28. Harapan Yang Bermunculan

96 23 36
                                    

Dia harus membuat Yuu berubah.

Irene menatap cowok itu dari kejauhan. Dibalik pintu- sedikit ketakutan namun sesekali menyempatkan bertanya apakah ada yang cowok itu perlukan.

Irene benar-benar tampak seperti seorang budak. Dia diam saja saat diperintah tidak wajar oleh cowok yang kini tiduran diatas kasurnya. Dia- cowok yang menumpang dirumahnya tapi berlaku selayaknya boss tanpa rasa iba. Dia juga yang menyebut dirinya sendiri kekasih tapi berperilaku selayaknya musuh abadi.

Si berengsek itu-

Irene masih mengamati.

Yuu merogoh saku jaketnya. Mengambil sebuah cokelat batangan dengan merek paling murah lalu melemparkannya ke kasur. Cowok itu beringsut duduk, melihat celingukan saat Irene masih mematung lima meter darinya. Kali ini Yuu mengambil papan kecil diatas nakas. Irene mengernyit tidak mengerti saat cowok itu menulis sesuatu lalu memamerkannya dengan seringaian lebar.

Yuu mengisyaratkan agar cewek itu mendekat. Irene mendekat. Mereka kini berjarak tidak sampai satu meter. Papan kecil itu Yuu kalungkan di leher Irene.

Irene menunduk, mengamati baik-baik saat melihat tulisan yang tertera.

Pacar gue sekalian anjing gue.

Irene tidak bisa berkata-kata. Cewek itu ingin sekali rasanya memukul kepala kosong Yuu dengan papan yang kini menjadi name tag-nya sendiri.

"Lo jadi pacar jangan tsundere-tsundere banget, dong!"

"Yah, karena gue lagi gak tahu mau ngapain jadi gue bikinin lo kalung." Yuu nyengir lebar sementara Irene mengepalkan tangannya kuat-kuat.

***

Irene pergi ke minimarket terdekat.

Tidak lama dia kembali.

Yuu memerintahkan Irene membuka bungkus es krimnya.

Irene menurutinya.

Yuu meminta Irene menyuapinya.

Irene manut menyodorkan cone es krim ke dalam mulut Yuu.

Yuu justru menggigit keras tangan cewek itu.

Irene mulai sesenggukan merasakan ngilu karena gigitan Yuu yang menyisakan darah.

***
"Gue laper. Ambilin makan di kulkas sekarang!" Sekali lagi Irene mengangguk. Menuruti segala yang cowok itu perintahkan. Sesekali Irene menggerutu merutuki nasib sialnya semenjak bertemu Yuu.

Tidak lama Irene datang dengan burger dingin. Dia menangis sesenggukan, lagi.

Kedua dengkulnya merah.

"Sakit." Irene menyodorkan burger.

Yuu menatap datar. Sama sekali tidak terlihat tertarik apalagi terkejut.

"Oh, gue lupa bilang lantainya masih basah. Gue tadi ngepel karena gak mau di cap sebagai pemalas."

Cowok itu sengaja.

Irene menggigit bibir dalamnya kuat-kuat sampai berdarah. Dia lagi-lagi dipermainkan.

"Lo pasti sengaja, kan?"

"Tau aja." Yuu menggigit burger dinginnya lalu menyalakan tv.

"Berengsek!"

***

"Gue mau tidur." Yuu bersiap berbaring diranjang. Irene berkedip. Cewek itu tetap berdiri.

"Gue boleh tidur juga?"

My Beloved Monster (TAMAT)Where stories live. Discover now