1. Monster Itu Bernama Yuu

Start from the beginning
                                    

Tanpa pikir panjang cewek itu berbalik, hendak melangkah pergi tapi ditahan. Kerah baju bagian belakangnya dicengkeram. Dia berbalik takut-takutan.

"Lo gak liat apa-apa?" cewek itu menggeleng cepat. Terlalu takut untuk berkata tidak.

"Lo dari kampus yang sama?" suara berat itu terdengar amat mengintimidasi. Juga tatapan setajam elang yang seolah mampu membunuh.

"I... Iya. Kita sekelas." cewek itu menutup matanya rapat. Saat merasa tidak ada lagi beban yang menahannya, dia membuka mata.

Eh,

"Ahahaha. Jadi ini yang namanya mengantar tugas saat temanmu sakit." Irene berkedip beberapa kali. Mendadak aneh melihat cowok jangkung yang semula seolah juga ingin memukulnya mendadak tersipu malu sekarang. Cowok itu menggaruk kepalanya sambil terus cekikikan.

Menyeramkan.

"Saya permisi." tepat sebelum cowok itu menyadari, Irene segera berlari.

"Eh, kenapa dia lari?"

Selang beberapa menit. Setelah Irene yakin bahwa dia sudah berada jauh dari jangkauan cowok tadi, dia berhenti berlari dan mengatur napasnya. Barusan saja, dia melihat banyak orang terluka. Meski tidak merasakan apapun seperti iba, tetap saja dia takut apabila nyawanya terancam. Apapun yang terjadi, dia tidak boleh berurusan lagi dengan monster itu. Yah, cukup sekali.

Aaaarrrghh.

"Diam. Kalo teriak bakal gue perkosa." cewek itu mengangguk cepat. Rambutnya lepek karena terlalu banyak berlari. Tapi, bukannya lolos, ini malah tidak ada bedanya dengan yang tadi.

Dia tidak bisa bergerak. Tangannya dikunci kebelakang. Lehernya seolah dicekik oleh lengah besar yang menahannya. Sesak. Rasanya dia ingin menangis saja. Sangat disayangkan kalau harus berakhir tragis di gang sempit seperti ini.

"Jadi, apa kuliah itu asik?"

Irene mengerjap lagi. Masih tidak mengerti dengan apa yang sejak tadi terjadi. Pelan-pelan cowok itu melepaskannya. Membawanya duduk agar saling berhadapan. Cowok itu mendekatkan wajahnya yang tentu saja membuat jantung Irene berdegup tidak karuan.

"Apa kuliah itu asik?"

"Jangan-jangan, lo, sebenernya pengen banget pergi ke kampus?"

"BUKAN GITU." cowok itu membentak yang lagi-lagi membuat Irene ketakutan. "kalo pun gue balik ke kampus, gak akan ada satu orang yang mau nerima gue. Jadi rasanya percuma. Tapi kalo lo mau selalu disisi gue, gue mau balik ke kampus."

"Hah?"

"Lo nolak?"

"Tentu aja." Irene balik membentak. Disudutkan seperti sekarang benar-benar mengikis harga dirinya.

"Lo mau gue perkosa?"

Cewek itu mundur cepat. Padahal baru saja dia merasa sedikit aman. Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa tindak kejahatan seperti ini perlu dinegosiasikan dulu?

"Asal lo mau jadi temen gue. Gue mau balik ke kampus." ada nada berharap dalam setiap tutur katanya. Cowok itu, entah kenapa sedikit banyak menarik perhatiannya. Seolah iba, tapi apa perlu Irene membantunya?

"Oke. Asal lo janji gak bakal nonjok orang lagi."

Bego. Kenapa pula harus di iyain. Irene bego cari mati.

"Kenalin, nama gue Yuu. Yuzuru Majalengka." raut mukanya berubah sumringah. Bekas darah yang mencemari jaketnya masih nampak. Dia mengulurkan tangannya hendak menjabat cewek yang dia anggap teman barunya.

"Irene Arlandria. Panggil aja Irene." cewek itu balas menjabat tangan besar yang sekilas terlihat seperti tangan jagal. Benar-benar menyeramkan.

"Nama yang bagus. Gue suka."

Cowok yang diketahui bernama Yuu itu tersenyum, kali ini lebih lebar. Tangannya yang masih menjabat dengan cepat menarik Irene. Lalu dengan sengaja cowok itu menciumnya. Sedikit lama tapi Irene masih bingung dengan apa yang terjadi dan tidak tahu harus menanggapi seperti apa.

Eh, eeeeeh.

Dan, sejak saat itu kehidupan tenang serta nilai sempurna Irene mulai terancam. Seorang cewek yang dinilai tidak memiliki hati, tidak bereaksi walau melihat ayahnya sendiri mati. Mulai saat ini dibuat terus tersiksa karena kehadiran cowok bringas yang suka berbuat onar.

Karakter berlawanan diantara mereka berdua. Sifat saling egois diantara keduanya. Serta, keterbukaan terhadap perasaan sesama. Hal itu yang justru membuat mereka tidak bisa dipisahkan. Dan ini adalah awal tentang dimulainya kisah mereka.

 Dan ini adalah awal tentang dimulainya kisah mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Beloved Monster (TAMAT)Where stories live. Discover now