Piala Api; 19

1.4K 269 47
                                    

"Ada apa?" Kataku yang penasaran, lalu Hermione menyodorkan suratnya padaku, aku dan Harry yang memang duduk bersebelahan langsung membacanya, surat itu tidak ditulis tangan, melainkan disusun dari tempelan huruf-huruf yang tampaknya digunting dari Daily Prophet;

Cewek jelEk. haRRy PottEr layaK mendapaT gadis lebih baik. PUlang sana ke tempat mUggle.

"Semua seperti itu!" Kata Hermione putus asa, membuka suratnya satu persatu. "‘Harry Potter layak mendapat cewek yang jauh lebih baik daripada orang macam kau…’ ‘Kau pantas direbus bersama telur katak…’ Ouch!"

Hermione telah membuka amplop terakhir, dan cairan hijau kekuningan berbau bensin tertuang ke tangannya, yang langsung penuh ditumbuhi bisul-bisul besar berwarna kuning. "Nanah Bubotuber yang belum dicairkan!" Kata Ron, memungut amplop itu dengan amat hati-hati dan mengendusnya.

"Ouch!" Erang Hermione, air matanya berlinangan sementara dia berusaha mengelap nanah dari tangannya dengan serbet, tetapi jari-jarinya sekarang dipenuhi bisul ang menyakitkan sehingga kelihatannya dia memakai sarung tangan tebal berbenjol-benjol.

"Kau sebaiknya ke rumah sakit," Kataku ketika burung-burung hantu di sekeliling Hermione terbang pergi. "Kami akan memberitahu Profesor Sprout kau ke mana."

"Sudah kuperingatkan dia!" Kata Ron, ketika Hermione bergegas meninggalkan Aula Besar, menyangga tangannya. "Sudah kuperingatkan jangan membuat jengkel Rita Skeeter! Lihat yang ini--" Ron membaca salah satu surat yang ditinggalkan Hermione; "‘Aku membaca di Witch Weekly bagaimana kau mempermainkan Harry Potter dan anak itu sudah cukup banyak menderita dan aku akan mengirimimu kutukan dengan pos berikutnya begitu aku sudah mendapatkan amplop yang cukup besar.’ Ampun deh, sebaiknya dia hati-hati."

Hermione tidak muncul dalam pelajaran Herbologi. Ketika aku, Harry dan Ron meninggalkan rumah kaca untuk mengikuti pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib, kami melihat Malfoy, Crabbe dan Goyle menuruni undakan batu kastil. Parkinson dan Pugh berbisik-bisik dan cekikikan di belakang mereka bersama geng cewek-cewek Slytherinnya.

"Potter, kau putus dengan cewekmu, ya? Kenapa dia sedih banget waktu tadi?" Seru Parkinson, Harry mengabaikannya. Dia tak ingin Parkinson puas kalau tahu artikel di Witch Weekly itu mendatangkan banyak kesulitan.

Hagrid, yang telah memberitahu kami dalam pelajaran yang lalu bahwa kami sudah selesai mempelajari Unicorn, menunggu di depan pondoknya dengan kotak-kotak baru yang terbuka di dekat kakinya.

"Mereka ini Niffler," Kata Hagrid ketika semua anak sudah berkumpul. "Kebanyakan mereka ditemukan di tambang-tambang. Mereka senang benda-benda mengilap, nah, lihat."

Salah satu Niffler tiba-tiba melompat dan berusaha menggigit lepas arloji Parkinson dan pergelangan tangannya. Parkinson menjerit dan melompat ke belakang.

"Detektor harta kecil yang sangat berguna," Kata Hagrid senang. "Kita akan main-main dengan mereka hari ini. Lihat di sana itu?" Hagrid menunjuk petak luas. "Aku sudah pendam koin emas. Aku sudah siapkan hadiah buat siapa yang memilih Niffler yang gali paling banyak koin. Sekarang lepas semua perhiasan kalian dan pilih Niffler, dan siap-siap untuk lepas mereka."

Aku melepaskan arlojiku dan memasukannya ke kantung, aku berjalan mendekati peti dan mengambil satu Niffler, Niffler itu tampak bersemangat, terlihat dari cara dia mengendus-endus jubahku, Niffler itu lepas dari genggaman tanganku, berjalan di sepanjang tanganku menuju bahu, dan melompat menuju tanah, bersamaan dengan aku yang merasakan jika Liontinku telah ditarik paksa, "Oh tidak!"

Aku meraba leherku, benar saja! Liontinku sudah diambil, mataku langsung mencari pada Niffler itu, dia tengah berjalan menuju kerumunan anak-anak Slytherin, oh sial! Aku bergegas mengikutinya, dia berhenti tepat didepan kaki Parkinson, Parkinson memandangku dan membungkuk, mengambil Liontinku, dia melihat-lihat pada Liontin, "Kembalikan, itu milikku." Kataku sedatar mungkin.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now