MENGAPA

12.6K 535 30
                                    

AIZA POV

Jujur saja walaupun sudah 7 bulan aku tak bertemu Mas Reygan, terkadang di saat- saat tertentu aku masih teringat padanya. Namun aku sangat bersyukur karena ada Rizky, dia membantuku sedikit melupakan Mas Reygan. Tapi jujur aku akui itu memang sulit.

Disinilah aku sekarang dengan kesibukan baruku. Mengambil dan mengantar cucian tamu hotel.

"Aiza" panggil Rizky, sahabtku, dia tak bosan- bosannya mengangguku saat bekerja. Sahabat macam apa dia, tapi aku suka.

"Apa? Gak usah gangu, Aiza masih banyak kerjaan" balasku.

"Heleh gitu aje marah"

"Udah udah sana pergi" aku mengusir Rizky.

"Semangat kerjanya, jangan lupa makan entar, gue beliin salad kesukaan lo, gue pergi dulu ada urusan"

"Yang bener?" Aku senang mendengar nya. Sahabatku ini memang mengerti sekali.

Aku dengan cepat melangkah, tak sabar menyelesaikan pekerjaanku. Namun naas, kemalangan menimpaku. Aku menabrak seseorang hingga membuatku jatuh tersungkur, bahkan seluruh cucian yang ku bawa jatuh berserakan.

"Maaf pak, maaf saya tidak sengaja" ucapku meminta maaf sambil membungkuk.

"Iya nggakpapa, saya juga yang salah. Saya terburu- buru tadi"

Aku benar- benar kaget saat mendengar suara orang itu. Suaranya bergitu familiar di telingaku. Suara yang selama ini berusaha aku lupakan. Bahkan suara ini yang beberapa kali masuk ke dalam mimpiku.

Aku segera beranjak dari hadapan orang itu, jika benar dia adalah Mas Reygan, aku sama sekali tak ingin melihatnya.

Akan tetapi saat aku hendak pergi, lenganku di tahan olehnya cukup kuat membuatku berbalik dan mendongakkan wajahku. Dan benar saja dia mantan suamiku.

"Aiza" lirihnya.

Aku terdiam sejenak lalu tersadar, aku mencoba melepaskan tangan Mas Reygan.

"Maaf mungkin anda salah orang" ucapku lalu berlalu pergi.

Aku tidak tahu Tuhan sedang merencanakan apa. Tapi, Mengapa aku harus bertemu lagi dengannya?

Aku duduk mencoba menenangkan pikirku di dalam ruangan karyawan.

"Aiza kerjaanmu dah selesai?" tanya Vani, dia rekan kerjaku, dia juga seorang valet.

Aku mengangguk lemah.

"Yahh enak banget, masih ada dua lantai yang belum ku susuri"

"Semangattt" aku mengepalkan tanganku dan berusaha tersenyum memberikan semangat untuk Vani.

Vani keluar, aku meletakkan kepalaku di meja. Aku berharap tidak akan bertemu dengan Mas Reygan lagi. Aku harap Mas Reygan hanya sebentar di hotel ini.

"AIZAA" teriakan Vani dari luar terdengar sampai ke dalam.

"Ada apa Van?" Aku keluar dan melihat Vani sudah ngos- ngosan.

"Aiza kamu sekarang mending ke ruang meeting di lantai 7, cepetan Pak Bayu marah besar"

"Lah kok Aiza, Aiza kan gak salah"

"Bukan, bukan Aiza, Pak Bayu sedang memarahi seorang pelayan, cepat sana Pak Bayu menyuruh salah seorang valet untuk pergi ke sana. Kebetulan cuma kamu yang lagi selo"

"Sekarang?"

"Iya iya cepetan, sebelum kita kena semprot sama Pak Bayu juga"

"Oke oke siap"

AIZAWhere stories live. Discover now