Bab 1

2.2K 88 2
                                    

Part 1

"Ara ... bangun udah pukul 06.30, kamu berangkat sekolah sana," Panggil emak udah kayak toa musholla.

"Eugh ... Em iya," Ara dong pastinya ngambil selimut sama bantal gas tidur lagi.

"Astagfirullah. Nih, anak tadi katanya iya sekarang malah molor lagi, Ara, bangun ... udah telat," ujar emak.

"Apa? Telat tidak! Tidak!" teriakku panik kemudian melihat jam.

"Apaan telat baru jam 6 huh.... mengganggu kesenanganku saja," Mulutku tidak berhenti komat-kamit sambil siap-siap berangkat sekolah.

"Mak aku ini boboyboy lah ngapain sih bangunin pagi-pagi amat huh..." ucapku pada emak.

Jangankan menjawab melihatku saja emak tidak peduli dengan apa yang aku ucapkan.

"Yasudah incess mau berangkat dulu, Mak,"ucapku sambil menyalami tangannya.

"Naik apa, Ra?" tanya emak.

"Naik burok lah," jawabku ngasal.

Kemudian aku berangkat sekolah dengan tidak lupa nyanyian dari mulutku yang begitu merdu menurutku tapi tidak dengan orang yang mendengarnya, bukan karena suaraku yang jelek loh ... Jangan su'udzon dulu karena nyanyianku yang gak jelas, tapi kerena lagunya potong bebek angsa dengan lirik balonku ada lima, tidak lupa bebek yang mengejarku karena aku menangkap anaknya.

"Hua ... mak anakmu di kejar bebek," teriakku sambil berlari dengan kecepatan halilintar.

Sampai di sekolah sudah ngos-ngosan kayak habis main tali loncat eh salah habis marathon maksudku.

"Kenapa Ra lari-lari gak jelas" ujar Rina teman sekelasku.

"Habis di kejar-kejar sama gebetan," jawabku ngaur.

"Aelah halu mulu, sadar neng sadar kiamat sudah dekat..," Rina mulai kesal.

" Neng...neng namaku ika lah bukan neng aneh banget lu amnesia ya," ucapku sambil meraba keningnya.

"Awas iiih emg gua sakit elu tu yang sakit, sakit halu ," ujarnya menepis tanganku.

"Udah ah, jajan yuk," ajakku yang dibalas anggukan oleh Rina.

Kami pun membeli pop ice, Rina rasa coklat dan tak lupa diriku rasa vanilla karena sedang asyik menyeruput minumanku sambil bercerita tiba-tiba ada orang yang lari dengan kencang kemudian menabrak bahuku sehingga minuman yang ku pegang menjadi farpum di bajuku. Dengan muka sudah marah dan ekspresi tidak tergambarkan karena cantiknya.

"Woy! punya mata gak sih? Kalau jalan itu pake mata, main tabrak aja gak tau apa yang di tabrak siapa, kurang ajar!" mulutku tidak hentinya merepet.

"Apa gua gak salah denger dengan semua yang kamu ucapkan," ujar pria blagu tersebut.

"Kamu pikir aku bercanda hah! Udah salah sewot lagi, ku putar juga palamu ke belakang biar tau rasa," ujarku tidak mau kalah. Sedangkan Rina ia hanya melongo melihat pria blagu tersebut.

"Setauku jalan itu pake kaki bukan pake mata apa sekarang sudah berubah ya?" ujarnya sok ganteng dengan tangan di masukkan ke dalam saku celana seolah-olah merasa orang korea tanpa mengucapkan maaf sedikit pun.

"Eh, pemuda gila mau jalan pake apapun itu ya terserah yang penting jangan tabrak-tabrak orang dengan muka pas-pas lu sok-sok an di depan gua, kamu maunya apa hah?! tanyaku dengan nada tinggi.

"Aku mau kamu kenapa emang? Kamu gak suka samaku, berarti ini tantangan buatku supaya bisa jadi pacar atau gak sahabatmu," ujarnya dingin tapi memuakkan.

"Sana jauh-jauh udah sok kenal gak mau minta maaf dasar pemuda aneh," ucapku pergi sambil menarik tangan Rina yang masih melongo gak jelas, haiss dasar Rina pengen tabok deh malu-maluin.

**Bersambung**
Yang punya apk KBM, boleh bantu vote dan follow saya ya🙏😊

https://ketix.me/share/chapter/0fc98d9d-391a-28dd-c85b-fd270374f252

Tinggalkan jejak 😊

Musuhku Penyelamat HidupkuWhere stories live. Discover now