#27 perasaan

1.2K 58 6
                                    

Saat sampai didepan pintu ruangan hans ,jantungnya berdetak kencang ia mengira kali ini hans akan marah padanya pasalnya hans tak pernah sedingin itu ketika berbicara kepada orang lain.

"Tarik nafas ,buang." Sambil menarik nafas nya dalam-dalam.

Ia pun kemudian membuka pintu besar tersebut.

Terlihat hans tengah memakai kacamata sambil membaca sebuah berkas.

Resya berdeham agar papanya itu melihatnya.

"Ehem." Hans mengangkat kepalanya.

"Duduklah nak." Titah hans , resya menurut ia duduk disofa panjang.

Hans melepas kacamatanya dan berdiri menghampiri resya ia duduk disofa single miliknya.

"Apa yang kamu lakukan tadi?."

"Maksut papa?."

"Membawa pria itu."

"Resya ngga tau kalau dia bakal dateng kesini pa."resya menunduk.

"Kamu sekarang sudah menjadi istri sahnya daffa ,apa kata daffa nanti saat kamu pergi keluar dengan seorang pria?."

"Daffa mengetahuinya?." Resya menggeleng pelan.

"Astaga sayang." Hans mengusap wajahnya kasar.

"Kamu tau ,dikantor ini sebagian karyawan tau kalau kamu istri daffa bagaimana kalau mereka menyebar berita yang ngga masuk akal?"

"Resya?." Panggil sang papa resya pun mengangkat wajahnya dan menatap hans dalam-dalam.

"Kamu tau .suatu perusahaan akan hancur lebih cepat saat berita miring tersebar. Bukan, bukan papa membatasi mu dalam bergaul atau mengutamakan perusaahan tapi papa hanya ingin menjaga nama baik putri kecil papa."

"Maafin resya pa." Ia mulai terisak.

"Nak ,apa ada masalah dalam pernikahanmu?." Resya terkejut akan peryanyaan hans ia buru-buru menggeleng dan menyeka air matanya.

"Kita baik-baik aja pa." Katanya sambil tersenyum

"Yakin?."

"Iya papaku sayang." Senyuman resya mengembang sempurna

Hans ikut tersenyum lega mendengar ucapan sang anak.

"Baiklah kalau begitu jangan ulangi lagi dengan bertemu pria tanpa seijin suamimu."

"Baik pa." Resya tersenyum kepada sang papa.

Mereka pun larut dalam cerita dan candaan tak lupa hans juga menyuruh resya dan daffa berkunjung kerumahnya akhir pekan ini.

"Berkunjung lah nak, mamamu merindukan mu."

"Hanya mama yang merindukanku?." Goda resya sambil memicingkan mata akibat tersenyum jahil.

"Papa juga merindukan gadis kecil papa." Mata hans sedikit berkaca kaca.

" papa baik-baik aja?." Resya mulai khawatir.

Hans menyeka matanya yang mulai berair.

"Papa hanya merindukanmu waktu kecil, maka cepatlah buatkan cucu untuk papa." Canda hans

Resya menelan ludah kasar.

"Kalau itu resya pasrah sama tuhan pa."

####

Sesuai janji bastian ia memberikan informasi seputar pria yang ditemui resya hanya dalam beberapa menit. Daffa yang tengah mendengarkan informasi itu pun terlihat serius.

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang