87: The Big War's Truth

106 12 4
                                    

(Hiiro's PoV)

—Kota Thereford—Malamnya—

Aku sampai di kota ini. Kota yang harusnya dipenuhi oleh anggota Slave Liberators, korban-korban perbudakkan yang diselamatkan oleh Slave Liberators... akan tetapi...

"Padahal baru seminggu... kota ini sudah menjadi seperti kota hantu..."

Sejauh aku berjalan, aku tak menemukan satu orangpun. Semua lampu bangunan mati. Tak ada tanda-tanda makhluk hidup selainku dan beberapa serangga di sini.

Tak ada mayat. Tak ada bau darah segar selama beberapa hari. Tak ada bau yang menyengat di sini. Malahan, baunya segar. Tak ada bau yang khas di sini. Seperti jejak bau sudah secara penuh dihilangkan.

Apa-apaan ini...

"Kita coba cek panti asuhan."

"Baik..."

Dengan penuh harapan untuk menemukan orang di panti asuhan, aku berjalan menuju ke sana. Akan tetapi yang aku temukan hanyalah bangunan yang gelap. Padahal saat aku terakhir ke sini, lampunya masih nyala sekitar jam segini.

"Ke mana semua orang pergi...?"

"Kak Rai..."

Aku datang untuk mencari Tempester, sekaligus mencari informasi soal Slayer, tapi aku malah menemukan kota yang telah ditinggalkan seperti ini...

"*Vraaa*"

Sebuah suara makhluk menggema di langit. Suara makhluk yang rasanya tak asing di telingaku. Kalau aku bisa mendengar sumber suara itu berasal dari atas Thereford, berarti makhluk itu terbang melebihi ketinggian gunung ini.

Makhluk apa yang bisa sampai bersuara seperti itu di ketinggian ini?

"Mata Sayu, suara barusan..."

Aku segera melepas jubahku, lalu melompat dan terbang. Dan di saat aku terbang menuju ke sumber suara itu, aku mulai bisa melihat sesosok bayangan. Lalu, aku berhenti tepat di ketinggian yang sama dengannya.

Badan dan kaki manusia, dengan tangan, sayap dan kepala dari... seekor naga...!?

"Bahkan kerajaan membuat Chimera seperti ini...!?"

Aku tak tahu cara apa yang mereka gunakan, tapi aku segera menyiapkan cakarku dan bersiap untuk bertarung.

"Tunggu."

Aku langsung terkejut ketika aku mendengar suara keluar dari mulutnya.

"Dia bisa bicara!?"

Ya... itu sungguh mengejutkan...

"Aku bisa merasakan keberadaan ayahku dalam tubuhmu."

Dilihat baik-baik, warna kepalanya putih... tak banyak naga dengan warna seperti itu.

"Ayahku bercerita satu kali. Di waktu di mana dirinya juga sama seperti kita saat ini, mirip Werebeast na... tidak, dia bilang kalau dia adalah Warbeast naga sepenuhnya."

Ayah...?

"Maksudmu... naga putih pengguna Reformation...?"

Dia mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Saat itu adalah waktu perang, setelah ibuku yang adalah seorang manusia melahirkanku. Ayahku saat itu pulang dari berburu, melihat desa yang diporak-porandakan, rumah kami yang rusak, dan sosok ibu yang telanjang, penuh luka, dan tak bernapas. Meninggalkan hanya aku yang disembunyikan dan mulutku dibungkam dalam sebuah ruang bawah tanah tersembunyi."

Slave Liberators [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang