🥀SAD🥀

11.6K 505 18
                                    

Pagi- pagi buta Aiza sudah disibukan dengan acara rias merias. Semalam Aiza dijemput Reygan untuk menginap di rumahnya.

Aiza tengah duduk di depan cermin dengan beberapa perias yang sibuk mempercantik Aiza. Di samping Aiza ada Siti yang menemani.

"Siti" panggil Aiza.

"Ya non?"

"Aku takut"

"Gakpapa non, santai, InsyaAllah ini keputusan terbaik non"

Aiza semalaman tidak bisa tidur, dia masih memikirkan mengenai pernikahannya dengan Reygan yang sangat mendadak.

Dan yang menjadi pertanyaan besar bagi Aiza adalah:

Apakah Mas Reygan benar- benar mencintaiku?- Aiza.

Secepat itukah Mas Reygan menaruh hatinya padaku?

Jantung Aiza semakin berdetak saat beberapa jam lagi akad nikah akan di mulai.

Apalagi saat melihat gagahnya Reygan mengenakan jas. Aiza tak menyangka bahwa dirinya akan menikah secepat itu.

"Sudah siap Aiza?" suara berat Reygan membuyarkan Aiza.

"Ya"

Akad nikah dilakukan di kamar ayah Reygan mengingat keadaan ayah Reygan yang masih lemah.

Tidak banyak yang di undang, dari pihak Aiza hanya Siti saja yang datang. Aiza sudah tidak punya orang tua, dia juga tak memiliki sanak saudara. Dari Reygan hanya orang- orang kepercayaannya saja yang datang. Jumlah orang yang ada di ruangan itu masih bisa di hitung dengan jari tangan.

Hingga akad itu telah terlaksana, sampai kalimat yang diucapkan pak penghulu sudah diulangi oleh Reygan.

"Saya terima nikahnya Aiza Nurmala binti Husein dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai" ucap Reygan satu tarikan napas, ia begitu yakin. Aiza yang disampingnya meneteskan air mata.

"Bagaimana saksi? Sah?" ujar penghulu.

"Sah" semua saksi dan beberapa orang yang ada di sana berkata serentak.

"Alhamdulillah"

Aiza menyalami tangan Reygan dan mencium punggung tangan Reygan. Reygan pun juga mengecup kening Aiza.

Ayah Reygan yang menyaksikan itu menangis bahagia. Dia senang akhirnya bisa melihat putranya menikah. Hingga tak lama kemudian pandangan ayah Reygan mulai kabur dan ayah Reygan tertidur lemas.

"Ayah" Reygan panik melihat ayahnya.

"Bapak" Aiza juga panik.

Dengan segera Reygan menyuruh untuk membawa ayahnya ke rumah sakit. Suasana menjadi sangat genting.

***

Sudah beberapa jam berlalu, ayah Reygan masih berada di IGD, dokter masih memberi penanganan untuk ayah Reygan.

"Mas Reygan" panggil Aiza pada Reygan yang duduk dengan menunduk, Reygan menangis.

"Mas Reygan" kini Aiza berusaha mengusap tangan.

"Aiza, aku takut"

"Ada Allah Mas, kita serahkan semuanya pada Allah"

Reygan masih menangis, tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan itu. Reygan terkesiap lalu berdiri dengan cepat.

"Bagaimana dok ayah saya?" tanya Reygan.

AIZAWhere stories live. Discover now