#33 mencintai

1.1K 52 5
                                    


Baru kali ini daffa merasakan tatapan seseorang itu sangat mengganggunya padahal biasanya tatapan atau pun omongan orang tak pernah ia hiraukan ,tapi hari ini tatapan itu sangat mengganggu...yaa dira yang selalu menatapnya sepanjang meeting wanita itu seakan akan ingin menerkam daffa membuat daffa jengah sendiri, ia kemudian memalingkan wajah menghadap dira menantang mata itu untuk beradu.

"Bisakah anda fokus nona?." Ucapan yang daffa lontarkan itu tak membuat dira menciut ia seakaan dinotis oleh sang pujaan hati.

"Aku dari tadi fokus. Kamu ngga melihat itu?." Jawab dira dengan senyum yang mengembang.

"Baiklah. Kita akhiri pertemuan ini sampai disini." Ujar daffa tersenyum kepada koleganya.

Uhh manisnya.

Dira tersadar saat daffa hendak berdiri ia pun juga bangkit dan mengintrupsi pria itu.

"Permisi tuan. Tapi kita belum merayakan keberhasilan ini, aku akan meneraktir kalian makan siang bagaimana?." Tawarnya dengan mata berbinar menatap daffa.

Daffa membuang nafas kasar. "Traktir saja yang lain, saya tidak memiliki waktu. Mohon maaf semuanya." Daffa pun berlalu meninggalkan meja tanpa melihat ekspresi dira yang mulai berubah.

"Bagaimana nona ,apa kau jadi meneraktir kita?" Ujar salah satu kolega tersebut.

"Lain kali saja, aku tidak mood." Dira pun berlalu dengan perasaan dongkol

Dira berjalan dengan langkah cukup besar. Ia sangat marah lagi-lagi ditolak ,kapan daffa itu akan melihatnya sebagai wanita yang menyukainya.

Dira berniat menyusul daffa sekali lagi ia ingin mendapatkan hati pria dingin itu, bagaimana pun caranya.

didepan pintu ruangan bertuliskan ceo itu ,daffa hendak masuk bersama bastian dibelakangnya. Tapi langkah pria itu terhenti saat suara mulai mengintrupsinya.

"Daffa tunggu!." Dira mengintrupis kedua pria itu.

Daffa lagi lagi jengah dengan kehadiran wanita yang selalu mengganggunya.

"Kenapa kamu tegaa banget?kamu selalu menghindar selalu gak nganggep aku ada .kenapa? Salah aku apa? Aku hanya ingin dekat sama kamu." Dira mulai menahan tangisnya.

Bastian menggeleng pelan dengan sikap wanita ini. Daffa... pria itu tetap tak acuh dingin.

"Asal anda tahu. Pertama saya tidak tertarik, kedua saya tidak ingin mengenal, dan ketiga saya tidak ingin dekat dengan anda nona dira yang terhormat." Ucapnya dengan sangat dingin.

Dira mulai mengeluarkan air matanya, bastian yang melihat perubahan itu was was jika saja ada karyaaan yang melihatnya itu akan menjadi gosip.

"Saya memiliki kehidupan pribadi nona. Jadi saya harap anda tidak menganggu saya lagi."

Dira terisak entah mengapa kepada pria satu ini hatinya cukup lemah.

"Bagaimana kalau aku. tetap dan akan selalu tetap menganggumu?." Tantang dira ia menghapus airmatanya kasar.

"Saya akan membawa anda kejalur hukum." Jawab daffa enteng.

Dira tertawa miris. "Aku gak peduli. Dan perlu kau ingat ,aku masih memiliki kontrak dengan mu. Aku akan melakukan apapun untuk merebut hatimu daffa." Ia kemudian melangkah pergi.

Daffa yang mendengar itu hanya bisa menghela napas dan masuk kedalam ruangan dengan diikuti bastian.

"Perlu aku urus dia?."

"Biarkan." Ujar daffa setelah dia duduk dikursi kebesarannya.

"Kau gila?!" Bastian tak habis pikir.

"Katakan kau sudah menikah." Sambung bastian sambil menghempaskan pantatnya disofa empuk milik daffa.

"Saat aku mengatakan tanpa bukti kau pikir dia akan percaya? Dan saat aku membawa bukti dan dia tau aku menikah dengan temannya apa menurutmu pertemanan mereka akan baik-baik saja?." Perkataan daffa membuat bastian berpikir ia lebih prihatin dengan resya disini.

"Baiklah-baiklah. aku pusing sekarang." Terang bastian sambil memegang pelipisnya.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu kau tau?."

Bastian hanya terkekeh ia sebenarnya juga kasian terhadap bos sskaligus temannya ini tapi ia tak.bisa berbuat apa-apa sekarang. Biarkanlah daffa yang menyelesaikan kerumitan ini sendiri.

####

"Aku sudah sampai .tenang aja." Ujar reaya kepada daffa disebrang sana.

"Baiklah aku akan segera menyelesaikan ini, lalu pulang. Im promise."

"Iyaa. aku tunggu."

"Baiklah jaga dirimu, aku tutup dulu. Bye honey." Sambungan terputus saat resya telah menjawab.

Ia duduk disofa apartemen itu. Sdikit menimang masakan apa yang akan ia masak mengingat suaminya itu kini masih sibuk dengan pekerjaan.

Saat hendak berdiri untuk membereskan badannya, ponselnya pun mengintrupsinya membuat sang pemilik kembali menghempaskan pantatnya kembali terduduk.

Dira calling

"What' wrong?" Tanya resya.

"I need you." Dira terisak membuat kening resya berkerut.

"Kenapa nangis?."

"Sepertinya aku akan melakukan cara apapun untuk mendapatkannya."

"Jangan gila dira!" Suara resya terdengar sedikit meninggi

"Dia membuatku gila."

"I know you sad. Tapi gak gini caranya, laki-laki akan semakin menjauh saat dia risih, dan lo kalau lo semakin gencar buat ngemilikin dia dengan cara kotor, dia malah semakin ngejauh dia gak bakal simpati sama lo."

"Gue gak peduli. Gue cuma pengen dapet kasih sayang sya. Mommy ninggalin gue demi pria lain sedangkan daddy?dia dingin sama gue semenjak cerai. Dan saat gue baru nemuin cowok yang bener-bener sayang gue. Tapi apa?ternyata dia lebih memilih selingkuh." Dira menangis menumpahkan semua keluh kesahnya.

Resya tau hubungan dira dengan mommy daddy nya berantakan semenjak orang ketiga datang. Bahkan hubungan percintaan dira juga kandas akibat orang ketiga. Semenjak itu dira memiliki emosional yang kurang stabil, semenjak itu pula resya enggan memiliki hubungan ia terlalu takut kalau jatuh cinta membuatnya sakit.

Tapi sekarang ia memiliki perasaan terhadap daffa, ia sebenarnya juga takut saat daffa akan memilih wanita yang dicintainya nanti mengingat ia dan daffa disatukan atas paksaan.

"Gue tau lo kecewa sama semua ini. Tapi plis gue gamau lo jadi penghancur hubungan orang jika pria yang lo suka itu udah punya pasangan, plis dir lo harus mundur."

"Gue gajanji sya."

"Thanks udah dengerin gue yang absurd ini, gue matiin dulu. Mau lanjut pemotretan."

Resya mengangguk dalam diam lalu mematikan sambungan.

Resya membuang napas kasar sekarang pikirannya dipenuhi oleh daffa. Apakah pria itu akan membalas perasannya? Apakah pria itu telah memiliki pasangan?. Kepala resya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu ia jawab.

Resya sadar daffa belum mengatakan apapun sebagai tanda bahwa ia mencintai resya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Holaa

Thor back nih😘

Jangan lupa jaga kesehtan buat kalian semua😉

See you next part.

Luv yu❤
Borahe💜

An nyung🐰

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang