17. Bekal

198 26 7
                                    

"Wah, Lia kok tumben bawa bekal?", tanya Jihyo ketika melihat Lia tengah mempersiapkan bekal.

Lia tersenyum tipis. "Iya, mau coba hemat, Teh"

Jihyo melihat Lia menyiapkan 1 kotak bekal lagi. "Buat siapa lagi? Jisu?"

"Bukan. Buat Soobin. Hehe"

"Emang Soobin mau makan?", celetuk  Jisu yang tiba-tiba datang

"Yaaa semoga aja mau. Nggak ada salahnya dicoba, kan?"

"Bikinin sekalian buat aku dong, Li"

Lia menutup kotak bekalnya rapat-rapat. "Minta bikinin Onda aja sana"

Jisu mencibir. "Yeu dasar"

Ketika Lia sudah pergi, Jihyo bertanya kepada Jisu, "Soobin siapa?"

"Gebetan Lia, Kak. Tapi aku tuh nggak setuju sih Lia sama dia"

"Kenapa?"

"Dia nggak baik buat Lia. Aku sih lebih setuju kalo Lia sama Hyunjin"

**

Lia mengintip ke kelas Soobin. Tidak dilihatnya pemuda itu ada di kelasnya. Lia pun memanggil Haechan, salah 1 teman sekelas Soobin.

"Chan, Soobin mana?"

"Soobin? Tadi kayaknya dia ke toilet deh. Kenapa ya, Li?"

Lia menyerahkan 1 kotak bekalnya kepada Haechan. "Tolong titip ini buat Soobin. Bilang, ini dari aku. Oke?"

"Buat aku nggak ada, Li?"

Lia tertawa kecil. "Kamu mau? Kapan-kapan aku buatin buat kamu, Chan"

Haechan nyengir. "Bercanda kok, Li. Tapi kalo beneran dikasih ya aku terima. Pasti enak ya bekal buatanmu. Hehe"

"Haha Haechan bisa aja. Yaudah, tolong kasih buat Soobin ya? Makasih Haechan"

"Sama-sama Lia"

Beberapa saat setelah Lia pergi, Soobin pun datang. Haechan segera menyerahkan kotak bekal pemberian Lia.

"Ini dari Lia. Katanya buat kamu"

Soobin membuka sedikit kotak bekal itu. Raut mukanya terlihat tak tertarik. Diserahkannya kembali kotak bekal itu kepada Haechan.

"Aku nggak minat, Chan. Kamu makan aja kalau mau"

Haechan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Yaaa kamu pikir aja kenapa aku nggak mau nerima. Udah, kamu makan aja. Mayan tuh kamu jadi bisa makan hari ini"

Haechan sedikit terkejut (walau sebenarnya tak terkejut-terkejut amat) mendengar ucapan Soobin. Dia paham pemuda itu memang ucapannya sering nyelekit.

Haechan membuka kotak bekal Lia. Apa menurut Soobin kurang menarik, ya? Padahal keliatan bagus gini, batin Haechan.

Haechan pun mencoba sedikit bekal itu. Enak kok.

"Oh ya Chan, jangan bilang kalau aku nggak mau makan, ya? Bilang aja aku habisin"

"Kenapa?"

"Ya gapapa. Kalau dia ngasih lagi, langsung kamu makan aja gapapa, gak usah minta ijin aku"

Meski heran, Haechan hanya mengiyakannya.




Sementara itu di kelasnya, Lia melihat Jisu yang sedang makan bekal di bangkunya bersama Onda.

"Hai Lia. Ayo makan bareng", ucap Onda

Lia mengangguk. Dia lalu mengambil kotak bekalnya sendiri dan mulai memakannya.

"Beneran dibikinin bekal sama Onda ya?", ucap Lia kepada Jisu

Jisu tersenyum bangga. "Iya dong. Enak juga lagi"

Onda hanya tersipu mendengar pujian Jisu.

"Gimana dengan Soobin?", tanya Jisu

"Nggak ketemu, tapi aku titipin Haechan tadi", jawab Lia

"Bakal dimakan nggak? Soalnya anak itu kayak nggak level gitu sama dunia perbekalan"

"Kayaknya sih iya dimakan. Ya semoga aja iya"

Ketika Lia sampai pada suapan terakhir, muncullah Haechan yang berniat mengembalikan kotak bekal Lia.

"Li, ini kotak bekalnya. Soobin suka bekalnya. Dia habisin lho. Dia juga bilang makasih udah mau bikinin dia bekal", ucap Haechan dengan sedikit gugup

Lia tampak senang mendengarnya. "Benarkah? Wahh aku senang kalau dia mau makan bekalnya. Eh tapi kok kamu yang balikin kotaknya, Chan?"

"Oh, anu, dia malu mau balikin ke kamu, jadi aku yang diminta balikin"

"Oh gitu. Yaudah, makasih ya, Chan?"

"Iya sama-sama"

Aku yang harusnya bilang makasih karena kamu udah kasih aku makan, Li, batin Haechan.

Sepeninggal Haechan, Jisu dan Onda yang ternyata suka berghibah pun saling berbisik.

"Aku kok curiga deh Soobin enggak makan bekalnya", ucap Jisu

"Aku juga. Dia mana mau sih makan bekal? Apalagi bekal ala kosan. Pasti beli langsung", balas Onda

"Iya. Padahal bekal ala kosan pun kalau yang bikin Lia, rasanya nggak kalah sama bekal ala restoran. Ya walau dibantu Kak Kim Jisoo juga sih"

"Aku tebak, yang makan bekalnya tuh si Haechan"

"Wah, kita punya pemikiran sama"

"Berarti kita jodoh"

**

Keesokan harinya, Lia kembali membuat bekal untuk Soobin.

"Mbak Lia kok mau repot-repot sih? Emang Mas Soobin mau makan?", celetuk Jung Jisoo

Lia tersenyum tipis. "Dia makan, kok. Kemarin aja dihabisin sama dia"

"Yakin itu dia yang habisin, Mbak? Bukan orang lain?"

Jisu yang mendengar ucapan Jung Jisoo itu pun membatin, Anak kecil aja tau, Li. Kok kamu bisa bodoh gitu sih?

Lia kembali tersenyum. "Aku yakin kok, Jung. Hmm kamu mau aku buatin bekal juga?"

"Mau, Mbak, kalau Mbak nggak keberatan"




Seperti kemarin, Lia menitipkan kotak bekalnya kepada Haechan. Dan seperti kemarin, Haechan yang memakan bekal itu.

Dan Haechan harus berbohong lagi.

#####

Kosan: The JisoosWhere stories live. Discover now