Tawanan Azkaban; 12

2.1K 373 15
                                    

"Bagaimana rasanya--maksudku, bagaimana perasaanmu saat tahu ada salah satu yang menggunakan Firebolt di timmu?" Tanyanya, aku menatap padanya sejenak lalu pada Harry, "Aku merasakan ketenangan."

"Benar juga," Kata Diggory sambil terkekeh pelan, dia lalu mengambil Sandwich dihadapannya dan mengarahkannya ke mulut, tapi sebelum sampai ke mulutnya, tangannya mendadak berhenti, "Tak keberatan, 'kan?"

"Tidak, sama sekali tidak." Kataku, dia tersenyum lalu mulai memakan Sandwichnya, aku juga meneruskan sarapanku, aku melirik pada Diggory, ia tersenyum kecil saat anak-anak seasramanya berdesakan untuk melihat Firebolt Harry.

"Yakin kau bisa menguasai sapu itu, Potter?" Kata suara dingin yang diulur sehingga bernada lambat, Malfoy telah datang untuk melihat sapu itu dari dekat, diiringi Crabbe dan Goyle, tentu saja.

"Yeah, kurasa begitu." Jawab Harry santai.

"Banyak keistimewaannya, 'kan?" Kata Malfoy, matanya berkilat licik, "Sayang sekali tidak ada parasutnya--siapa tahu kau terbang terlalu dekat dengan Dementor."

Crabbe dan Goyle tertawa di sebelah Malfoy, dan Malfoy, dia melihat kearahku dan lalu pada Diggory, aku bisa mendengar dia mendecih kecil lalu memalingkan mukanya lagi pada Harry.

"Sayang juga kau tidak bisa menambahkan tangan ekstra di sapumu, Malfoy," Timpal Harry, "Kalau tidak, 'kan itu bisa menangkapkan Snitch untukmu."

Semua orang tertawa terbahak-bahak, mata pucat Malfoy menyipit, dan dia menyingkir, aku melihatnya bergabung dengan anggota tim Quidditch Slytherin lainnya, yang merapatkan kepala, tak diragukan lagi, mereka pasti menanyai Malfoy apakah sapu Harry benar-benar Firebolt.

Pukul sebelas kurang seperempat, aku dan tim Gryffindor menuju ke kamar ganti, cuaca sangat berbeda daripada sewaktu kami bertanding melawan Hufflepuff, hari ini cerah, sejuk dan ada angin sepoi-sepoi pelan. Kami bisa mendengar anak-anak lain bergerak ke stadion, aku melepas jubah hitam sekolah dan memakai seragam Quidditch.

"Kalian tahu apa yang harus kita lakukan," Kata Oliver, sementara kami bersiap-siap meninggalkan kamar ganti, "Kalau kita kalah dalam pertandingan ini, tak ada harapan lagi bagi kita, terbanglah saja seperti dalam latihan kemarin, dan kita akan oke!"

Kami keluar dan berjalan menuju lapangan disambut tepukan riuh, aku bisa melihat tim Ravenclaw dalam seragam biru yang sudah berdiri di tengah lapangan, dan aku bisa melihat Seeker mereka, Cho Chang, adalah satu-satunya perempuan dalam tim.

"Wood! Davies! Jabat tangan!" Kata Madam Hooch tegas, lalu Oliver berjabat tangan dengan kapten Ravenclaw.

"Naik pada sapu kalian--" Kata Madam Hooch, aku langsung saja menaikan kakiku pada sapu, "Mulai pada tiupan peluitku, tiga--dua--satu!"

Aku dan para pemain langsung terbang, Ravenclaw memegang Quaffle, tapi Angelina berhasil mencurinya dan ia mengopernya padaku, aku terbang menuju gawang Ravenclaw, aku melirik ke kiri dan ke kanan, tak ada Angelina atau pun Alicia. Aku menggigit bibir bawahku, lalu mempercepat sapu ku pada gawang Ravenclaw, aku melemparnya dengan keras semaksimal mungkin, dan gol!

Aku bisa mendengar suara anak-anak Gryffindor yang bertepuk tangan dan berteriak-teriak dengan riuh.

"Cassandra Aldrich mencetak angka di awal pertandingan! Biasanya dia hanya mengoper dan memberikan peluang-peluang sempurna pada yang lain, apa karena Firebolt? Tentu saja! Firebolt akan menjadi sapu pilihan untuk tim nasional pada Piala Dunia--"

Komentar Lee membuatku sedikit tertawa, ini pertama kalinya aku memasukkan Quaffle ke gawang di awal pertandingan, Lee berkata jujur, sejak masuk tim Quidditch Gryffindor, aku lebih sering banyak mengumpan dan memberi peluang pada Angelina atau Alicia daripada mencetak gol.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now