"Haii, gak pulang lo?"

"Hujan, lo sendiri?"

"Dijalan nyokap gue."

Dayat mengangguk dengan tatapan yang terus kewajah aletta. Aletta hanya diam sambil menatap air hujan yang terus jatuh.

"Yat, letta gue duluan ya. Byee." ujar iren yang pergi meninggalkan Aletta dan juga dayat yang masih diam membeku.

"Masih marah?" tanya dayat yang kini duduk tepat disamping aletta.

"Ya elahh!! Gitu doang marah." sambung dayat

"IH!! bacot tau gak!" seru aletta

"IH! galak amat." sahut dayat

"Marah itu liat gue, jangan buang muka gitu."

"Suka-suka gue."

"Ya udah deh. Sori sori."

"Mau kemana?" tanya aletta yang melihat dayat jalan duluan meninggalkannya.

"Pulang." sahut dayat yang menghentikan langkahnya.

"Ohhh.."

"Kenapa? Mau ikut?" Aletta hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari dayat barusan.

"Bukannya lo mau jalan sama gatra?"

Aletta mengerutkan kedua alisnya menatap dayat dihadapannya "Tau dari mana?"

"Gatranya mana? Harusnya dia yang anterin lo pulang. Kan dia gak tau rumah lo, gimana mau ajak lo jalan nanti sore." Ucap dayat yang membuat aletta mengerutkan kedua alisnya lagi setelah mendengar ucapan dayat barusan.

"Lo denger apa yang gue sama dia omongin?"

"Iyaa, sori kalau itu lancang."

"Kenapa?"

"Gue balik duluan." ujar dayat yang meninggalkan aletta yang masih bertanya-tanya apa maksud dari dayat barusan. Ia kembali duduk dengan pikiran yang tidak ia mengerti sama sekali.

Hujan terus turun dengan sangat deras siang ini. Keadaan sekolah yang mulai sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang masih menunggu jemputan dari orang tua mereka. Berbeda dengan Aletta, ia masih disekolah bukan berarti menunggu jemputan dari Ayah ataupun kakaknya. Melainkan hanya ingin duduk dikursi koridor sambil merenungkan semua yang ia alami hari ini.

Sikap dayat, yang tentu saja membuatnya merasa terus bertanya-tanya. Aneh aneh dan aneh. Selalu saja begini.

"Hujann, gue emang enggak bisa buat kata-kata tentang sebuah perasaan yang selalu disangkut pautkan denganmu. Entah apa yang gue pikirkan. Gue ngerasa, buat sekarang lebih baik gue disini. Duduk liat butiran air yang jatuh dari langit. Yang berisi keluh kesah dari setiap orang." Ujar aletta sambil menatap lurus kedepan.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Aletta masih berada disekolah. Duduk diam dan menulis kata demi kata yang ia ucapkan. Hujan sudah berhenti sejak setengah jam yang lalu. Namun, aletta masih enggan untuk beranjak dari kursinya.


Aletta 2002

Hari ini,
Gue duduk dikursi koridor lebih dari dua jam. Bukan berarti gue gak keram cuman duduk aja. Gue ada berdiri dan berjalan kok.

Entah kenapa,
Gue enggan untuk pulang.
Bukan seperti anak yang sedang ada masalah dirumah lalu enggan untuk pulang.
Tapi gue,
Cuman ingin melihat langit yang gelap karna hujan.
Ingin melihat berbagai air hujan yang jatuh secara begantian, namun dengan tempo yang cepat.

Gue bukan anak indie yang bisa mengungkapkan kata-kata dengan berbagai disekitar gue. Gue cuman anak biasa, yang selalu mengisi diary gue dengan ketidak jelasan yang selalu gue ceritakan.

Tapi setelah itu,
gue ada ketertarikan sedikit buat menjadi seorang penulis atau bahkan yang lainnya.
Entah kenapa,
Gue selalu nyaman, apabila yang gue rasain selalu gue tulis di buku diary ini...

Sebuah ungkapan labil dari pikiran maupun hati gue, perlahan ingin gue ungkapkan melalui tulisan gue.

-Aletta 2002

HOPE YOU LIKE IT.
.
JANGAN LUPA VOTE COMMENT.
.
ENJOY GUYS
.


Aletta ✔ [ COMPLETE ]Where stories live. Discover now