🦁HMM🦁

9.7K 465 14
                                    

Aiza tidak terima dirinya ditarik seperti itu. Entah perasaan marah atau kesal, Reygan terus saja menarik Aiza. Hingga pada akhirnya Aiza berhenti dan mengibaskan tangannya, "Lepasin".

"Aiza, mau kemana?" Reygan berbalik dan mendapati Aiza sudah beranjak pergi. Reygan pun menyusulnya.

Reygan menyamai langkah Aiza, dia berjalan di samping Aiza dan mengikuti setiap pergerakan Aiza, belok kanan, lurus, belok kiri, berhenti di depan lift lalu masuk sebuah lift. Aiza hanya diam, Reygan tetap berada di sampingnya.

Tak lama kemudian lift terbuka pada lantai 1 rumah sakit itu, Aiza ingin melangkahkan kaki keluar namun Reygan menahannya, "Aku antar pulang".

Pintu lift pun tertutup kembali, dan kini Reygan memencet tombol basement. Saat sudah sampai basement, Reygan keluar, namun Aiza masih tetap di dalam lift.

"Ayo Aiza"

"Aiza, aku antar pulang" ujar Reygan lagi.

"Aish" Aiza masih diam saja hingga akhirnya Reygan menarik Aiza.

Namun sayangnya saat Aiza hampir keluar pintu lift tertutup hingga membuat tubuh Aiza sedikit terbentur melihat hal tersebut Reygan dengan cepat memencet tombol agar pintu terbuka. Aiza sedikit meringis.

"Ada yang sakit?" tanya Reygan tampak mengamati.

Aiza hanya menggeleng.

"Maaf, ayo aku antar pulang"

"Sudahlah Reygan, aku bisa pulang sendiri, lagipula kamu harus menjaga ayah kamu"

"Mengantarkanmu tidak butuh waktu lama, ada perawat yang menjaga ayahku"

Aiza menurut, berdebat hanya akan membuang waktu. Aiza juga tidak ingin Reygan meninggalkan ayahnya terlalu lama. Sedangkan Reygan, kini dia cemas melihat Aiza yang masih marah dengannya.

Di dalam mobil suasana hening sekali, Reygan menggerak- gerakkan jarinya. Dia bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Aiza sendiri hanya diam dan terus menatap kea rah jendela.

"Aiza"

"Hm"

"Maaf, aku tadi tidak bermaksud...."

"Ya" belum sempat Reygan melanjutkan Aiza sudah memotongnya. Aiza tak ingin mendengar banyak dari Reygan.

Singkat sekali, Reygan merasa bersalah. Seharusnya dia tak bersikap seperti tadi di depan Fadil. Tapi Reygan lepas kendali, dia terlalu kesal dengan Fadil yang semakin mendekati Aiza. Walaupun memang pada kenyataannya Fadil lah yang terlebih dahulu dekat dengan Aiza.

"Marah?" tanya Reygan.

"Gak"

.

.

.

.

.

.

"Kamu suka....Fadil?" tanya Reygan tiba- tiba membuat Aiza terkejut.

Hening . . .

Hening . . .

Suasana menjadi teramat canggung.

"Kamu tidak perlu tahu sejauh itu" celetuk Aiza membalas pertanyaan Reygan.

"Oke"

Kira- kira 20 menit berlalu, kini mereka sudah sampai di tempat laundry Aiza. Aiza segera membuka pintu mobil dan turun. Reygan membiarkannya, mungkin Aiza memang perlu waktu untuk sendiri.

AIZAOnde histórias criam vida. Descubra agora