66

212 4 0
                                    


" Echa cuma manja sama PakPol! " Ucap Elsa di tengah tangisannya yang berada di pelukan Ervan.

Kini Ervan memeluk wanitanya dengan sangat erat, satu tangannya mengusap puncak kepala Elsa yang terhalang jilbab. Ervan membiarkan Elsa menangis sepuasnya di dada bidang miliknya. Ia tidak bisa menyalahkan dirinya karena sudah nekat untuk menikahi Elsa jika akhirnya harus meninggalkan Elsa untuk tugas Negara.

Beberapa menit setelah Ervan berhasil menenangkan Elsa yang sebelumnya menangis terus menerus, kini wanita itu tertidur di dekapan Ervan yang sudah duduk di tepi ranjang sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.

   " Ngurus anak-anak jalanan yang masih pada labil, tapi kamu juga sama aja kaya mereka Cha.. labil, kaya anak kecil, cengeng, manja, tapi ini kamu yang sebenarnya... Jangan pura-pura kuat lagi ya kalau di depan aku, jangan ada yang di sembunyiin dari aku apapun itu, kamu bisa sepuasnya cerita apapun ke aku, tapi resikonya kalau aku udah dinas, kamu jangan terlalu berharap untuk aku selalu ngabarin kamu... Tapi aku akan sempatkan waktu buat selalu kabarin kamu dan baca semua curhatan kamu nantinya. " Satu tangannya mencubit pelan pipi Elsa.

Tok!
Tok!!
Tok!!!

" Udah siap belum?"

Suara ketukan pintu dari luar kamar membuat Ervan mengeluarkan suaranya dengan sedikit lebih keras untuk menjawab pertanyaan dari ibundanya yang memanggilnya dari balik pintu. Tante Renata. Suara itu membuat Elsa terbangun dan membuka kedua matanya secara perlahan.
"Masya Allah Ganteng banget suami Echa " gumamnya ketika melihat wajah Ervan dari dekat.

Saat bergumam Ervan sama sekali tidak memperhatikan Elsa yang sudah terbangun dari tidurnya. Lelaki itu segera berjalan ke pintu untuk menghampiri ibundanya yang berada dibalik pintu. Saat mendengar suara mertuanya yang hendak masuk ke kamar merekapun, Elsa segera mengambil posisinya, memindahkan tas Ervan yang sebelumnya berada di dekat lemari ia pindahkan ke dekat meja riasnya.

" Mana kata kamu Echa lagi tidur? " Ucap Mamah mertua Elsa kepada Ervan.

Elsa menyalimi tangan kanan Renata, " Mana ada Echa tidur, dari tadi Echa nyiapin baju-bajunya Pak Komandan, Mah. " Ucapnya sambil memeluk lengan mamah mertuanya.

" Sayang...  kapan kamu bangun? "
" Mamah, Evan tuh nggak bohong lho mah.. tadi Echa lagi tidur kok karena kecapean nangis, nggak mau Evan tinggal tugas." Ucap Ervan yang kebingungan karena ulah istrinya.

" Apa? Aku dari tadi beresin barang-barang kamu lho... Mah, anaknya tuh nggak bisa ninggalin aku sedetikpun." Elsa.

" Ya.. ya nggak bakal mungkin mah aku bisa ninggalin menantu mamah yang ternyata super manja ini.. aku nggak bakal tega ni kalau harus biarin Echa ngelakuin semuanya sendiri,"

" Sudah deh kalian ini sebenarnya nggak bisa saling meninggalkan, tapi malah saling tuduh gini. Sudah siap semua kan, sayang? " Tante Renata sambil mengusap punggung tangan Elsa.  Elsa yang di tanya oleh mertuanya pun menjawabnya dengan anggukan.

Renata meminta Ervan untuk pergi terlebih dulu dari kamar sambil membawa tas dinasnya. ia meminta Ervan untuk menunggu di ruang keluarga bersama Nisa yang saat itu berada di rumah Ervan. Dengan Excited Ervan meninggalkan Mamahnya juga Elsa yang kini hanya berdua di dalam kamar. Ervan tidak tahu apa yang keduanya saling bicarakan hingga mamahnya meminta ia keluar dari kamar. Sudah hampir sepuluh menit Elsa dan Mamahnya berada di dalam kamar.

Matanya tertuju pada Elsa yang kini terlihat bahagia setelah berbicara berdua dengan mamahnya tadi. Elsa memeluk Nisa yang sebelumnya  bermain dengan Ervan. Tapi dapat Ervan lihat dengan jelas dari kedua kelopak mata Elsa yang sembab. Tidak mungkin itu sembab sebelumnya bukan? pikir Ervan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

🌺Caraku Mencintaimu🌺Where stories live. Discover now