°•63

91 6 0
                                    

"Farel, Lo kalau bicara jangan sembarangan kayak tadi, Lo juga ga bisa sembarangan nikah sama gue!" Rita menarik pacarnya itu menuju halaman belakang di mana bunga tulip, mawar, dan lavender menghiasi di sekeliling mereka.

"Tapi gue cinta sama Lo, ujiannya Minggu depan tapi Lo udah pasti dikeluarin sekolah dan ga ikut ujian."

"Tapi Lo bisa memilih kabur buat jauh-jauh dari dunia gue. Gue adalah iblis yang memiliki sekeping hati yang baik. Keseluruhan dari kehidupan gue penuh sisi gelap." Rita menjelaskan menggunakan bahasa klise. Ia mendekat Farel kemudian merangkum wajah lelaki itu dengan lembut. Farel membalasnya dengan ciuman lembut di bibir Rita. Bibir mereka yang berbeda suhu bertautan mesra hingga Rita memutuskan menjaga jarak untuk berkomunikasi.

"Gue mau nikah, dengan begitu kita bisa hidup bahagia." Farel lebih dulu berbicara sebelum Rita.

"Tapi gue malah iri sama Lo, gue pengen jadi manusia, pengen menua, tidak bergantung pada darah hewan maupun manusia. Tidak ingin membunuh untuk hidup."

"Semua makhluk hidup membunuh untuk saling menghidupi. Hanya perbedaannya manusia membunuh yang memang layak konsumsi. Selama lo engga membunuh manusia dan Lo minum darah hewan, bedanya apa sama manusia yang suka sama daging panggang dan ngebunuh hewan juga?"

"Lo engga paham? Apa Lo ga pernah baca mitologi vampir sama sekali? Kita abadi, tanpa menua, suhu tubuh seperti mayat dan pernikahan kita itu sebenarnya terlarang. Kecuali," Rita menggantung kalimatnya.

"Kecuali?" Farel penasaran. Ia menatap Rita dengan hangat.

"Kecuali Lo merelakan segalanya dan rela diubah jadi vampir, jadi iblis. Lo ga akan bisa ke dunia manusia kalau belum lewat latihan untuk jadi newbie. Lo akan jadi makhluk gila sepanjang hidup Lo. Sekali berubah, Lo ga akan pernah bisa kembali lagi."

"Gue mau nikah,Rita. Mau kawin. Bukan mau ketemu tanah!" Farel mengecup dahi gadisnya kemudian membuat mark di ceruk leher Rita.

"Tapi gue membunuh, gue juga suka darah manusia." Rita ingin sekali membuat lelaki itu menarik ucapannya sekalipun ia ingin sekali tidak mengucapkannya. Tapi ini hidup, dan hidup adalah pilihan.

"Ya udah, kalau gue ga bisa kawin sama Lo, biarin gue di makan Lo aja!" Farel melakukan hal tak terduga, ia menggores pergelangan tangannya dan menempelkan pada hidung Rita.

Kurang ajar!

Plak!!

"Farel, ga lucu! Ini bukan hal yang bisa lo lakukan seenaknya." Rita menangis ketika pupilnya berwarna merah darah. Mengerikan, tetapi sekaligus cantik. Farel menemukan sesosok yang unik dan sekaligus sesuai kriterianya.

"I love you, Rita." Farel mengusap air mata Rita dan gadis itu mengambil kesempatan untuk memberi penglihatan tentang dirinya dan kehidupan seorang vampir pada lelaki yang dicintainya itu.

°•°•°•°•°

"APA YANG KALIAN KATAKAN??? ELLIOS SEKARAT CUMA HANYA KARENA BELATI PERAK? MUSTAHIL!! AKU SUDAH MENGHABISKAN BANYAK BIAYA UNTUKNYA HANYA KARENA AKU INGIN MEMUSNAHKAN KELUARGA GILA ITU!" Curious sangat histeris ketika ditampilkan gambar Ellios yang berada di hotel terakhir kalinya. Setelah itu anak buahnya mengatakan tidak tahu di mana lelaki itu.

"Tidak penting, lupakan saja bocah sialan itu!!" Tiba-tiba emosinya turun seketika, ya begitulah karakter Curious, ketika emosinya turun, itu artinya ada rencana baru di kepalanya yang siap ia laksanakan ketika waktunya.

"Tak usah mengejar-ngejar mereka lagi, aku sudah malas!"

"Aku sudah bilang, kau hanya membuang-buang waktu, Curious." Seorang wanita mendekatinya kemudian memberi sentuhan ringan pada pundak suaminya. Merissa menunjukkan sebuah batu pualam kuno dengan cekungan berbentuk bulat dengan air di tengah-tengahnya, sebuah batu turun temurun warisan keluarga yang hanya bisa digunakan satu tahun sekali sebagai penglihatan. Yaitu bulan purnama khusus berwarna biru. Dan ternyata hari ini tanggalnya.

The Most Wanted Vampire In HighschoolWhere stories live. Discover now