12. Imam

272 42 14
                                    

"Anak-anak, Bapak akan meninggalkan kosan untuk beberapa hari", ucap Pak Jinyoung

"Bapak Kos mau pergi ke mana?", tanya Joshua

"Bapak mau ke rumah orangtua Bapak di Bogor. Katanya, Ibu sedang sakit. Jadi, Bapak harus menjenguknya"

"Semoga lekas sembuh Ibunya Bapak Kos", ucap Jung Jisoo

"Terimakasih Jung"

"Ibunya Pak Jinyoung sakit apa?", tanya Seo Jisoo

"Sepertinya masuk angin sih. Ditambah vertigonya kambuh gitu. Katanya kangen juga sama Bapak"

Seo Jisoo lalu berlari ke kamarnya. Tak lama, dia kembali sambil membawa beberapa jenis obat.

"Ini Pak, coba kasih ke Ibunya Pak Jinyoung. Semoga cepat sembuh"

Pak Jinyoung menerimanya dengan senang hati. "Terimakasih ya. Kalau begitu, Bapak pamit. Seo Jisoo dan Joshua, tolong jaga anak-anak. Jangan berantem. Yang akur. Nanti Bapak bawakan oleh-oleh"

"Siap Paaaaak"

**

"Eh ini udah mau maghrib. Siapa yang mau jadi Imam shalat?", tanya Kim Jisoo

"Iya, ya? Biasanya kita shalat yg Imamin Pak Jinyoung. Cowok di kosan cuma 2. Pada nggak bisa. Jisu nggak bisa soalnya lagi mau ada tanding basket jadi harus nginep di sekolah. Satunya lagi,,,"

Ucapan Lia langsung dipotong Joshua. "Aku nggak bisa, lho"

Seo Jisoo mendorong pelan kepala Joshua. "Yang mau nyuruh kamu itu siapa? Iya kami tau kamu nggak bisa soalnya beda"

Joshua nyengir.

"Kenapa kalian nggak shalat di masjid kompleks aja?", tanya Joshua

Para gadis kompak menjawab, "BIG NO!!!"

Joshua sedikit terkejut dengan jawaban yang diucapkan dengan nada sedikit tinggi itu. "Kenapa?"

"Ibu-ibu kompleks sini tuh julid banget. Pernah aku beli mie instan di warung depan sana. Eh aku digunjingin. Katanya aku pasti pake pelet biar bisa dapetin Daniel. Enak aja ngomong kayak gitu. Belum juga ditabok pake duit Papa Seojoon", jawab Jihyo

"Eh aku juga digunjingin tau. Katanya aku galak, gak ramah. Amboi amboi, tapi ya emang bener sih aku galak. Eh tapi aku tuh ramah tau", sahut Seo Jisoo

"Aku juga nggak suka Mbak, Mas-mas yang suka nongkrong di warung depan masjid itu juga suka godain aku", imbuh Jung Jisoo

"Yaudah intinya kita semua gamau shalat jama'ah di sana", pungkas Kim Jisoo

Joshua mengangguk-anggukkan kepala mengerti. "Terus, kalian mau shalat sendiri-sendiri?"

Para gadis pun kompak menggeleng.

"Shalat jama'ah pahalanya lebih banyak", ucap Lia

"Terus, siapa yang mau jadi Imam?", tanya Joshua

Akhirnya mereka berdebat.

"Kak Seo aja lah, kan yang tertua", ucap Kim Jisoo

"No. Gamau. Aku gabisa", tolak Seo Jisoo

Kim Jisoo mengalihkan pandangannya kepada Jihyo. "Hyo?"

Jihyo menggeleng. "Gak hafal surat selain 3 surat terakhir Al-Qur'an"

"Ya gapapa atuh. Kan yang penting niatnya"

"Nggak ah, Kak. Kenapa gak Kak Kim aja?"

"Aku malah gak hafal suratnya satu pun"

Saat sedang berdebat, sebuah mobil berhenti di depan kosan.

"Daniel!!!", seru Jihyo. Dia kemudian segera berlari menuju halaman kosan.

Benar, Daniel yang datang. Melihat Jihyo, Daniel menyunggingkan senyuman manis, sampai membuat matanya tinggal segaris.

"Ha-"

"Niel, kebetulan banget kamu datang!!! Ayo, jadi Imam shalat yuk!!!"

Daniel jelas kaget. Padahal niatnya tadi cuma mampir sebentar sepulang dari supermarket. Jadi Imam shalat?

"Daniel bisa?", tanya Seo Jisoo

"Nggg bisa sih", jawab Daniel ragu-ragu

"Bagus. Yuk ambil air wudhu terus bersiap. Tuh udah adzan"

Mereka -minus Joshua dan Jung Jisoo- pun segera mengambil air wudhu dan bersiap untuk menunaikan shalat maghrib.

"Jung kok nggak ikut shalat?", tanya Joshua ketika melihat maknae itu duduk-duduk saja sambil melihat anak-anak yang lain shalat.

"Aku lagi halangan, Mas", jawab Jung Jisoo

"Eh,,, sori kalo aku tanya soalnya gatau. Emang kalo lagi red day, gaboleh shalat?"

"Iya, nggak boleh"

Joshua pun ber-oh ria.

**

Keesokan harinya, Jisu sudah kembali bergabung bersama penghuni kosan.

"Lho? Kok kalian nggak bersiap ambil air wudhu?", tanya Jisu ketika melihat Seo Jisoo, Kim Jisoo, Jihyo dan Jung Jisoo tak beranjak dari duduknya padahal adzan sudah berkumandang.

"Lagi halangan", jawab meeka serempak

Jisu mengangkat sebelah alisnya. Heran juga, red day kok barengan?

Pandangan Jisu pun beralih pada Lia yang sudah selesai wudhu.

"Yaudah, Lia jadi makmumku ya?"

Lia menundukkan kepalanya. "Maaf, Jis. Aku nggak bisa jadi makmum kamu. Aku nggak mau dianggap sebagai pelakor antara kamu dengan Onda. Aku nggak mau jadi sahabat yang durhaka"

Jisu langsung kayak, HAH?

Jisu ingin menampol Lia, tapi dia ingat mereka sudah sama-sama berwudhu. Akhirnya Jisu hanya menghela nafas panjang.

"Maksudnya bukan makmum yang itu, woi. Maksudnya makmum shalat jama'ah. Kan tinggal kita berdua yang bisa shalat. Aku juga gamau kali ah ditampol Hyun- eh"

"Apa, Jis? Kamu ngomong apa?"

"Eh gapapa kok gapapa"

Mampus. Hampir keceplosan, batin Jisu.

"Yaudah ayok kita segera shalat"

"Iya deh iya ustadz Jisu"

#####

Kosan: The JisoosNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ