Tawanan Azkaban; 17

1.8K 340 9
                                    

Dan kemudian terowongan itu mulai menanjak, sesaat kemudian berbelok, aku bisa melihat sepetak cahaya dari lubang kecil, aku, Harry dan Hermione berhenti, tersengal kehabisan napas, merayap maju. Harry dan Hermione mengangkat tongkat untuk melihat apa yang ada di depan kami, rupanya ruangan, ruangan yang sangat berantakan dan berdebu, kertas dindingnya mengelupas, lantainya penuh bercak noda, semua perabotnya hancur, seakan ada yang memukulinya, semua jendelanya ditutup papan. Aku mengangkat diriku keluar dari lubang, diikuti Harry dan Hermione, memandang berkeliling, ruangan itu kosong, tetapi pintu di sebelah kanannya terbuka, menuju lorong remang-remang. Mataku yang terbelalak liar memandang jendela-jendela yang tertutup papan.

"Kurasa kita berada di Shrieking Shack." Bisik Hermione.

Hanya satu pintu yang sedikit terbuka, selagi merayap mendekati pintu itu, kami mendengar gerakan-gerakan dari baliknya, erangan pelan, kami bertukar pandangan terakhir, anggukan terakhir. Dengan tongkat terpegang erat di depannya, Harry menendang pintu sampai terbuka lebar. Dilantai sebelah tempat tidur, ada Ron yang memegangi kakinya yang mencuat dalam posisi aneh.

Aku, Harry dan Hermione berlari mendekatinya, "Ron! Kau tak apa-apa?"

"Di mana anjingnya?" Tanyaku.

"Bukan anjing," Ron meratap, giginya mengertak menahan sakit, "Harry, ini jebakan."

"Apa?"

"Dia anjingnya, dia Animagus."

Ron menatap melewati bahu Harry, aku, Harry, dan Hermione berputar, dengan bunyi keras laki-laki di dalam keremangan menutup pintu di belakang kami, rambut yang kotor awut-awutan menggantung sampai ke bahunya, kalau tak ada mata yang berkilau dari dalam rongganya yang dalam dan gelap, dia bisa dikira mayat. Kulitnya yang pucat tertarik begitu ketat di atas tulang wajahnya, sehingga tampak seperti tengkorak, dia menyeringai sehingga tampaklah gigi-giginya yang kuning. Laki-laki itu adalah Sirius Black!

"Kalau kau ingin membunuh Harry, kau harus membunuh kami juga!" Kataku berteriak pada Black, Black menjawab dengan parau, "Hanya ada satu yang akan mati malam ini."

"Dan itu kau!" Harry menjerit, dia langsung mencekik Black sampai Black terjatuh, aku mengambil tongkatku didalam jubah dan mencoba untuk membantu Harry.

"Expelliarmus!" Tongkat sihirku terlepas dari genggaman tanganku, tongkat itu terbang meluncur menuju Profesor Lupin!

Aku langsung menarik Harry mundur saat Profesor Lupin sudah menggenggam tongkat milikku, Profesor Lupin berkata, "Wah-wah Sirius, kau ini benar-benar sudah lupa waktu yang tepat untuk menyerang, ya?"

"Seperti kau tidak tahu aku saja, Remus." Kata Black, nyengir, Profesor Lupin tersenyum, dia menjulurkan tangannya dan Black menyambutnya, Profesor Lupin menarik Black bangkit lalu memeluknya!

"Profesor Lupin!?" Aku berteriak kaget, sama sekali tak terbayang olehku jika Profesor Lupin akan memeluk Sirius Black yang merupakan buronan, "Padahal aku mempercayaimu walau kau adalah Werewolf!"

"Sejak kapan kau tahu?" Tanya Profesor Lupin dengan santainya, membuat aku bingung dan mengernyitkan dahi, "Sejak Profesor Snape memberikan tugas tentang Werewolf!"

Black meraung, "Ayo cepat bunuh dia!"

Profesor Lupin menghela nafas, dia memberikan Black tongkat milikku, "Baiklah, tapi Harry harus tahu alasannya dulu."

"Aku sudah tahu semuanya!" Harry berteriak sambil memandang Black, "Kau mengkhianati orang tuaku dan membunuh mereka!"

"Tidak, kau salah!" Profesor Lupin balas berteriak, "Lalu siapa!?"

"Orang yang kukira sudah mati sampai kau melihatnya lewat peta itu!" Kata Profesor Lupin lagi, Harry terdiam sejenak, "Tidak! Peta itu salah!"

"Peta itu tidak pernah salah!" Kini Black yang berteriak.

Cassandra Aldrich [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang