Orde Phoenix; 15

938 162 8
                                    

•••••

"Kau mau aku melaporkan apa yang dikatakannya tentang Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut?" Skeeter bertanya kepada Hermione dengan suara berbisik. Sementara aku sedang menikmati segelas Butterbeer disebelah Lovegood.

"Ya, memang," Kata Hermione. "Cerita sebenarnya. Semua fakta. Persis seperti yang diceritakan Harry. Dia akan memberimu semua detil, dia akan memberitahumu nama-nama para Pelahap Maut yang belum dikenali yang dilihatnya di sana, dia akan memberitahumu seperti apa tampang Voldemort sekarang--oh, kuasai dirimu," Hermione menambahkan dengan merendahkan, sambil melemparkan serbet ke seberang meja, karena, ketika mendengar nama Voldemort, Skeeter terlompat begitu parah sehingga dia menumpahkan setengah gelas Whisky-Apinya pada dirinya sendiri.

Skeeter mengeringkan bagian depan jas hujannya yang kotor, masih menatap Hermione. Lalu dia berkata dengan terang-terangan, "Prophet tidak akan mau mencetaknya. Kalau-kalau kau belum memperhatikan, tak seorangpun mempercayai cerita omong kosongnya. Semua orang mengira dia berkhayal. Sekarang, kalau kau membiarkan aku menulis cerita dari sudut itu--"

"Kami tidak perlu cerita lain mengenai bagaimana Harry sudah gila!" Kata Hermione dengan marah. "Kami sudah punya banyak, terima kasih! Aku mau dia diberikan kesempatan untuk menceritakan yang sebenarnya!"

"Tidak ada pasar untuk cerita seperti itu," Kata Rita dengan dingin.

"Maksudmu Prophet tidak mau mencetaknya karena Cornelius Fudge tidak mengizinkan mereka," Kataku dengan kesal.

Skeeter memberiku pandangan dalam-dalam yang lama. Lalu, sambil mencondongkan badan menyeberangi meja ke arahku, dia berkata dengan nada praktis, "Baiklah, Fudge sedang mengandalkan Prophet, tetapi sama saja. Mereka tidak akan mencetak sebuah cerita yang memperlihatkan Harry dalam cahaya bagus. Tak seorangpun mau membacanya. Itu melawan suasana hati publik. Pelarian Azkaban terakhir ini telah membuat orang-orang cukup kuatir. Orang-orang cuma tidak mau percaya Kau-Tahu-Siapa kembali."

"Jadi Daily Prophet ada untuk memberitahu orang-orang apa yang ingin mereka dengar, begitu?" Kata Hermione dengan tajam. Skeeter duduk tegak lagi, alisnya terangkat, dan menghabiskan minuman Whisky-Apinya.

"Prophet ada untuk menjual dirinya sendiri, kau gadis bodoh," Dia berkata dengan dingin.

"Ayahku berpikir itu surat kabar yang mengerikan," Kata Lovegood, masuk ke dalam percakapan itu tanpa terduga. Sambil mengisap bawang koktilnya, dia memandang Skeeter dengan matanya yang besar, menonjol dan agak sinting. "Dia menerbitkan cerita-cerita penting yang dikiranya perlu diketahui publik. Dia tidak peduli tentang menghasilkan uang."

Skeeter memandang Lovegood dengan menghina. "Kutebak ayahmu menjalankan beberapa surat kabar desa kecil yang bodoh? Mungkin, Dua Puluh Lima Cara untuk Bergaul dengan Para Muggle dan tanggal-tanggal Obral Bawa dan Terbang berikutnya?"

"Bukan," Kata Lovegood sambil mencelupkan bawangnya kembali ke Gillywaternya, "Dia editor The Quibbler."

Skeeter mendengus begitu keras sehingga orang-orang di meja yang berdekatan memandang berkeliling dengan gelisah. "Cerita menarik yang dikiranya perlu diketahui publik, eh?" Dia berkata dengan menghina. "Aku bisa memupuki kebunku dengan isi sampah itu."

"Ini peluangmu untuk menaikkan nadanya sedikit, bukan?" Kataku dengan menyenangkan. "Lovegood bilang ayahnya sangat senang menerima wawancara Harry. Itulah yang akan menerbitkannya."

Skeeter menatap aku sejenak, lalu mengeluarkan batuk-batuk tawa yang keras. "The Quibbler!" Dia berkata sambil terkekeh. "Kau kira orang-orang akan menganggapnya serius kalau dia diterbitkan dalam The Quibbler?"

"Beberapa orang tidak," Kata Hermione dengan suara datar. "Tetap versi Daily Prophet tentang pelarian Azkaban memiliki beberapa lubang menganga. Kukira banyak orang akan bertanya-tanya apakah tidak ada penjelasan yang lebih baik tentang apa yang terjadi, dan apakah tersedia cerita alternatif, bahkan kalau diterbitkan dalam sebuah majalah yang tidak biasa, kukira mereka mungkin ingin sekali membacanya."

Cassandra Aldrich [✓]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora