°•10

732 31 17
                                    

"Semangat kak! Gue gak boleh masuk, anying! Huhu!" Jihan berteriak di dalam ruangan make up—memancing beberapa mata untuk menatapnya. Gadis itu bersemangat sekali hingga seorang perias berakhir harus menyeretnya keluar karena ruangan memang hanya khusus untuk para penyanyi yang akan tampil.

Rita mengacungkan jempolnya sebelum adiknya itu benar-benar digugat dari ruangan. Rita menarik kedua sudut bibirnya. Ia terkadang memang sering kesal dengan segala ulah Jihan terlebih yang merugikan dirinya. Tetapi Rita mengerti bahwa adiknya itu berusaha agar ia tidak terus diam, dan hari ini ia bersyukur atas kehadiran anak itu. Selain teman-temannya, setidaknya ia memiliki support abadi, yaitu saudara sendiri.

Rita kembali fokus dalam mempertahankan posisi patungnya. Seorang penata rias sedang membentuk garis tebal di atas kelopak matanya. Sudah sekian kali ia pernah dirias namun tetap saja rasanya ada yang beda. Ia menatap dirinya di cermin kelewat heran. Kadang-kadang ia berpikir ataupun merasa bahwa make up dapat mengubah kepribadiannya secara tidak langsung. Rita bukanlah gadis yang gemar berias kecuali ada sesuatu yang mewajibkan penggunaan make up seperti saat ini.

"Perfect! Please say 'a' and I will polish your lips." Kata perias itu dengan kuas kecil di tangannya. Rita membuka mulutnya sedikit dan perias itu segera mengolesinya lip cream berwarna pink Lolita.

"See there! You look so beautiful! Please come to the fitting room right now!"

Rita berdiri dan tak lupa memperbaiki rambutnya yang tiba-tiba turun karena jepitan yang kendor. Dengan langkah anggun, ia berjalan menuju ruangan yang ternyata baru menampung tiga orang. Rita mengambil salah satu benda berkaki empat lalu mendudukinya hati-hati. Sembari menunggu antrian, ia mengambil ponselnya yang terletak di kantung celana. Lagi-lagi senyuman terukir di bibirnya hingga tertawa ketika melihat pesan-pesan konyol yang menyemangatinya. Baik dari keluarga ataupun orang-orang terdekatnya. Ada pula nomor-nomor tak dikenal yang chatnya belum Rita sentuh sama sekali. Karena hari ini adalah hari yang spesial, Rita dengan senang hati akan membalasnya satu persatu.

07xxxxxxxxxxxx
Semangat, Rit! Semoga dapet posisi yang baik ya!

Terima kasih, Roy. (Send)

Crista
Rita!! Gue lihat lo tadi di sorot kamera pas lagi di rias. Lo cantik banget! Sukses ya buat debutnya di sana. Gue cuma bisa nonton dari YouTube.

Hallo ..., Makasi banyak udah semangati.

Rita terus membalasi pesan satu persatu dan kali ini ia juga membalasi chat-chat dari cowok yang sering menggodanya khusus untuk pesan yang terdapat unsur penyemangatnya. Lalu sampailah pada pesan Amerio.

Amerio Preka
Di mana Lo?
Kalau udah selesai rias cepetan ke luar gue ada breakfast sebelum Lo tampil.
P
P
P

Makasi, Am. Nanti gue turun. Tinggal dress fitting.

Oh ya?
Gue tunggu.

Ecrin Aloydia
Gue sama Farel nih. Di mana panggung lo, Rit?"
P
P
P
(1 missed call from Ecrin Aloydia)

Maaf gue baru bales.
Lo langsung ke Black and White edifice aja.

Boboho Dari Gua Hantu
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P

Apa?! >.<

Gpp. :P

Rita memutar bola matanya dan langsung mengunci hapenya. Ia kembali fokus ketika namanya dipanggil.

The Most Wanted Vampire In HighschoolWhere stories live. Discover now