😊TEMENAN😊

9.8K 515 16
                                    

"TOLONG"

Entah itu teriakan Aiza yang keberapa, lelaki itu tetap menarik Aiza masuk ke dalam rumahnya.
.

.

.

.

.

Reygan menggeliat, ia melihat ke kursi samping dan Aiza belum kembali. Kini mata Reygan terbelalak saat melihat ke arah depan. Aiza sedang di tarik oleh seorang lelaki.

Astaga- Reygan

Tanpa menunggu waktu lama Reygan keluar mobil lalu berlari ke arah Aiza.

"LEPASIN DIA" teriak Reygan.

"Hikss tolong" ujar Aiza yang sudah menangis.

"Siapa kamu?" tanya lelaki preman itu.

"Aku calon suaminya" tegas Reygan. Lagi- lagi Reygan mengaku sebagai calon suami Aiza.

"Haha kamu terlambat" lelaki itu kini menggendong Aiza dan berusaha masuk ke dalam rumahnya.

Dengan sigap Reygan menahannya dan membuat lelaki itu menurunkan Aiza. Reygan tak segan- segan menghajarnya.

Bugh bugh bugh

"Kurang ajar" gumam lelaki itu lalu berbalik menghajar Reygan, Reygan tak mau kalah dia kembali menghajar lelaki itu.

Aiza tak mau menyianyiakan kesempatan, dia berjalan menjauh dari lelaki itu. Aiza meringis saat Reygan terkena hajar.

Aiza kembali meringis saat melihat Reygan di pojokkan ke arah tembok rumah, lelaki itu mencoba mencekik Reygan.

Aiza ketakutan, Aiza bingung harus berbuat apa, hingga akhirnya dia menemukan batu besar. Lalu dengan sekuat tenaga menimpuk punggung lelaki itu dengan batu besar.

"Arghh" ringis lelaki itu hingga terjatuh. Lelaki itu masih sadar, hanya saja kini punggungnya mengeluarkan darah.

Aiza dengan cepat menarik tangan Reygan lalu mengajaknya berlari menuju mobil sebelum laki- laki itu bangkit.

"Hoshh hoshh hoshh" Aiza dan Reygan masih ngos ngosan.

"Cepetan pergi dari sini, ayo jalankan mobilnya" Aiza meminta Reygan melajukan mobilnya tapi Reygan masih merasakan sakit.

"Reygan, please" ini kali pertama Aiza memohon, kali pertama juga Aiza menyebut nama Reygan.

Itu membuat Reygan menoleh ke arah Aiza, Reygan melihat ketakutan di mata Aiza. Reygan tidak tega, dengan tenaga yang masih tersisa Reygan pun melajukan mobilnya.

Aiza sedari tadi hanya diam saja, diam- diam dia menangis. Aiza memiringkan wajahnya. Sampai- sampai jilbab yang dipakainya basah.

"Langsung ke tempat laundry?" tanya Reygan.

"Hm"

"Oke"

Reygan melirik ke arah Aiza, dia tahu jika Aiza sedang menangis. Dia tidak tega, dia tidak suka melihat perempuan menangis.

"Aiza?"

"Hm"

"Mau makan? Aku lapar"

Aiza menggelengkan kepalanya. Reygan kembali diam, dia tak tahu bagaimana cara menghibur Aiza.

"Berhenti sebentar di depan ya" ujar Aiza lirih namun masih bisa terdengar oleh Reygan.

"Ya"

Beberapa menit kemudian setelah Reygan menunggu di dalam mobil Aiza kembali dengan beberapa kantong plastik.

AIZAWhere stories live. Discover now