31-Mimpi bukan?

1.4K 73 14
                                    

Cinta yang ku kira akan di kenang, akhirnya menang. Kamu jadi milikku sekarang.

👑👑👑👑

Ashila mengerjapkan mata nya berulang kali. Hingga beberapa detik dirinya memejamkan mata. Cewek itu langsung melotot dan terduduk. Rasa kaget berhasil menguasai dirinya. Ashila menolehkan kepala nya ke kanan dan ke kiri. Ia menyerngit, ketika ternyata ia masih berada di taman yang tadi ia dan Shaka datangi.

Apa tadi itu hanya mimpi? Tapi kejadian tadi itu kenapa sangat nyata? Ia mengerjap, memijat kedua pelipis nya. Cewek itu hendak keluar dari mobil, tapi mata nya melihat Shaka tengah berjalan ke arah mobil yang tengah ditempati oleh dirinya.

Sampai niat Ashila terurungkan, karena Shaka masuk kedalam mobil sambil membawa kantung putih yang berisi sebungkus roti dan air putih dalam kemasan botol.

"Hey, udah sadar?"tanya Shaka, tangan cowok itu menutup pintu mobil. Ia menatap Ashila yang juga ikut menatap nya bingung.

"Sadar? Emang nya aku kenapa?" Ashila heran. Cewek itu bahkan tidak tahu apa yang sudah menimpa dirinya, meski ia sendiri tidak yakin kalau dirinya baik-baik saja.

Shaka mengacak pelan rambut Ashila."Lo, tadi pingsan."Shaka tersenyum."Bikin khawatir terus kerjaan lo, ini makan roti, perut lo kosong." Shaka menyimpan roti di atas paha Ashila yang tertutup rok, tanpa membuka nya terlebih dulu.

Ashila menatap roti itu, tak lama mata nya mengerjap. Cewek itu mengambil roti di paha nya, lalu membuka nya. Menyuapkan roti berukuran sedang itu ke mulut mungil nya sedikit demi sedikit.

Shaka tersenyum tipis."Kita pulang?"

Ashila mengangguk lemas. Itu artinya kejadian tadi hanya mimpi. Entah mengapa badan nya kembali lemas. Kaki nya bahkan medadak seperti jelly. Yang nyata itu tidak mungkin adanya. Semua nya hanya mimpi, dan jika bisa Ashila juga ingin, bahwa dirinya dan Shaka yang pernah saling mengenal hanyalah sebatas mimpi.

👑👑👑👑

Ashila dan Shaka turun dari mobil. Shaka mengantarkan Ashila sampai depan gerbang rumah cewek itu. Cowok yang memakai jaket hitam itu tersenyum, menatap cewek yang kini ikut menatap nya. Ada getaran di jantung nya ketika mata bulat itu terus saja menatap dirinya, menunjukan kepolosan nya. Mata yang menunjukan ada nya luka dan kepedihan dalam waktu bersamaan.

"Lo masuk gih, gue lihatin dari sini."Shaka tersenyum tipis. Ada kata yang sulit ia jelaskan.

"Kamu pulang duluan aja,"ujar Ashila sama-sama tak ingin beranjak duluan. Masih diam di tempat nya.

Shaka mengusap leher nya. Saat seperti ini rasa gugup selalu berhasil menguasai dirinya. Cowok itu bahkan tidak mampu lagi menatap Ashila. "Gue..."

Ashila mengangkat kedua alis."Kamu kenapa?"

"Soal di taman tadi, lo belum jawab Shil,"ujar Shaka."Apa jawaban lo?"

Ashila memandang cowok yang ada di depan nya heran,"yang mana? Jawaban apa?"

Shaka menggaruk pelipis nya. Tangan nya mengusap wajah nya."Tadi, sebelum lo pingsan, itu..."

Ashila mendadak melotot. Dirinya mendekat dan memegang kedua lengan Shaka."JADI TADI ITU NYATA?!!BUKAN MIMPI?!!"

Shaka meringis, ia tersenyum tipis lalu menggeleng tanpa beban. Cowok itu senang bukan main, melihat ekspresi Ashila. Membuat ia tak perlu takut akan ditolak.

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now