55. Kebenaran Yang Mengganggu

36 13 0
                                    

Dentuman musik saling bersautan terdengar mengguncang gendang telinga. Pencahayaan remang-remang yang bisa membuat sakit mata dapat Irene saksikan di setiap sudut ruangan. Aroma kuat alkohol juga rokok berpadu jadi satu, membuat tenggorokan Irene kian tercekat.

Irene berjalan perlahan, sebisa mungkin jangan sampai menyenggol orang disekitarnya. Genggamannya kian erat pada jemari besar Yuu.

"Gue ngerasa gak nyaman." Racau Irene untuk kesekian kalinya. Yuu menoleh sebentar, mengulum senyuman lembut lalu kembali menarik lengan Irene menyusuri setiap lorongnya.

Disepanjang mata memandang, Irene menjumpai tidak sekali-dua kali orang bercumbu. Mereka sedikit banyak membuat Irene kian tidak nyaman. Melakukan hal memalukan di tempat umum seperti ini.

"Kita ngapain, sih kesini?" Irene menghentak tangan Yuu. Sejak seminggu pengelihatannya ia dapatkan, Yuu mulai jarang bicara. Cowok itu menjadi sosok tak tersentuh seperti sebelumnya, hanya saja, Yuu tidak pernah mencoba meninggalkannya.

"Hari ini bakal gue selesain semuanya."

Apa maksudnya?

Disana!

Yuu menarik tangan Irene, menghentak tubuh cewek yang terlihat lebih ringkih dari beberapa bulan lalu. Yuu membalikkan tubuh Irene, memerangkap sosok rapuh diantara dinding dan lengannya. Yuu menunduk, menekuri wajah pucat sang pacar. Lagi-lagi Yuu hanya mengulas senyuman lembut.

"Ke-kenapa?"

"Ssstt!" Yuu meletakkan jari di depan bibir Irene.

Kali ini Yuu mendekatkan wajahnya pada tengkuk leher Irene. Irene yang merasa terganggu hanya terus menepis semua pikiran negatifnya, mepet pada tembok dan menahan napasnya. Berhenti. Yuu tidak meneruskan upayanya.

Kali ini apa?

"Sorry. Gue gak akan macem-macem dulu."

Irene meneleng. Sorot matanya menerawang setiap pergerakan transparan perubahan raut Yuu. Kenapa minta maaf kalau tidak melakukan apa-apa?

Yuu melirik ke belakang. Saat semua dia rasa aman, Yuu kembali menarik Irene untuk mengikutinya. Mereka kali ini masuk ke dalam ruangan yang sedikit mencurigakan.

Irene mengedarkan pandangannya. Saat hendak istirahat tadi, Irene justru dipaksa ikut masuk ke dalam bar. Tempat ladang dosa. Saat dirinya bertanya alasan kenapa Yuu mengajaknya kesana, cowok itu hanya tersenyum dan mengatakan akan menemukan apa yang selama ini ia cari disana.

Alunan lagu melankolis yang digubah profesional ditangan DJ piawai membuat setiap insan yg dapat menjangkau musiknya dibuat takluk, meliukkan tubuhnya -sejenak dibuat melupakan semua permasalahan.

"Lo yakin udah singkirin semua bukti-bukti?"

"Lo gak usah khawatir, bahkan korbannya kayak seneng aja nyawanya hilang." Yuu tidak bisa menangkap lebih jelas visual orang yang kini bercakap membelakanginya.

"Syukur kalo gitu. Kita gak boleh biarin insiden ini nyebar karena kalo sampai kita ketahuan. Ada 2 kemungkinan;" Cowok yang Yuu curigai sejak awal berbicara. Tampak santai dengan kedua kaki yang menyilang, "pertama kita bakal dipenjara, kedua cowok itu bakal bunuh kita."

Brak!!!

"Lo pikir bisa kabur dari gue?" Yuu mendobrak pintu. Menyeringai setan saat Irene di sisinya justru gelagapan.

"Yuu!"

Cowok itu!

Irene tidak paham dengan situasi saat ini. Jauh di depannya Yuu menghajar dua orang secara bergantian, membanting tubuh orang yang sepadan. Menendang beberapa kali sampai akhirnya Yuu berhenti. Napasnya putus-putus, Yuu mendekat lagi. Kesepuluh jemari mencengkeram kerah baju salah satunya. Pupil Irene melebar tepat setelah visual tampan wajah cowok yang familiar mulai tampak jelas.

My Beloved Monster (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang