34- Disiksa

1.4K 50 7
                                    

Saat tidak bersamaku. Aku harap kamu selalu baik-baik saja. Aku yang tidak punya apa-apa ini menyayangimu.

👑👑👑👑

"BERENGSEK!!"

Cowok itu menarik kerah lawan nya yang baru saja keluar dari kantor. Mendorong lawan nya ke ubin lantai lorong sekolah. Menendang dengan kencang sampai membuat lawan nya kesakitan. Cowok itu kaget ketika ternyata Shaka lah yang menendang perut nya. Cowok itu sangat tahu siapa Shaka.

Semua murid berhamburan ke luar kelas dengan wajah kaget. Seperti biasa mereka akan menonton sambil merekam kejadian itu. Baku hamtam seperti ini sudah jarang terjadi di sekolah mereka. Makanya sekarang mereka begitu antusias.

"Shaka, gue salah apa?"tanya cowok yang hendak bangun itu, tapi kaki Shaka malah menahan perut nya.

"Lo masih nanya apa salah lo?"Shaka tersenyum miring. Wajah mengerikan itu selalu muncul, ketika ia benar-benar marah.

"Aimar, lo tahu? Gue paling benci kalau gue punya sesuatu terus sesuatu itu malah hilang." Shaka tersenyum miring. Kaki nya masih ada di atas perut Aimar.

Aimar dengan polos nya menggeleng.

Shaka berdecak sinis."Lo satu-satu nya orang yang sangat berani ngehilangin sesuatu yang berharga dari gue. Sesuatu yang sangat-sangat berharga."

Aimar yang tidak mengerti arah pembicaraan Shaka. Memilih diam. Takut salah bicara.

Semua nya nampak sibuk mendengarkan. Seolah tengah merenung.

Shaka berjongkok. Cowok itu tersenyum miring.

"LO UDAH NGILANGIN, ASHILA!! LO TAHU ITU NGGAK?!!"

Shaka berteriak tepat di wajah Aimar. Kerah Aimar di tarik oleh kedua tangan Shaka. Mendekatkan wajah itu ke wajah nya.

Aimar mendadak membeku di tempat nya. Ia terpaku beberapa saat. Telinga nya tidak salah dengar kan? Cowok itu melamun lama, hingga akhir nya teriakan seseorang mengintrupsi.

"KALIAN BERDUA IKUT BAPAK KE RUANG BK!!"

👑👑👑

"Shaka."

Shaka memutar bola mata nya malas, ketika namanya itu dipanggil dengan begitu lembut. Cowok itu malah muak dan ingin cepat-cepat pergi dari ruang BK ini. Panggilan lembut yang mendayu di telinga nya itu malah membuat ia merasa tidak nyaman.

Shaka melirik Aimar yang malah tersenyum ke arah Bu Dewi. Cowok itu menyenggol kaki Aimar dengan kaki nya."Lo baru berwisata ke ruang BK ya?" tuduh Shaka.

Aimar menoleh. Menganggukan kepala nya."Iya, gini ya rasanya ada di ruang BK."

Shaka berdesis sinis."Norak."

"Kalau, lo udah berapa kali berwisata ke ruang BK?"Aimar tiba-tiba antusias.

"Gue udah sering kesini. Bahkan gue hapal dimana Bu Dewi nyimpen semua barang nya."Shaka mendekat dan berbisik.

Aimar menjauhkan tubuh nya."Keren ya lo."

"Ah, semua orang juga bilang nya gitu."Shaka tersenyum miring.

"Loh ada Ibu loh disini, kok kalian gitu nggak ajak ibu ngobrol,"ujar Bu Dewi."Kalian itu loh, hargain Ibu. Ibu itu guru loh disini." Bu Dewi berbicara dengan suara khas nya.

Tentang Shaka&AshilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang