32-Tolong

1.4K 56 1
                                    

Aku selalu berusaha membuatmu mengerti kalau aku mencintaimu, walau kamu tidak bisa mencintaiku.

👑👑👑👑

Mentari kini bersinar lebih terang dari biasa nya. Menunjukan kegagahan nya ada diatas sana. Beberapa orang disekitar jalan mengeluh kepanasan. Memilih meminggir dulu ke dalam warung, maupun cafe yang ada pinggir jalan untuk sekedar minum, menghilangkan dahaga.

Sama seperti yang dilakukan oleh Shaka dan teman-teman nya. Lebih memilih menongkrong di warung dekat sekolah daripada berhadapan dengan papan tulis. Terlalu capek diberikan soal yang berbeda dengan contoh yang di ajarkan oleh guru matematika mereka.

Entah sudah menjadi sebuah tradisi atau kebiasan. Setiap kali pelajaran matematika mereka akan lebih memilih kabur. Menurut mereka yang tidak menyukai matematika, matematika itu membosankan. Belum lagi rumus-rumus yang harus di pecahkan dengan cepat, seolah mereka adalah detektif. Memusingkan.

"Anjrit!! Gue salah like foto mantan,"ujar salah satu diantara mereka. Misuh-misuh dengan memencet kembali tombol like.

"Nggak dosa ini kali, Jar."Andi menggeleng tak habis pikir.

"Iya, dulu kan lo pernah cinta modar sama mantan lo itu." Reza ikutan nimbrung. Heran, padahal menyukai foto mantan itu bukanlah sebuah dosa besar.

Shaka tidak berniat ikut campur. Cowok itu banyak diam, sejak tadi. Bagai orang gila yang senyum nya terus mengembang. Terkadang dirinya lebih sering bermain ponsel ketimbang ikut nimbrung seperti biasanya.

Fajar menepuk pundak Andi, membuat orang yang di tepuk pundak nya itu mengangkat kepala, bertanya. Fajar melirik Shaka lewat ekor matanya, mengisyaratkan agar melihat gerak-gerik Shaka yang terkesan aneh hari ini.

Andi ikut menatap Shaka. Cowok itu tersenyum geli. Melempar kacang ke arah Shaka."Kenapa lo senyum-senyum Shak?"

Shaka mendelik, seolah tak terima ia melempar balik kacang yang ada di pinggir tangan nya."Ganggu aja lo."

Andi menunjukan cengiran nya. Shaka itu sudah seperti idola di mata nya. Andi bangga bisa bersahabat dekat dengan cowok itu. Mengingat sikap Shaka yang keras kepala dan susah diatur. Shaka saja yang tidak tahu. Makanya Andi sampai sekarang mentutupi fakta kalau dirinya adalah fans berat Shaka. Sikap egois juga pemarah yang dimiliki cowok itu seperti sudah biasa kini di mata Andi. Mungkin perbedaan itu yang berhasil menyatukan mereka.

"Lo beneran udah jadian sama Ashila?"tanya Andi mulai kearah yang lebih serius.

Shaka menatap Andi was-was."Iya, awas aja, ya, lo, gangguin dia. Deketin dia sedikit aja gue bantai lo, Ndi."

"Wehhh, SADIS KALI ABANG INI!!"Reza menggeleng takjub, terkekeh pelan. Reza yakin kalau ancaman cowok itu barusan tak hanya ditunjukan kepada Andi saja, tapi juga ditunjukan pada mereka semua yang ada disana. Tidak mengijinkan siapapun mendekati Ashila.

"Sadis lah, kan cinta."Fajar menaikan kedua alis nya."Cinta itu bisa bikin semua nya beda."

"Oh cinta."

Andi menoyor kepala Fajar."Halah, cinta-cinta, tapi masih jomblo aja."

Shaka mengangguk setuju."Gagal move on sih."

"Alah, Shak, lo kaya nggak gagal move on aja." Reza membela Fajar.

Fajar mengangguk membenarkan. Memang hanya Reza yang mau mengerti dirinya."Baru move on juga, belagu, anjrit."

Shaka tersenyum miring."Makanya, lo cari pengganti, jadi hati lo nggak berhenti di satu hati doang."

Andi menggeleng menatap Shaka tak percaya."Gila si, udah jadi pakar perbucinan aja lo, Shak."

Tentang Shaka&AshilaWhere stories live. Discover now