#15 hari yang buruk

1.5K 70 3
                                    

Didalam kamar resya menangis sekuat tenaga ia menumpahkan segala amarah yang terpendam didalam lubuk hatinya ,resya sadar jika ini yang harus ia bayar saat perusahaan keluarganya terguncang apalagi hal tersebut karna dirinya ,resya semakin terisak dalam tangisnya .

"Perjodohan ??shitt !!." Gumamnya sambil terisak

"Umur ku masih 22 tahun dan aku masih belum siap menikah.
Pernikahan.. macam apa yang dilakukan tanpa dasar cinta?bukan kah menikah itu sebuah komitmen yang hrus dilakukan atas dasar mencintai dan kasih sayang bahkan aku sendiri belum siap untuk mencintai. Ohh tuhan mengapa kau membuat takdirku begitu rumit." Isaknya

"Tapi apapun itu ini demi papa mama ,bukan ." Ia pun menghapus sisa air mata yang masih setia membasahi pipinya

"Harunya tadi aku tersenyum seolah olah aku baik baik saja ,agar mereka tidak menghawatirkan ku."

"Tapii boleh kah malam ini aku menangis tuhan? ,hanya malam ini aku janji." Tangis nya kembali pecah ia menyembunyikan wajahnya tepat diantara boneka boneka yang terjajaar rapi diatas ranjang ,resya yang masih ingin menikmati masa muda pun harus merelakannya ,bahkan ia harus siap bersama orang yang ia sendiri tak kenal atau pun cintai. Setelah lelah menangis sepanjang malam resya pun akhirnya terlelap tepat saat pukul 2 dini hari, dengan keadaan pipi yang masih basah dan mata yang membengkak.

####

Pagi ini resya terbangun dengan keadaan yang tampak lesu dan ia diharuskan menuntaskan kan pekerjaannya pasalnya seminggu kedepan ia akan disibukkan dengan acara pernikahan yang tak sederhana . Ia pun mulai memoles make up tipis diwajahnya untuk menutupi mata sembabnya ,ia harus terlihat baik baik saja bukan?. Saat tubuh resya beranjak dari kursi riasnya handpon yang berada diatas ranjang pun berdering menandakan ia mendapat panggilan resya pun segera mengangkatnya.

"Haii cintakuuu apa kabarrr........?." Teriak dira disana resya yang mendengarkan teriakan dira pun tak merasa kesal melainkan ia tersenyum gemas.

"Kuping gue bisa meledak tau." Jawabnya mendengar hal itu dira maupun resya sama sama tertawa geli

"Tumben telpon?ada apa neng ?." Tanya nya

"Gue kangen tauu ,dan entah kenapa gue pengen ketemu lo .bisa kan?makan siang ini deh dicaffe biasa ya?pliss resyaa .kalo ngga sibuk sih." Cerocos dira

"Hadehhhh tuh mulut bisa ngga sih dikasih rem ,nyerocos mulu." Ejeknya seraya menggelengkan kepala pelan

"Gue kangenn lo tauu malah dikatain nyerocos, dan lo tauu guee pengen ceritaa tentang pangeran gue waktu itu ,bisa yaa?yayayaa?."

"Astaga dragon ini anak ,diraa sayangg kalo ngomong itu pelan pelan napa, iya gue bisa ntar siang ."jawabnya

"Nah gitu dong mulut gue kan tenang jadinya." Seraya tertawa kencang

"Dih dasar upil kuda." Candanya

"Bodo amat penting gue cantik." Terdengar tawa dira semakin pecah disana

"Yeeee kepedean."

"Udah udahh gue ada urusan ,bye resya kesayanganku." Terdengar syara tawa renya dan disaut oleh resya dengan gelengan kecil disertai senyuman yang sungguh manis.

"Oke bye." Putusnya. resya pun menyimpan ponselnya didalam tas yang sudah ia siapkan untuk menemani ootd nya hari ini.

Saat resya meninggalkan kamar pribadinya dan menuju ruang makan dimana liliana sudah nampak menyiapkan beberapa hidangan untuk sarapan hari ini ,resya pun mengerkerutkan dahi dalam 'dimana papa' tanya nya pada diri sendiri, ia pun segera meneruni anak tangga dengan cepat sehingga heels yang ia pakai pun menimbuklan bunyi saat bersentuhan dengan lantai liliana yang nampak mendengar suara sepatu heels resya pun dibuat harus menoleh kearah resya dan mengingatkan anaknya itu untuk berhati hati.

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang