Tawanan Azkaban; 2

3.6K 545 16
                                    

Malfoy berhenti tepat di depan pintu kompartemen, tangannya yang putih pucat membuka kompartemen dengan cepat, aku mendengus melihatnya, paling akan mengganggu Harry lagi.

"Wah, lihat, siapa itu?" Kata Malfoy, suaranya terdengar malas, "Potty dan juga Weasel."

Bersamaan dengan Malfoy yang menyelesaikan kata-katanya, Crabbe dan Goyle terkekeh seperti troll. Tanganku mengambil buah Apel disampingku, dengan cepat aku melemparnya pada Malfoy, tapi sialnya, Malfoy menangkapnya dengan sempurna.

Mata Malfoy yang berwarna abu-abu menatap pada diriku, bibirnya membentuk senyum sinis, "Terimakasih, Aldrich."

Aku mendengus lagi, sementara Malfoy mulai memakan Apel yang aku lemparkan padanya, padahal aku berharap Apel itu mengenai kepala pirangnya.

"Kudengar ayahmu berhasil dapat emas tahun ini, apa ibumu mati saking kagetnya?" Kata Malfoy, menatap pada Ron, sudah jelas Ron jengkel.

Ron berdiri cepat sekali sampai menyenggol keranjang milik Crookshanks sampai terjatuh kelantai, membuat Profesor Lupin mendengus kecil.

"Siapa itu?" Tanya Malfoy, dia mundur selangkah setelah melihat pada Profesor Lupin, aku menjawab dengan enteng, "Guru baru."

"Apa katamu, Malfoy?" Kata Ron yang sudah mengepalkan tangannya, terlihat sangat kesal.

"Ayo." Bisik Malfoy kecewa pada Crabbe dan Goyle, aku tahu dia tak begitu bodoh hanya untuk berkelahi di depan seorang guru.

Pada akhirnya, Malfoy dan dua kroninya pergi menghilang, membuat Ron kembali duduk lagi, Harry berkata, "Aku tidak akan diam saja jika di katai Malfoy tahun ini."

"Ya, kalau dia sekali lagi menghina keluargaku, aku akan memegang kepalanya dan--" Ron memperagakan gerakan bengis di udara.

"Ron!" Desis Hermione, ia menunjuk pada Profesor Lupin, "Hati-hati!"

Hujan semakin lebat sementara kereta meluncur semakin ke utara, jendela sekarang semakin berwarna abu-abu berkilau dan perlahan berubah gelap sampai lampu-lampu menyala. Kereta berderit, hujan bergemuruh, angin menderu, tetapi tetap saja Profesor Lupin tertidur seakan tidak ada yang mengganggu.

"Kita pasti sudah hampir sampai." Kata Ron, ia mencondongkan badannya kedepan dan melihat kearah jendela yang sekarang sudah hitam pekat.

Ron beranjak saat kereta mulai melambat, "Bagus, aku sudah lapar, tak sabar ingin ikut berpesta."

"Tunggu--" Kataku, aku menatap pada arloji dipergelangan tangan, "Tak mungkin kita sudah sampai."

"Lalu kenapa berhenti?"

Kereta api semakin lama semakin lambat, setelah bunyi piston mereda, angin dan hujan terdengar semakin keras menimpa jendela. Aku dan Harry yang memang duduk paling dekat di pintu bangkit untuk melihat ke koridor, di sepanjang gerbong, kepala-kepala bermunculan ingin tahu dari dalam kompartemen, kereta api berhenti diiringi suara gedebuk serta kelontongan yang memberi tahu kami bahwa koper-koper kami terjatuh. Kemudian, tanpa peringatan, semua lampu padam dan kami tenggelam dalam kegelapan total.

"Ada apa sih?" Terdengar suara Ron dari belakang aku dan Harry, dilanjut dengan pekikan Hermione karna kakinya di injak oleh Ron.

Aku langsung saja mengambil tongkatku, menggerakkannya dengan pelan dan bergumam, "Lumos!"

Muncul cahaya dari tongkatku yang menerangi satu kompartemen, Ron berkomentar, "Bagus, ini lebih baik."

Kami semua kembali duduk di tempat duduk kami, Ron melihat kearah luar jendela, "Ada yang bergerak diluar."

Cassandra Aldrich [✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant