Tawanan Azkaban; 16

2K 335 29
                                    

Si laki-laki berkumis hitam mengelus sesuatu di pinggangnya, aku memandang ke arah itu dan melihat ibu jari laki-laki itu mengelus mata kapak yang tajam berkilau. Ron membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tetapi Hermione menyikut rusuknya dengan keras dan mengedikkan kepalanya ke arah Aula Depan.

"Kenapa kau memberhentikanku?" Kata Ron gusar, ketika kami memasuki Aula Besar untuk makan siang, "Apakah kau melihat mereka? Mereka bahkan sudah menyiapkan kapak! Keadilan harus ditegakkan!"

"Ron, ayahmu bekerja di Kementerian, kau tak bisa mengatakan hal-hal seperti itu kepada bosnya!" Kata Hermione, tetapi Hermione sendiri tampak sangat cemas.

"Asal Hagrid bisa tenang kali ini, dan mengajukan pembelaannya dengan benar, tak mungkin mereka membunuh Buckbeak."

Tetapi aku bisa melihat Hermione tidak sepenuhnya yakin pada apa yang dikatakannya, di sekeliling kami, anak-anak mengobrol dengan bergairah seraya menyantap makan siang mereka, dengan riang menunggu saat akhir ujian sore itu. Tetapi aku, Harry, Ron, dan Hermione, yang sangat mencemaskan Hagrid dan Buckbeak, tak bisa ikut senang, ujian terakhir aku, Harry dan Ron adalah Ramalan, sedangkan ujian terakhir Hermione adalah Telaah Muggle, kami menaiki tangga pualam bersama-sama, Hermione meninggalkan kami di lantai satu, sementara aku Harry dan Ron naik terus sampai ke lantai tujuh. Sebagian besar teman kami sedang duduk di tangga spiral yang menuju ke kelas Profesor Trelawney, berusaha mengulang pelajaran pada menit-menit terakhir.

"Cassandra Aldrich!" panggil suara sayup-sayup dari atas kepala kami. Aku tersenyum pada Ron dan Harry, lalu menaiki tangga perak dan menghilang dari pandangan. Ruang menara lebih panas dari biasanya, gorden-gorden tertutup, api di perapian menyala, dan bau memusingkan yang biasa membuatku terbatuk ketika aku melewati kerumunan kursi dan meja menuju ke tempat Profesor Trelawney duduk menungguku menghadapi bola kristal besar.

"Selamat siang, Nak," Sapanya lembut, "Silakan pandang bola kristal ini--tidak usah buru-buru--kemudian katakan padaku apa yang kaulihat di dalamnya."

Aku menunduk di atas bola kristal itu dan memandangnya, memandang setajam mungkin, mengharap bola itu menunjukkan padaku hal lain selain kabut putih yang melayang-layang, tetapi tak ada yang terjadi.

"Bagaimana?" Profesor Trelawney bertanya dengan halus, "Apa yang kaulihat?"

"Ehh--bunga--kurasa bunga mawar hitam." Kataku mengarang, tidak tahu akan ketahuan atau tidak.

"Wah!" Kata Profesor Trelawney bersemangat, ia menulis sesuatu di atas parkamennya, "Apa masih ada?"

"Uhm, tidak, Profesor."

"Yah, baiklah, Nak, cukup sekian, kau boleh pergi." Katanya lalu menghela nafas, aku lega lalu bangkit mengambil tas tetapi kemudian suara parau bicara di belakangku.

"Nanti akan terjadi, seseorang, pemilik hatimu, akan meninggalkanmu."

Aku berputar, "Maaf?"

Kepala Profesor Trelawney terkulai ke dadanya, dia mengeluarkan suara seperti dengkur, kemudian mendadak kepalanya tegak kembali, "Maaf, Nak, panas sekali, aku tertidur sesaat."

"Oh, oke, baiklah Profesor, aku permisi." Kataku cepat kemudian berjalan tergesa-gesa menuju keluar kelas, aku melihat Harry dan Ron duduk menyender di dinding.

"Bagaimana?" Tanya Ron, seraya bangkit dari duduknya bersamaan dengan Harry.

"Omong kosong," Kataku, aku mendekatkan kepalaku pada mereka berdua seraya berbisik, "Aku sebenarnya mengarang-ngarang saja."

"Sampai bertemu di ruang rekreasi." Kata Ron, saat Profesor Trelawney memanggilnya dengan berteriak.

"Kau sungguh mengarangnya?" Tanya Harry, aku mengangguk dengan pelan sambil nyengir, "Sungguh."

Cassandra Aldrich [✓]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum