Tawanan Azkaban; 10

2.3K 367 2
                                    

"Kita ambil risiko itu, Sybill," Kata Profesor McGonagall habis sabar, "Duduklah, kalkunnya sudah nyaris sedingin batu."

Profesor Trelawney ragu-ragu, kemudian duduk di kursi kosong itu, matanya terpejam dan bibirnya terkatup rapat, seakan mengharap kilat akan menyambar meja itu. Lalu mata Profesor Trelawney mengembara pada semua meja, dia menanyakan perihal ketidakhadiran Profesor Lupin di meja makan, aku juga baru sadar jika Profesor Lupin tidak ikut makan.

Lalu Profesor Dumbledore menjawab jika Profesor Lupin sedang sakit, ia juga mengasihani Profesor Lupin karna sakit tepat di hari natal. Profesor Trelawney juga menambahkan kalau Profesor Lupin benar-benar kabur saat dirinya menawarkan untuk melihat nasib di dalam bola kristalnya.

"Wah, wah, kenapa ya?" Komentar Profesor McGonagall hambar.

"Aku meragukan," Kata Profesor Dumbledore, dengan suara riang tapi bernada agak tinggi, mengakhiri percakapan antara Profesor McGonagall dan Profesor Trelawney, "Bahwa Profesor Lupin dalam bahaya, Severus, kau sudah membuatkan Ramuan untuknya lagi?"

"Sudah, Kepala Sekolah." Jawab Profesor Snape, dingin.

"Bagus," Kata Dumbledore lagi, "Kalau begitu tak lama lagi dia pasti sembuh, Derek, kau sudah pernah mencicipi chipolata ini? Enak sekali lho." Wajah anak kelas satu itu langsung merah padam karena disapa oleh Profesor Dumbledore dan dia mengambil sepiring sosis dengan tangan gemetar.

Profesor Trelawney bersikap nyaris normal sampai menjelang akhir santap Natal ini, satu jam kemudian, Harry dan Ron berdiri bangkit dari kursi masih dengan topi petasannya dan Profesor Trelawney menjerit dengan nyaring, membuat aku kaget dan akhirnya menumpahkan air putih ke anak Slytherin di sebelahku.

"Maaf!" Kataku, aku mengambil tongkatku lalu menggumamkan mantra pengering ke pakaiannya, dan pakaiannya kembali kering seperti semula, dia menjawab dengan tenang, "Ya."

"Astaga! Siapa dari kalian yang bangkit lebih dulu dari kursi kalian? Siapa?" Aku menoleh saat Profesor Trelawney bertanya sambil sedikit meninggikan suaranya.

"Entahlah." Kata Ron, memandang Harry dengan salah tingkah.

"Kurasa tak akan banyak bedanya," Kata Profesor McGonagall dingin, "Kecuali ada orang gila membawa kapak menunggu di luar pintu untuk membantai orang pertama yang muncul di Aula Depan."

Ron tertawa mendengar penuturan dari Profesor McGonagall, dan aku bisa melihat jika Profesor Trelawney tampaknya sangat tersinggung. Harry menepuk bahuku, dia bertanya apakah aku akan ikut ke ruang rekreasi, dan aku mengangguk sebagai jawaban.

Aku bangkit berdiri dan menatap pada Hermione di sebelahku, seakan mengerti dengan tatapan ku, Hermione membuka mulutnya, "Tidak, aku masih ada urusan si sini."

Aku, Harry dan Ron saling berpandangan sejenak, lalu mengendikkan bahu secara bersamaan dan mulai berjalan menuju pintu untuk keluar. Ketika tiba di lubang lukisan, ternyata Sir Cadogan sedang asyik berpesta Natal dengan dua rahib, beberapa mantan kepala sekolah Hogwarts, dan kuda poninya yang gemuk, dia bertanya kata kuncinya lalu Ron menjawab.

Aku masuk saat pintunya mengayun, lalu dengan cepat duduk di dekat perapian, sementara Harry dan Ron, mereka berdua langsung masuk menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian, mereka keluar dengan Firebolt dan Peralatan Perawatan Sapu yang waktu itu adalah hadiah dari Hermione untuk Harry.

"Jadi, ini sapunya?" Kata seseorang dengan tajam, aku menoleh mendapati bahwa Profesor McGonagall datang mendekat, "Miss Granger baru saja memberitahuku bahwa kau mendapat kiriman sapu, Potter."

Kami bertiga langsung saja menatap pada Hermione yang duduk di bangku dengan wajah memerah dan sedang membaca buku dengan terbalik.

"Dan juga, Aldrich, Liontinmu." Kata Profesor McGonagall lagi, aku menatap padanya lalu pada Hermione, aku lalu mengambil gerakan untuk melepas Liontin itu dan memberikannya dengan pelan pada Profesor McGonagall.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now