°•64

102 6 0
                                    

Segala yang kau dengar, segala yang kau rasakan, segala yang alami, yang kau lihat dan yang kau jalani, adalah sebuah penyesalan. Penyesalan yang berakhir hal baik, penyesalan yang berakhir hal buruk. Semuanya adalah atas dasar genggamanmu. Pilihanmu akan menentukan jalan hidupmu sampai mati.

"Ma, coba gigit cokelat ini, tebak huruf apa ya!" Farel mengarahkan Rita untuk duduk di sebelah Dea yang membawa sebuah kotak cokelat desain mewah.

"Kau tau sekali mama sangat menyukai cokelat, baiklah, apa ini nama calon istrimu?" Dea tersenyum hingga membuat Rita ingin sekali memeluknya. Senyumnya cantik walau Farel tampak lebih mirip ke Melvin, goresan indah di bibirnya ternyata berasal dari Dea. Diam-diam Rita mengagumi wanita di hadapannya, walau sudah pernah bertemu sebelumnya.

"Oke, ini huruf pertama. Cokelat ini aku pesan dari pabrik cokelat terbaik."

"Baiklah, baiklah. Cepat, mama tidak sabar ingin memeluk calon istrimu, dia sangat harum hanya dengan duduk bersebelahan denganku." Dea menerima sebuah cokelat yang diberikan oleh Rita.

"Huruf...," Dea tersenyum ketika merasakan cokelat lumer di balik lidahnya. Begitulah cara ia menikmati cokelat. "R..."
Rita menyuapi cokelat kedua, "I? Atau i?" Farel tidak menjawab, Rita mengambil cokelat ketiga, "T? Sepertinya aku bisa menebaknya... Berikan yang terakhir!" Rita menyuapkan yang terakhir, "A!" Farel membuka penutup mata Dea sehingga ibunya bisa melihat calon mantunya yang hanya akan ia lihat sebanyak tiga kali seumur hidup. Persiapan, Pertunangan, Perkawinan.

"Hallo Rita?" Dea memang tidak merasa asing dengan gadis ini, dia memang sudah pernah bertemu dulu. "Kau yang dulu bersama anakku kemari karena aku khawatir kan?"

"Ya, itu aku, Tante." Rita tersenyum manis, dan ia sangat terkejut ketika Dea justru langsung memeluknya.

"Jangan panggil aku Tante, kau wajib memanggilku mama." Dea balas tersenyum. Ia meraih kedua tangan Rita. "Firasatku mengatakan kau adalah anak baik dan aku membaca kau memiliki satu rahasia besar yang akan memberikan kebahagiaan, tetapi rahasiamu jugalah masalah besar yang akan kau hadapi, nak. Jika kau adalah pilihan anakku, maka menikahlah dengan anakku." Dea menatap mata Rita yang dilapisi softlens warna hitam legam.

"Terima kasih, Mama." Rita tersenyum penuh kehangatan. Rasanya ia tidak ingin berjauhan dengan Dea, tetapi tidak bisa, Farel tetap harus bersamanya. Vampir tidak bisa hidup berdampingan dengan manusia. Itu sudah peraturan.

"Aku punya permintaan, ma. Mungkin ini akan membuat mama keheranan."

"Ada apa? Katakan saja, akan aku rundingkan dengan Melvin."

"Aku tidak ingin pernikahanku dihadiri penuh oleh kolega mama dan papa, aku hanya ingin dihadiri oleh keluargaku dan keluarga Rita saja. Hanya keluarga besar kita dan keluarga besar Rita. Tidak lebih dari lima puluh orang, ma."

"Kenapa? Semakin banyak yang datang, kalian akan merasa bahagia..."

"Tidak, ma. Aku ingin memberi ruangan bahagiaku dalam pernikahan kali ini."

"Ya, akan aku bicarakan dengan Melvin. Kita akan undang seluruh keluarga utama kita. Kapan kau mau menikahi dia?"

"Bulan depan..."

"Cepat sekali? Kau sudah mengenal orang tuanya?"

"Begini, papa itu adalah Bosnya Rita, nama papanya Christopher dan mamanya Carolina, mereka bekerja dalam satu perusahaan di IOVD, tentu saja aku mengenal mereka. Dan aku juga sudah pernah bertemu dengan sepupu Rita, eh ya adiknya namanya Jihan, pokoknya mama akan berkenalan dengan mereka ketika bertemu. Mereka cantik dan sangat tampan. Mama akan suka mereka." Farel terlalu antusias.

The Most Wanted Vampire In HighschoolWhere stories live. Discover now