#31 berkunjung

1.2K 59 3
                                    

Mobil daffa sampai didepan lobby utama perusahaan hans .sebelumnya ia sempat ingin menghubungi istrinya jika akan menjemputnya lebih awal ,tapi niatnya itu terkurung tatkala bastian memberikan ide agar daffa tiba disana tanpa sepengetahuan resya.

Daffa terus memikirkan reaksi resya nanti saat ia meilhat daffa tiba lebih cepat. Saat tengah asik dengan pikirannya, daffa tiba-tiba berhenti tubuhnya menegang ia melihat wanita itu tengah berjalan keluar tanpa tahu jika daffa tengah mengamatinya.
Gerak mata daffa mengikuti alur jalan sang wanita.

"Dira?." Sambil mengerutkan dahi

Beberapa detik kemudian daffa menetralkan wajah terkejutnya dengan wajah datar, ia kembali berjalan dengan santai keruangan istrinya.

Daffa hendak meraih handle panjang namun ia urungkan ketika  sasya keluar ruangan resya terlebih dahulu .mereka pun bertemu sontak sasya menunduk memberi hormat sekilas sebelum ia berlalu, namun daffa seketika mengintrupsinya.

"Tunggu sebentar."

"Iya tuan?ada yang bisa saya bantu?."

"Apa nona resya baru saja menemui tamu?." Tanya daffa dengan alis terangkat sebelah.

"Benar tuan. Teman nona baru saja  berkunjung."

Teman?.

"Baiklah kau boleh pergi." Sasya menundukkan kepalanya lalu kemudian berlenggang pergi dari hadapan daffa yang masih setia mematung disana.

Dira dan resya berteman?.

Daffa terenyum miring sambil menggeleng pelan. Ia pun segera meraih handle dan masuk kedalam ruangan itu.

####

"Bagaimana bisa gak ada. ini belom waktunya jam pulang!." Teriak dira kesal pada sekertaris daffa-bastian, yang senantiasa berada diruangannya.

"Anda sudah melihat sendiri bukan?bahwa sekarang tuan sedang tidak ada ditempatnya." Menekan kata tidak ada.

Setelah dari kantor resya ,sebenarnya dira akan pulang kerumahnya tapi ia urungkan niat itu tatkala pikirannya dipenuhi oleh daffa .ia pun ingin mengunjungi laki-laki yang dicintainya itu berharap daffa akan sedikit luluh saat ia berkunjung dengan membawa sedikit camilan yang ia beli saat hendak menuju kantor daffa.

Tapi nasib berkata lain sang pujaan hati pun entah pergi kemana ,dira malah bertemu dengan sekretaris yang menyebalkan menurutnya itu.

"Kemana?" Tanya nya dengan sok galak.

Bastian menghela napas jengah ia memutar bola matanya, enggan berurusan dengan wanita dihadapanya ini.

"Saya hanya bawahan tuan, bukan ibunya nona." Jawabnya selembut mungkin sambil memeperlihatkan senyuman yang menurut dira dibuat-buat.

"Kau!!." Seraya mengangkat kepalan tangannya

"Ya nona?"

"Pergi sana." Bastian mengangkat alisnya mendengar ucapan dira.

"Anda yang seharusnya angkat kaki dari sini nona."

"Ahh, lain waktu anda bisa membuat jadwal terlebih dahulu saat akan bertemu tuan." Lanjut bastian dengan lugas dan tegas.

"Aku gak membutuhkan itu."

Bastian berdecih ingin rasanya ia menyeret wanita dihadapannya ini agar pergi tapi ia enggan melakukan itu karna reputasi perusahaan yang akan tercemar.

"Silahkan keluar nona." Bastian mempersilahkan sambil menunjuk pintu dengan tangannya.

"Awas aja jika daffa menjadi pacarku ,orang pertama yang akan aku pecat adalah kau." Ancamnya sambil melotot

REAl_Merriage (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang