59. Confess

148 17 1
                                    

Mumpung masih libur, Hyunjin menyempatkan diri main ke rumah Jisu. Kebetulan juga diminta Jisu untuk ke rumahnya buat menemani main game. Hari ini ada San juga di sana.

"Jadi, Onda udah berangkat ke Aussie?", tanya Hyunjin, sambil kedua matanya tetap fokus pada layar hp nya.

Jisu mengangguk. "Semalam habis telfonan sih. Dia kena flu ringan, tapi udah ditangani Kak Seungyoun"

"Jis"

"Hm?"

"Sorry"

"Hah? Buat apa? Gara-gara kamu pernah numpahin kopi ke seragamku pas pertama kali kita ketemu? Atau soal kamu pernah nggak sengaja nyobekin kolor Pororo ku?"

"Bukan"

"Terus?"

Hyunjin mem-pause game nya. Dia menatap Jisu dalam-dalam. "Soal Lia"

Jisu juga ikut mem-pause game nya. "Lia kenapa?"

"Maaf"

"Jin, apa sih? Lia kenapa deh?"

"Eum,,, maaf karena kamu harus ngalah sama aku untuk dapetin dia"

Jisu terlihat bingung, tapi kemudian dia tertawa. "Hahaha kirain apaan. Santai aja kali. Aku tau kamu tulus banget sama dia. Aku juga liat kok segimana perjuangan kamu buat Lia. Yang ada buat dia waktu putus sama si kampret itu kan juga kamu. Kamu juga donorin darah buat Lia waktu dia diserang si kampret"

"Tapi kamu kan juga-"

Jisu menggelengkan kepalanya. "No. Kamu lebih berhak sama dia. Kamu yang perjuangannya lebih besar. Aku mah apa, malah nolak buat dijadiin sandaran sama dia kalo dia putus sama si kampret. Aku juga mau-mau aja diajak taruhan sama dia. Kamu lebih berhak bersanding sama dia, Jin"

Hyunjin terdiam.

"Lagian kalau aku lanjut merjuangin Lia, aku nggak bakalan jadian sama Onda. Aku udah bahagia sih sama dia walau sekarang pisah beda negara"

Jisu menepuk pundak Hyunjin pelan. "Kamu tau apa yang Lia bilang waktu aku jujur soal perasaanku? Yang waktu itu kami sama-sama udah putus dan kamu udah confess ke dia"

Hyunjin menoleh. "Apa?"

"Lia bilang, 'Maaf Jis, aku udah tau kok kalau kamu suka sama aku. Tapi aku nggak mau jadi teman yang berkhianat untuk Onda. Aku tau kamu masih cinta sama dia. Aku tau kalian masih saling cinta, dan aku nggak mau ngerusak itu. Lagipula, aku sedang ditunggu Hyunjin'. Gitu katanya"

Kedua mata Hyunjin membulat. "Yang benar?"

"Iya. Padahal ya waktu itu aku cuma mau jujur doang, nggak lagi 'nembak' gitu. Tapi dia bilang mau menghormati kamu, Jin. Kamu udah nunggu dia, dan dia nggak mau membuka hati untuk siapapun selain kamu. Dia cuma mau fokus ke kamu"

Entah, Hyunjin rasanya ingin menangis. Menangis haru.

Jisu kembali menepuk pundak Hyunjin. "Udah, sekarang kan Lia udah sama kamu. Jagain dia. Jangan sakiti dia"

Hyunjin tersenyum tipis. "Tenang. Kamu tau siapa aku. Eh tapi-"

"Apa?"

"Untuk kuliah nanti, aku nggak sekampus sama dia. Aku bareng Yeji masuk universitas sebelah. Jadi, boleh aku titip dia, Jis?"

"Oh iya kamu nggak masuk Dream High ya? Hmm ya boleh sih. Nggak masalah. Jangan khawatir"

"Thanks"

**

Seo Jisoo memeluk Changbin erat-erat. Hari ini dia akan kembali ke Jakarta, bersama Namjoon. Seperti sebelumnya, mereka naik kereta. Bukannya tidak mampu membeli tiket pesawat, tapi Seo Jisoo ingin berdua bersama Namjoon lebih lama. Uhuk.

Kosan: The JisoosWhere stories live. Discover now