#36 menyudahi

1.2K 53 5
                                    

"Sweetheart. Are you okay?." Tanya daffa penuh kekawatiran, setelah beberapa menit yang lalu ia diberi pesan oleh sasya tentang keadaan resya .daffa pun segera meninggalkan beberapa pekerjaan dan kembali pulang.

Dan yaaa, saat daffa pulang ia bergegas melihat keadaan istrinya yang tengah berbaring lemas diatas ranjang

Resya mengangguk lemas. "Aku gapapa"

"Kita harus kedokter" paksa daffa yang terus khawatir akan keadaan resya.

"Aku mager, dibuat tidur juga baikan." Resya menutup matanya berharap daffa menyerah menyuruhnya kedokter.

"Aku akan panggil dokter kesini" ujar daffa penuh penekanan

Resya menghela napas singkat, ia pun membuka mata nya kembali. "Ini dibuat tidur udah baikkan kok, gausah dokter ya aku cuma butuh istitahat." Daffa terlihat pasrah dengan mimik wajah datar.

"Baiklah, kalau sampai besok ngga baikkan kita kedokter" resya pun setuju dengan penuturan daffa.

Wanita itu kemudian memejamkan mata disusul dengan usapan dipuncak kepala resya membuat hati wanita itu menghangat. Daffa memperlakukannya seperti seorang istri belakangan ini entahlah resya harus bagaimana nantinya jika ia dan daffa akan berpisah suatu saat nanti.

"Cepat sekali tidurnya." Senyum daffa mengembang tatkala wanita yang dicintainya terlelap begitu damai ia pun mencium puncak kepala resya dan berlalu untuk berganti pakaian.

####

"Mengapa anda sangat lancang sekali " sarkas daffa kepada seseoarang yang terus menerus menerornya dengan telepon. Yupp siapa lagi kalo bukan dira sifangirl daffa

"Lancang yang bagaimana, aku hanya ingin memberitahu tentang acara fashion show nanti. Dan kau harus datang" ujar dira disebrang sana.

Daffa menghela napas ingin sekali ia bermain kasar kepada wanita ini tanpa mengingat jika dira adalah teman resya, ahh ngomong-ngomong tentang istrinya daffa tak tau bagaimana reaksi wanita itu jika ia tau temannya sedang menggoda suaminya. Daffa menyandarkan kepalanya dipunggung sofa memikirkan wanita membuatnya pusing.

"Kamu harus dateng yaa?yaa?. Okee makasih, aku sayang kamu" daffa bergidik ngeri saat dira dengan gamblangnya menyatakan cinta kepada pria beristri.

"Dengar saya sudah memiliki--"

Tut tut tut. Daffa menghela napas sulit sekali bicara dengan wanita ini ia pun hanya bisa memijit pelipisnya.

"Siapa yang menelepon?" Suara resya tiba-tiba terdengar daffa mengerutkan kening kapan wanita keluar dari kamarnya.

"Bukan sesuatu yang penting" dusta daffa ia pun menepuk sisi sofanya menyuruh wanita ini duduk disampingnya. Resya pun menurut.

Daffa menyurai anak rambut istrinya kemudian membelainya lembut "Bagaimana .masih pusing?" Tanyanya.

Resya menggeleng pelan kemudian ia menatap "mau makan apa?" Daffa terlihat berpikir kemudian ia tersenyum.

"Aku sudah memesannya, istirahatlah beberapa menit lagi makananya bakal datang, biar nanti aku yang menyiapkan" tutur daffa membuat resya mengangguk.

Daffa pun hendak bangkit dari duduknya berniat ingin menyiapkan sebuah mangkuk dan piring tapi niatnya itu terurung tatkala resya melontarkan sesuatu yang mengejutkannya.

"Jangan memperlakukanku selayaknya istri jika kamu berniat menyudahi pernikahan ini"

Daffa terduduk kembali kemudian menatap wanita disampingnya itu ia sempat syok, apa? Menyudahi pernikahan katanya?jangan memperlakukan nya selayaknya istri?.

"Jangan ngaco resya" suara daffa terdengar berat.

"Jangan asal bicara!" Emosi daffa sedikit naik saat resya menyinggung pernikahan mereka.

"Bukankah pernikahan ini hanya main-main?" daffa mengepalkan tangannya mencoba mengatur napasnya.

"Apa yang kamu bicarakan sayang?" Kali ini ia mengontrol emosinya, mungkin sekarang resya sedang datang bulan maka dari itu emosi wanita ini tak stabil.

"Siapa yang akan menyudahi pernikahan ini?hem?" Hati daffa sedikit tergores saat wanita yang dicintainya menyatakan hal tersebut.

"Bukankah pernikahan ini hanya sedekar untuk permainan bukan?dari awal memang seperti itu."

"Apa bagimu pernikahan ini hanya untuk bermain?begitu?" Ia mencoba terlihat tenang saat resya melontarkan berbagai pernyataan yang menyakitkan.

"Memang begitu kan?" Resya menatap mata daffa dengan begitu dalam, bagaimanapun ia harus siap saat pria dihadapannya ini akan meminta berpisah nantinya.

"Sampai kapanpun kita ngga akan pernah berpisah ingat itu." Ucapan daffa seketika membuat hati resya bergejolak gembira tapi pikirannya berkata lain.

Daffa sedikit melirik ponselnya saat notifikasi grobfoodnya menyala.

"Aku akan menyiapkan makan malamnya" ujaranya kemudian mencium puncak kepala resya sangat lama kemudian berlalu meninggalkan wanita itu dengan sejuta perasaanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai haii haiii😘

Thor is back nih gimana hari kalian?menenyangkan?

Ku harap kalian selalu semangat menjalankan hari yang melelahkan ini👍😉

Oh ya gimana udah vote belom?atau udah follow ig thor?kalo belom semuanya kalian bisa vote dan follow sekarang loh😳

Terimakasih untuk yang udah baca dan vote karya ini 🙇

Aku sayang kalian❤
Luv yu gais💕
Borahe 💜

See you next part
An nyung🐣

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang