2

13.8K 581 17
                                    

***

" kenapa aneh banget ya, mamah nyuruh gw pake baju seformal ini. Dan lebih parah-Nya lagi, gw harus dandan kaya begini? CK..  Sedangkan ini bukan gw banget coy! Wahh.. apa jangan-jangan mamah sama papah, beneran mau jodohin gw sama si Pakpol? Tapi kenapa harus seribet ini coy? Oh my God.  Ya kalo emang bener mau jodohin gw sama si Polisi itu, jangan sekarang kek..  nggak siap nikah muda aku tuh.... "ucap Elsa setelah berada di toilet. Ia berdiri di depan cermin. Namun tiba-tiba saja Tante Ditha masuk ke dalam toilet, sambil memanggil nama Elsa dengan nada suara yang begitu melengking.

" Echa lagi nggak mau adu suara, mah, jadi please nggak usah keluarin suara mamah yang berisiknya nggak jauh beda sama Echa.. lagi pula, ini bukan di hutan atuh mamah cantiik, jadi nggak usah teriak-teriak mah." Elsa.

" Atuh kamu lainna geraan, keur naon sih?  meni Lila pisan. tah kaluargana si ervan ngges dateng. ( Kamu bukannya cepetan, lagi apa sih? Lama banget. itu keluarganya si Ervan udah datang) " ucap sang mamah.

" Mamah kan udah bilang ke kamuz lima menit aja, tapi kamu malah lebih, udah hayu, atuh.."Tante Dhita sambil menggandeng lengan sang putri tercinta, lalu berjalan ke meja dan kursi yang sudah dipesan.

***


Ervan? Ervan Winata Saputra. Seorang Abdi negara yang dijodohkan oleh kedua orang tua-Nya kepada perempuan berjilbab yang sehari-harinya hanya bergaul dengan anak-anak jalanan dan juga preman. Tetapi itu bukanlah suatu halangan untuk membatalkan pertunangannya dengan gadis berusia Dua Puluh tahun itu.

Ervan bertubuh perfect, sehingga banyak wanita yang tergila-gila oleh-Nya. Tetapi ia sendiri tidak tertarik oleh wanita - wanita itu, karena ia tahu bahwa mereka hanya cinta dengan profesi yang ia miliki, tidak dengan hati yang tulus dan mencintai dirinya.

***


Saat sudah berada di meja dan kursi yang mereka pesan, rupanya sudah ada keluarga Winata. Sudah ada Tante Renata dan juga om Winata, namun ke dua bola mata Elsa tidak melihat ada-Nya anak lelaki di sana, selain papah-Nya dan Om Winata. Kemana anak laki-laki yang di jodohkan oleh-Nya itu?
"Assalamualaikum, om, Tante. Maaf ya lama...."ucap Elsa, sambil mencium punggung tangan kanan dari  kedua orang tua itu secara bergantian. Dan ia duduk di kursi yang berada di sebelah Tante Renata.

Elsa sudah kenal baik dengan ke dua orang tua dari lelaki yang hendak di jodohkan dengan-Nya. Ia juga sangat dekat dengan adik perempuan dari lelaki itu. Ia sudah sangat mengenal keluarga Winata, tetapi ia sama sekali tidak mengenal siapa itu Ervan? Siapa dia? Mengapa setiap kali ia bermain ke rumah Tante Renata, dirinya tidak bertemu dengan lelaki itu?

" Echa maaf ya Ervan-Nya telat, tapi nggak lama lagi juga sampe kok. " Tante Tenata

" Nggak papa kok, Tante, wajar kalo telat mah, kan anak om sama tante Polisi. Jarang dirumah." Elsa dengan caranya sebisa mungkin untuk menjaga sopan santun-Nya di hadapan keluarga Winata. Tak lupa ia memberikan senyum kepada ke dua orang tua itu.

" Cha biasa aja, jangan jadi orang lain ah. Om tau kamu lho..  ga begini, jadi diri kamu sendiri, om lebih suka. Pasti ini di suruh sama Papah kamu, kan?  " Om Winata.

Elsa sendiri mengucap syukur melalui batinnya. Dan, membuang napas nya secara perlahan.

" Nah betul om! Echa begini tuh karena di suruh sama papah. Dan, Echa makeup-an juga di suruh sama mamah. Duh om.. pokoknya ribet banget deh permintaannya mamah sama papah... Tuh, Pah, jadi diri sendiri aja kata si om geh. "Elsa sambil mengeluarkan lidahnya kepada sang papah. Sementara mamah-Nya hanya bisa menggaruk tengkuk leher-Nya yang tidak gatal.

" Papah aja teruus.. "

"Ya  emang papah kok. Papah yang nyuruh neng buat rubah sikap neng didepan om sama tante, biar nggak malu-maluin banget. Pah, tante sama om aja nyuruh neng buat jadi diri sendiri, tapi papah malah nyuruh anaknya jadi orang lain, huuhhh .." Elsa memajukan bibirnya menjadi huruf O .

" kalian berdua tuh,  sebagai orang tua jangan memaksa anak untuk jadi orang lain, biarkan naluri mereka yang bermain. Mereka mau gimana pun, biarkan saja. apa adanya, agar anak tidak stres .. "om Winata

Tanpa mereka sadari, rupanya para polisi yang berada di restaurant tersebut sudah berdiri tegap dan rapih layaknya Pagar Betis, mereka membuka jalan di tangahnya. Tidak lama kemudian, ada seorang Polisi yang berjalan ditengahnya, polisi itu berjalan menuju meja yang Elsa dan keluarga tempati. Ia menghentikan langkah nya saat sudah berada dekat dengan meja nomor sembilan. Lelaki itu membungkukan punggung-Nya, lalu mencium punggung tangan kanan Om Winata. Tante Renata, Tante Ditha dan Om Prasety secara bergantian.

Elsa sedikit heran akan kelakuan pak polisi satu ini,
" lah ini pakpol ngapa dah? "Tanya nya di  dalam hati sambil memerhatikan tingkah laku sang Abdi Negara.

" Tante Om maaf ya Ervan telat " Ucap Polisi itu berlutut dihadapan Tante  Ditha dan Om Prasetya

" (dalam hati) Oh ini yang namanya Ervan. Eh apaan? Badan kurus begini mau di jodohin sama gw? Ckk.. bisa ya lulus tes polisi, padahal, dia kurus banget lho.."Elsa.

" nte nanaon kasep, diuk heula sini (gapapa ganteng, duduk dulu sini) " Tante Ditha sambil menuntun Ervan agar duduk berhadap-hadapan dengan Putri-Nya.

" ih mamah apa-apaan sih, dia kan telat mah. Sedangkan kita disini, udah nunggu dia lama banget. Dia telah dan cuma minta maaf? Harus-Nya dikasih hukumanlah. "Tuntut Elsa, Ervan hanya pasrah dan meminta hukuman kepada kedua orang tua Elsa.

" Husstt! Udah main hukum-hukuman aja ni, lebih baik kalian berdua kenalan dulu."Cegah dan tawar Tante Renata.

"Cha kenalin, ini Ervan anak Tante sama Om." lanjut Tante Renata sambil mengenalkan anaknya kepada Elsa.

" Echa udah tau, tadi-kan dia nyebutin nama-Nya terus. "Elsa

" Neng ih kebiasaan, ulah ngisin-ngisinkeun mamah (jangan malu-maluin mamah" Tante Ditha.

" maaf ya tante om, kan echamah emang begini, dari pada jadi orang lain lagi? Karena kata om winata juga lebih baik jadi diri sendirikan om,? (Om Winata mengangguk) hemm yaudah ni kita kenalan..  Elsa Amanditha Prasetya alias Elsa, alias Echa, alias neng Echa anu geulis." Elsa, lalu mengulurkan tangan kanan-Nya ke pada Ervan.

" Ervan Winata Saputra, semoga kita cocok ya..." Ervan membalas uluran tangan elsa

" Mah, Pah .. kalo misalkan Ervan to the point aja gimana? .. " Lanjut-Nya, bertanya pada ke dua orang tua nya. Mata-Nya menatap mata sayu milik Mamah-Nya tersayang. Matanya memberi kode agar Tante Renata menyetujui tindakan anak-Nya nanti.

>>Hanya perempuan biasa, masih belajar dan harus banyak belajar agar menjadi penulis yang profesional, kalau kalian tidak suka komen aja semau kalian, karena hak berkomentar milik semua, termasuk netizen yang maha benar. :) <<

Mari kita berkhayal bersama guys :)

#Tolong Kasih Bintangnya ⭐di setiap halaman, agar saya semangat menulis part selanjutknya 😚#

Mencintai tak butuh kata-kata. Apalagi kata-kata manis💕

🌺Caraku Mencintaimu🌺Where stories live. Discover now