Part 32

2.8K 102 0
                                    

Happy Reading.

"AH!!!" seru iren yang terlihat gusar.

"kenapa loe?" tanya dayat yang melirik kearah iren yang kini duduk tepat disebrangnya.

"IH!! GUE KESAL!" Serunya lagi sambil memukul meja caffe yang berada didepannya.

"Kenapa sih?" tanya dayat lagi.

"Loe inget kan yang nyapa gue pas tadi malam di caffe?"

"Hmm?"

"Tadi pas disekolah, dia nanya apa gue nge-date sama loe? Pas didepan Aletta." ucap iren terjeda.

"Loe pikir dong, gue gak mau kalau Letta salah paham sama gue. IH! gila tu cewek!!" jelasnya yang benar-benar terlihat sangat kesal.

"Terus gimana?" tanya dayat yang sudah paham akan masalah yang dibarusan dimaksud oleh iren.

"Gue gak mungkin bilang ke dayat, kalau dia benar-benar pengen ngejauhin dayat." ucap batinnya sejenak.

Menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Mencoba mengontrol dirinya~

"Yaa, gue gak mau aja gitu letta salah paham."

"Terus respon dia gimana?"

"Yaa, dia bilang kalau dia gak percaya aja gitu.." Jelas iren yang mencoba mengontrol dirinya agar tidak terlepas kendali.

"Ohh, baguss."

"Udah, loe tenang. Letta kan gak percaya juga sama tu cewek. Ya udah, sana loe pesen minum. Gue traktir."

"Umm, enggak deh. Gue mau pulang aja."

"Yakin? Di traktir loh?"

"Iyaa, ya udah duluan. Byee" ucap Iren yang bangkit dari duduknya.

"Iyaa.." sahut dayat membalas lambaian tangan iren.

"Sori ren, gue gak yakin sama ucapan loe barusan. Gue ngerasa ada yang loe sembunyiin." gumam dayat pelan.

♡♡♡♡

Matanya kini membinar saat menatap langit jakarta. Langit yang cerah hari ini, batinnya.
Gedung-gedung tinggi menjulang tinggi disana. Sunggu indah..

Kini ia kembali beralih menatap jam yang melingkar ditangannya. Sebentar lagi mungkin ia akan sampai di tempat yang ia tuju. Matanya tertuju ketangan kanannya yang melingkar gelang berwarna hitam dan juga berwarna marron. Senyuman terukir dibibirnya, sungguh! Ingin ia mempercepat jalannya taksi agar segera sampai ketempat yang ia tuju.

Senyuman terukir sangat lebar disana. Saat taksi sudah memasukki area perumahan yang begitu sangat indah.

"Ini uangnya pak," ucapnya sambil memberikannya kepada supir taksi.

"Makasih mas," ucap bapak-bapak tersebut sambil mengulas senyuman. Senyuman tersebut ia balas dengan begitu hangat.

"Haii," sapa kak tata memeluknya dengan hangat.

Aletta ✔ [ COMPLETE ]Where stories live. Discover now