Tawanan Azkaban; 8

2.4K 416 6
                                    

"Sapu terbang milik Potter terjatuh di Dedalu Perkasa." Kata Profesor Flitwick lagi, aku menatap padanya, "Profesor, apa tak ada mantra yang bisa--"

"Tidak ada, Miss Aldrich." Katanya bahkan sebelum aku menyelesaikan ucapanku, aku mengangguk mengerti dan berterimakasih pada Profesor Flitwick karna telah mengambilkan sapu terbang milik Harry.

Setelah itu, Profesor McGonagall dan Profesor Flitwick sama-sama pergi keluar dari Hospital Wings. Aku mendekat pada yang lain dengan sapu terbang Harry yang hancur berkeping-keping.

"Bloody Hell!" Ron kaget saat melihat pada sapu Harry yang sudah hancur berkeping-keping, Hermione lalu mengambilnya dariku.

"Kata Profesor Flitwick tak ada mantra yang bisa memperbaikinya, Mione." Kataku lemas pada Hermione yang tadi hendak memantrai sapu Harry.

"Aku sangat berlumpur." Kataku sambil melihat pada jubahku yang warna merahnya tertutupi lumpur yang coklat.

"Kau sama berlumpurnya dengan Harry," Kata Fred, dia memegang bahuku, "Kurasa kau harus membersihkan lumpur itu dulu, Cassie."

"Tapi Harry--"

"Ada kami disini, dan juga kalau ketemu Oliver, buat dia semangat lagi." Kata Angelina padaku, dia menepuk bahuku pelan dan mendorongku menuju pintu keluar Hospital Wings.

Setelah keluar dari Hospital Wings, aku berjalan lemas menuju kamar mandi, aku memeluk diriku sendiri, mencoba menghangatkan tubuh.

"Bagaimana rasanya kalah saat pertandingan pembukaan tahun ajaran baru, Aldrich?"

Aku mendongak dan mendapati tim Slytherin yang sedang tertawa, tapi tidak untuk Malfoy, dia malah terdiam dan menatap padaku.

"Pikir saja sendiri, Flint." Kataku, lalu aku mencoba untuk melanjutkan perjalanan, tapi Flint memblokir jalanku, "Itu menyenangkan atau menyakitkan?"

Aku memutar bola mataku malas, "Sudah kubilang--"

"Jangan ganggu dia, Flint." Kata seseorang disebelahku, aku menoleh, mendapati Diggory yang masih dengan baju Quidditch Hufflepuffnya yang kuning kenari.

Diggory meraih tanganku dan membawaku melewati tim Slytherin, aku menggumamkan terimakasih kala kami sudah jauh dari tim Slytherin.

"Kau sangat berlumpur, kau tahu." Kata Diggory, aku mengangguk dengan lemah dan berkata, "Ya, aku tahu."

Aku mengangkat kepala lalu menatap pada Diggory dan mengulurkan tanganku kearah ya, "Kurasa aku belum memberimu ucapan selamat."

Diggory terdiam lalu menatapku sejenak, ia menerima jabatan tanganku dan tersenyum dengan lebar, "Selamat, Diggory."

"Terimakasih, dan juga, operan-operanmu sangat hebat, aku dengar dari Chaser tim." Kami melepaskan jabatan tangan dan aku balas tersenyum pada Diggory.

•••••

Madam Pomfrey bersikeras Harry tinggal di rumah sakit selama akhir minggu ini, Harry tidak membantah maupun mengeluh, tetapi dia tidak mengizinkan Madam Pomfrey membuang serpihan sisa Nimbus Dua Ribu-nya. Dan pengunjung tak henti-hentinya datang, semua ingin menghiburnya, Hagrid mengiriminya seikat bunga Earwiggy yang berbentuk seperti kol kuning dan Ginny, dengan wajah merah padam, datang membawa kartu ucapan semoga lekas sembuh buatannya sendiri.

Tim Gryffindor menengoknya lagi pada hari Minggu pagi, kali ini disertai Oliver, yang memberitahu Harry dengan suara hampa tak bersemangat, bahwa dia sama sekali tidak menyalahkannya. Aku, Ron dan Hermione hanya meninggalkan sisi tempat tidur Harry pada saat malam hari saja.

Sungguh melegakan kembali pada kebisingan dan hiruk-pikuk sekolah pada hari Seninnya, walau Harry terpaksa menerima ejekan dari Malfoy, Malfoy senang sekali tim kami kalah. Dia akhirnya membuka perbannya dan merayakan kesembuhannya dengan menirukan cara Harry terjatuh dari sapunya dengan amat bersemangat.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now