😷HIKS😷

10.4K 494 53
                                    

Aiza menjalankan rutinitas seperti biasanya. Memasak sarapan dan membereskan dapur.

"Aiza" panggil Reygan.

"Ya?"

"Aku berangkat" ujar Reygan.

"Ya"

Tumben sekali Reygan pamit pada Aiza. Padahal biasanya pergi tinggal pergi.

Reygan berjalan melewati Aiza menuju depan. Reygan tampak membawa tas di punggungnya.

Aiza kini sarapan bersama Bibi, Mang Senin dan Pak Sapto seperti biasanya. Namun belum sempat mereka selesai sarapan Reygan datang.

Bibi, Mang Senin dan Pak Sapto dengan cepat bangkit dari duduk mereka saat melihat Reygan.

"Maaf aden" ujar Bibi menunduk, diikuti oleh Mang Senin dan Pak Sapto.

Reygan sebenarnya tak masalah, hanya saja dia sedikit kaget, selama ini dia tidak pernah mengajak Bibi, Mang Senin dan Pak Sapto sarapan bersama di meja makan.

"Gakpapa bi, mang, pak, teruskan saja makannya" ujar Reygan.

"Maaf Mas, Aiza yang minta Bibi, Mamang dan Pak Sapto untuk nemenin Aiza sarapan" Aiza membela.

"Hm, Aiza ayo ikut aku"

"Kemana Mas?"

"Ke puncak, cepat bersiaplah, bawa beberapa baju kamu"

"Tapi Mas...., Aiza.."

"Sudah, cepat aku tunggu di mobil" tegas Reygan memotong perkataan Aiza.

Mas Reygan, aku kan sudah bilang gak mau ikut- Aiza

Terpaksa Aiza mengikuti perintah Reygan. Aiza bergegas ke kamar dan mengambil beberapa baju dan juga perlengkapan seadanya.

"Sudah?" tanya Reygan yang berdiri di samping mobil saat Aiza sudah sampai di halaman depan.

"Hm" deham Aiza.

Aiza duduk diam tak berniat mengajak berbicara Reygan. Aiza memilih untuk bersandar pada kursi mobil dan menatap ke arah jendela.

Sesekali Reygan menoleh ke arah Aiza. Aiza tak bergeming sedikitpun dari posisinya.

"Aiza?" 

"Aku maksa kamu ikut karena aku gak enak sama karyawan lain, nanti apa yang mereka katakan jika aku mengajak Najla tapi kamu tidak ikut" jelas Reygan panjang lebar. Baru pertama ini Reygan berbicara sepanjang ini.

"Ya" balas Aiza singkat tanpa menoleh pada Reygan, bagi Aiza penjelasan Reygan hanya masuk dari telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Aiza tak mau ambil pusing.

Terserah kamu Mas- Aiza

"Kita tidur satu kamar, tapi aku tidur di sofa, kamu di ranjang" ucap Reygan lagi. Aiza hanya diam mengabaikan setiap perkataan Reygan.

"Aiza? Kita sampai di puncak kira- kira agak sorean, nanti kamu siap- siap karena malamnya ada makan malam bersama untuk perayaan kesuksesan perusahaanku"

"Aiza?" Reygan memanggil Aiza merasa tidak ada respon.

"Ya, aku mendengarkan semuanya" lirih Aiza.

Reygan menatap selidik ke arah Aiza yang masih setiap pada posisinya, tak bosan- bosannya Aiza memandang keluar jendela.

Apa aku terlalu menyakitimu- Reygan

"Aiza, kalau kamu lapar di situ ada roti dan beberapa camilan"

"Aiza?"

"Iya, aku tidak lapar, mungkin Mas yang lapar, Mas belum sarapan bukan?"

AIZADonde viven las historias. Descúbrelo ahora