#32 melamar

1.2K 43 7
                                    


Resya menggeliat pelan dibawah selimut meregangkan tubuhnya yang terasa berat dan pegal. Ia sedikit melirik bantal daffa yang sudah kosong resya mengerutkan kening kenapa daffa tak membangunkannya begitu pikirnya.

Saat hendak bangun dari tidur sambil membawa selimut tebalnya, daffa tiba-tiba membuka pintu dengan membawa nampan berisi makan malam.

Resy kembali duduk bersandar hendak membuka mulut tapi ia urungkan tatkala suaminya itu memberi penjelasan.

"Mama sama papa udah makan malam." Sambil menaruh nampan diatas nakas sebelah resya.

"Bukan itu." Jawabnya cemberut sambil mengeratkan selimut yang hendak melorot itu.

Daffa menaikkan alis.

"Kenapa gabangunin aku."

"Kamu kelelahan aku gak tega." Sambil mengusap puncak kepala resya.

"Itu karna kamu. Dan lagi aku jadi gaenak sama mama." Ujarnya membuat daffa tersenyum hangat .

"Aku bilang ke mama sama papa kalau kamu kecapean jadi gausah khawatir gitu." Tutur daffa.

Yang mana membuat resya makin cemberut.

"Yaudah sana aku mau mandi."

"Mandi aja. Lagian aku udah liat semuanya."

Resya melotot ia bersemu merah daffa yang melihat ekspresi resya itu tertawa renyah, membuat resya semakin kesal dan berlalu sambil membawa selimut tebalnya.

#####

"Tapi kita harus pulang mama." Ujar resya Sambil memeluk mama tercintanya.

"Tapi kenapa pagi-pagi gini sih." Protes liliana melepaskan pelukan resya.

"Maaf ma, daffa ada kerjaan mendadak pagi ini. Mungkin terdengar tidak sopan tapi daffa sama resya harus bener-bener pamit." Ujar daffa merasa bersalah melihat liliana bersedih.

Setelah sarapan daffa mendapat pesan singkat dari bastian, pagi ini daffa memang dijadwalkan akan meeting tentang brand yang baru saja ia luncurkan.

Melihat mata resya yang melemah saat liliana memohon untuk tinggal sebentar lagi membuat daffa merasa bersalah. Ia tak tau bagaimana rasanya memiliki ibu tapi saat liliana memperbolehkannya untuk memanggilnya sebagai 'mama' ada perasaan senang dilubuk hati daffa.

Liliana memeluk daffa saat melihat mata itu memiliki rasa bersalah.

"Gapapa nak, yang penting kalian kunjungi mama sama papa yang sering." Ujar liliana sambil memeluk daffa

"Udah maa, biarin mereka pulang. Lain kali mereka bakal kesini" Sela hans.

Liliana mengangguk lemah ia tersenyum kearah resya dan daffa yang memasuki mobil kemudian berlalu keluar halaman rumah hans.

####

Setelah berjalan cukup lama mobil daffa pun berhenti tepat didepan lobby utama perusahaan resya. Ia kemudian memandang istrinya yang sejak tadi terdiam.

"Ada apa?." Tanya daffa lembut

Resya menatap daffa sambil menaikkan alis.
"Tidak ada." Jawabnya bingung.

"Dari tadi diam?." Sambil mengelus puncak kepala resya.

"Hanya merindukan mama." Ujarnya sambil tersenyum.

"Aku janji lain kali kita akan kesana, kalau bisa dengan membawa kabar bahagia." Alis resya berkerut sebelum ia menyadari sesuatu.

"Kamu?."

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang