21. Sakit

231 27 8
                                    

Kedua mata Jihyo perlahan terbuka. Dilihatnya langit-langit kamar yang dia tempati sekarang bukanlah langit-langit kamar di rumahnya maupun di kosannya.

Jihyo pun menoleh, dan mendapati sosok Daniel yang sedang berdiri membelakanginya sambil memakai baju. Melihat ornamen-ornamen kesayangan Daniel yang ada di sekitar pemuda itu, Jihyo teringat kalau ini adalah kamar Daniel!!!

Jihyo jelas syok. Seingatnya, tadi malam dia tidur di kamar Seulgi. Bagaimana bisa sekarang dia ada di kamar Daniel?

Jihyo segera mengecek pakaiannya. Dia tak mau hal yang ditakutkannya terjadi.

Srek. Selimut tersibak.

Utuh sih. Tidak ada bekas aneh apapun juga di sprei.

Melihat pergerakan Jihyo dari kaca, Daniel segera menoleh.

"Jihyo? Kamu sudah bangun, sayang?"

"Niel? Katakan padaku apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada di kamarmu? Bukannya semalam-"

Daniel tersenyum. Dia lalu duduk di sebelah Jihyo.

"Semalam kamu mendadak demam. Lupa, ya? Iya kamu emang semalam tidur sama Kak Seulgi. Kak Seulgi juga yang semalam ngerawat kamu"

Mulut Jihyo menganga. Ah, dia baru ingat kalau semalam ketika hendak beranjak tidur, tiba-tiba dia demam. Beruntung Seulgi yang kuliah kedokteran memiliki peralatan kesehatan dan bermacam-macam obat-obatan.

"Kalau begitu, kenapa sekarang aku-"

Daniel kembali tersenyum. "Kak Seulgi lagi pergi soalnya ada urusan mendadak. Kamarnya dikunci. Jadi kamu aku pindahin ke sini aja"

Jihyo mengangkat sebelah alisnya, tak mengerti.

"Aku minta maaf, Hyo. Kamu tau Kak Seulgi masih canggung bersamamu. Bukannya dia nggak percaya sama kamu, tapi ya gitu deh. Jadi ketika dia pergi, pintu kamarnya dikunci. Tapi sebelumnya, aku pindahin dulu kamu ke kamarku, jadi aku bisa jagain kamu. Apa kamu terkejut?"

"I-iya. Kupikir kita sudah-"

Daniel tertawa lepas. Diacak-acaknya rambut Jihyo gemas. "Maaf soal itu. Tapi aku berani janji, aku nggak mungkin 'sentuh' kamu sebelum waktunya. Paling banter ya,,, cium doang. Hehe"

Jihyo mencibir. "Iya aku tau kok. Didikan Om Minhyuk sama Tante Seunghee pasti anaknya baik-baik semua"

"Hehe makasih atas pengertiannya, Hyo. Oh iya, tadi hp kamu bunyi, dari Kak Joshua. Dia nanyain kenapa kamu gak pulang? Aku jawab aja apa adanya. Kamu nggak marah kan?"

"Oh, enggak. Malah aku makasih banget udah ngasih tau Kak Jo. Semalam aku lupa ngasih tau anak kosan sih kalau aku nginep sini"

"Lain kali kabari mereka. Kelihatannya mereka cukup cemas juga, apalagi pas aku kasih tau kamu sakit"

"Iya-iya maaf. Lain kali aku nggak akan lupa. Maaf juga jadi ngerepotin kamu"

"Gak apa-apa kok. Anggap aja latihan buat masa depan. Oh ya, kamu udah merasa baikan belum? Kalau udah, kita turun buat sarapan. Kalau belum, aku bawa aja makanannya ke sini"

"Ehh di bawah ada siapa?"

"Kino doang sih. Mama lagi belanja. Papa udah berangkat ketemu teman-teman bisnisnya"

"Oh gitu. Hmm kita makan di bawah aja deh. Kasian Kino sendirian"

"Kuat emang?"

"Kuat dong. Kalau nggak kuat kan ada kamu yang gendongin. Hehe"

Lagi, Daniel mengacak-acak rambut Jihyo. "Yaudah yuk. Awas, pelan-pelan"

**

Kosan: The JisoosWhere stories live. Discover now