Part 29

3K 123 7
                                    

Happy Reading.


Decitan sepatu menghiasi lapangan siang ini. Anak-anak bermain basket dicuaca yang tidak terlalu terik untuk jam istirahat pertama ini.

Koridor yang sangat ramai dengan siswa siswi yang berlalu lalang disana. Tepat dilantai dua, sambil menatap kearah lapangan dayat dan juga aletta berdiri. Saling diam untuk beberapa menit ini.

Saling menarik nafas dan membuang nafas. Tidak ada ucapan kata yang mereka lontarkan saat sejak dayat mengajak Aletta untuk bertemu diistirahat pertama.

Menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan "Kenapa ngajak ketemu?" tanya Aletta pada akhirnya.

"Sori ganggu istirahat loe." ucap dayat  dengan mata yang masih menatap kearah lapangan.

"Gak papa. Kenapa?" tanya aletta lagi.

"Sori., Sori gue gak nurutin saran loe tentang gatra. Mungkin gu..,"

"Gue gak pantas untuk loe turutin. Semua itu ada di hak loe, nerima atau nolak. Kenapa loe harus minta maaf sama gue." Jelas dayat yang memotong ucapan Aletta barusan.

"Gue tau, gue salah enggak ngasih tau loe. Gue juga bingung kenapa gue bisa spontan nerima gatra. Awalnya, gatra minta gue buat ngejawab semua itu dilapangan. Tapi disaat gatra nelpon gue, disitu hati gue udah mau nolak tapi gak tau kenapa spontan mulut gue bilang nerima dia."

"Itu artinya loe suka dia." sambung dayat dingin.

Aletta menggeleng cepat "Gue gak suka. Gue baru kenal dia. Dia memang baik, tapi bukan berarti dengan mudah gue nerima dia gitu aja."

"Loe gak sadar sama ucapan loe barusan?" tanya dayat yang kini menoleh kearah Aletta dan menatap mata perempuan itu.

"Enggak mudah buat loe nerima dia, tapi disini loe udah megang status sebagai pacarnya." Sambung dayat yang hanya mendapat tatapan bingung dari Aletta.

Aletta hanya mengutuk dirinya. Kenapa ia bisa tidak sadar dengan ucapannya barusan. Oh! Begitu lambatnya kah otak Aletta ini mencerna kata-kata.

"Gue ngajak loe buat ketemu, bukan buat ngebahas hal yang udah lalu. Tapi gue minta loe buat biasa aja sama gatra, jangan seperti seseorang yang tertekan hanya buat mencari hal ternyaman. Mungkin aja gatra orang ternyaman buat loe."

"Gue gak bisa jamin kalau gatra orang ternyaman buat gue."

"Karna?" tanya dayat

"Karna, kenyamanan gue itu ada di loe. Bukan di gatra."

"Loe ngelawak? Udah sana kekantin, makan. Jangan buat istirahat loe sia-sia sama hal yang gak ada gunanya." Jelas dayat lalu pergi meninggalkan Aletta yang masih diam terpaku menatap punggung dayat yang sudah mulai menjauh darinya.

"Gue sayang sama loe, bukan sama gatra." Gumam aletta pelan, sangat pelan.

♡♡♡♡

Aletta hanya diam diperpustakaan setelah bertemu dengan Dayat benerapa menit yang lalu. Duduk sambil menuliskan lirik lagu yang dikiranya sangat pas untuk mengisi keadaannya saat ini.

Memasang earphone dan mendengarkan lagu tersebut. Menuliskan lirik lagunya didalam buku diary kesayangan miliknya.

Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya...

Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri...

Aletta ✔ [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang