingat sesuatu. Cowok itu menatap sekeliling kelas nya yang tengah ramai-ramai nya. Guru yang mengajar belum datang, membuat kelas Shaka memanfaatkan waktu luang itu sebaik mungkin.

"Woii, lo semua ada yang punya gunting, gak?" tanya Shaka agak berteriak. Takut-takut, teman-teman sekelas nya itu memiliki gangguan pendengaran.

"Shak, gak bakal ada yang nyaut, kecuali lo tanya satu-satu." Andi memberi wejangan.

"Gue ada cara lain," kata Shaka mantap. Cowok itu menatap ke arah teman-teman nya.

"Woi, ada yang punya gunting gak, bangsat? Gue mau guntingin duit gue nih, yang baru diprint." Shaka mengulum senyum.

Semua mengangkat kepala serentak.

"Gue ada."

"Pinjem yang gue aja."

"Ada tuh di tas."

"Pake aja, Shak. Kaya sama siapa, aja?"

Shaka menatap orang itu garang. Suara terakhir itu berasal dari Reza yang menyodorkan sebuah gunting ke arah nya dengan wajah tak berdosa milik nya. Seolah meminta di berikan pukulan. Kalau bukan teman, Shaka akan memilih melelang Reza saja.

Tentang Shaka&AshilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang