BAB 11 - Surat Dari Igrid

Start from the beginning
                                    

"Kami ingin menemui ayah dulu, Kak. Sampai jumpa!" seru Andri.

Andri dan Andre melangkah pergi meninggalkan Kenny yang masih mematung di tempatnya sambil menatap ramai nya jalanan.

"Kenapa anak-anak itu tidak bisa mengerti, sedikit saja." Sekali lagi, Kenny menghela nafas panjang.

~~~

Malam harinya, Eliza melakukan kegiatan yang dia sukai. Belajar. Sudah lama sekali dia mogok belajar karena khasus-khasus yang dia tangani. Meskipun saat ini otaknya masih tidak dapat berkonsentrasi, dia tetap memaksakan diri untuk membaca beberapa buku pelajaran.

Biasanya Hideki selalu mengganggu adiknya. Mulai dari mengejutkan Eliza dari belakang sampai mematikan listrik supaya lampu ikut mati dan Eliza tidak jadi belajar. Namun, kali ini Hideki terlihat sedikit tenang. Dia hanya menagap Eliza dari kejauhan. Hal tersebut malah membuat Eliza bingung dan tidak nyaman.

"Ngapain sih lo? Biasanya kalo gue belajar kayak gini, lo jogetan," kata Eliza.

"Nggak apa-apa kok." Hideki menjawab, namun matanya tidak menuju kearah Eliza.

Ah sudahlah. Kakaknya itu memang cukup aneh.

"El..." panggil Hideki.

"Ya?"

"Di depan rumah kita ada cewek pake baju merah. Serem," kata Hideki dengan perlahan.

Saat ini, Eliza dan Hideki sedang berada di rumah sendirian. Mama dan papanya entah pergi ke mana. Kedua kakak mereka juga jarang ada di rumah. Eliza merasa bahwa Hideki akan segera menceritakan lelucon tentang hantu. Namun, Eliza sudah terlalu dewasa untuk takut pada hantu.

"Neneknya Vicky mungkin." Eliza tidak memperhatikan Hideki. Dia masih membolak-balik lembaran kertas di bukunya.

"Gue tadi bilangnya cewek, bukan nenek-nenek," jelas Hideki.

Eliza menghela nafas panjang. Dia bangkit dari posisi duduknya dan mulai berjalan menuju jendela. Dia membuka gorden jendelanya. Tidak ada siapapun di luar sana. Dia melihat rumah yang tepat di depannya sudah sepi dan lampunya sudah mati, begitu juga rumah sebelahnya, rumahnya Vicky, semuanya terlihat sangat sepi.

"Nggak ada siapa-siapa." Eliza meyakinkan Hideki.

Hideki menutup wajahnya dengan selimut. "Jangan-jangan setan, El."

"Cuih, apaan sih. Penakut banget jadi cowok."

Kali ini Hideki tidak membalas ejekan adiknya. Karena memang benar, dia cukup penakut meskipun dia sering menceritakan lelucon hantu. Namun apa yang dia katakan tadi benar. Hideki melihat seorang wanita dengan baju merah yang berdiri di depan rumahnya. Dia bersembunyi di pagar rumput antara rumahnya dan rumah Vicky.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Eliza sudah ingin beranjak ketempat tidurnya, namun Hideki masih bersembunyi dibalik selimutnya sambil rebahan di ruang keluarga.

"Gue mau tidur. Kalo lo juga mau tidur, jangan lupa TV nya matiin." Eliza beranjak dari duduknya.

"Nggak, gue mau di sini sampai pagi," ujar Hideki.

Dark Angel [END]Where stories live. Discover now