PENGGANTI

11.6K 556 65
                                    

Aku masih menangis histeris, karyawan lain termasuk Mbak Wati juga masih sibuk menenangkanku.

"Sudah dong Aiza nangisnya"

"Huaaaaaaa Rizky hikss hikss"

"Aduh Aiza, gimana kejadiannya, kok bisa bos Rizky meninggal, ini teh gimana?" Panik Mbak Wati.

"Huaaaaaaa Rizky hikss hikss"

Mereka semakin panik melihatku tidak berhenti menangis dan malah bertambah kencang.

Aku benar- benar tidak bisa berhenti menangis. Sampai akhirnya suara seseorang menginterupsi para karyawan.

"Eh eh eh, kalian ini bukannya kerja malah ngerumpi, bubar bubar"

Mbak Wati dan karyawan lain yang mendengar suara itu sontak takut dan menjauh lalu berdiri di belakang tempatku duduk.

"Eh eh eh kalian ini kenapa? Takut sama saya?"

"Pa..pak Ri...Rizky masih hidup?" tanya seorang karyawan.

"WAH, kalau gak hidup saya gak berdiri di depan kalian, sudah sudah sana cepat balik ker--"

"HUAAAAAAA RIZKY MENINGGAL HIKSS HIKSS, Rizky meninggal"

Ocehan Rizky terpotong karena tangisanku yang semakin keras. Sepertinya Rizky juga kaget melihatku seperti itu.

"Kalian bubar, mulai kerja, Aiza ikut saya ke ruangan" perintah Rizky.

"Baik pak" balas mereka serentak lalu beranjak untuk memulai pekerjaan mereka, sementara aku masih sesenggukan.

Aku masih setia duduk enggan mematuhi perintah Rizky untuk ikut ke ruangannya.

"Hikss hiksss" aku menundukkan kepalaku.

"Aiza sayang, ayo ikut" lirih Rizky.

"Rizky, Rizky meninggal hikss hikss" ujarku pelan.

"Ayo keluar dulu, gak enak sama yang lain"

Aku mengangguk lalu mengikuti langkah Rizky dengan berjalan lemas, aku seperti kehilangan semangat hidup

"Aiza, lo sakit ya?"

"Hikss hikss Rizky"

"Aku anterin pulang aja lah yuk"

"Rizky" aku menatap melas pada Rizky.

"Udah udah, semua yang bernyawa pasti akan meninggal Aiza, nanti bisa beli lagi kucingnya"

"Tapi Rizky, Aiza udah sayang banget sama Rizky.... hikss hikss"

"Ayo pulang"

Rizky mengelus pundakku pelan, sebenarnya aku belum cerita apapun tentang kucing Rizky yang meninggal. Aku yakin pasti Rizky juga sedih, aku juga merasa bersalah. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik.

Aku berjalan di samping Rizky, air mataku terus saja mengalir, aku pun terus menunduk. Saat sudah sampai lobby hotel tiba- tiba saja Rizky berhenti, aku pun ikut berhenti.

"Aiza"seseorang memanggilku sepertinya suara Mas Reygan. Aku sedikit mendongak dan benar saja di depanku dan Rizky berdiri ada Mas Reygan bersama dengan Jihan.

"Aiza kamu kenapa?" tanya Mas Reygan.

Aku tidak menjawab lalu kembali menunduk dan beralih berdiri di belakang Rizky. Menyembunyikan wajahku di balik punggung Rizky.

"Maaf Pak Reygan, Aiza tidak apa- apa, kami permisi" ujar Rizky tegas lalu menarik tanganku.

Terimakasih Rizky

AIZAWhere stories live. Discover now